🍁 Chapter 26

29 8 1
                                    

“Berarti sudah jelas jika memang ada yang dilewatkan di sini.” Ucap Minho lagi. “Dan kau masih memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh para penyihir hitam itu.”

Apa yang keluar dari mulut Minho membuat baik Juyeon maupun Hyunjae menatapnya dengan mata yang melotot tak percaya. Tapi itu tak lama untuk Hyunjae karena pemilik manik kebiruan itu langsung melempar tatapan serupa pada Juyeon. Sesaat setelahnya, ia bergeser menjauh karena duduk tepat di samping saudara kembar Minho itu. Tingkahnya itu mengundang tawa kecil dari Minho dan delikan tajam dari Juyeon.

“Kau kenapa?” Tanya Juyeon tidak senang.

Tapi Hyunjae acuh padanya. Nyatanya, penyihir aquasera itu memilih mengibaskan tangannya di depan Juyeon lalu menunjuk Minho—memberi isyarat jika mereka harus melanjutkan pembicaraan dengan axeldian yang satu itu. Hal itu didukung dengan tatapannya yang berpindah pada Minho.

“Jadi, Minho, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Hyunjae begitu saja.

“Kita semua atau hanya kau dan Juyeon saja?” Tapi, bukannya menjawab pertanyaan Hyunjae, Minho malah mengajukan pertanyaan lain. Kekehan kecil itu masih keluar dari kedua belah bibirnya.

“Aish, tentu saja kita semua.” Balas Hyunjae. “Sadar atau tidak, tapi kau dan saudara kembarmu juga aku dan Chris saling terikat satu sama lain. Jadi, ayo pikirkan sesuatu yang harus kita lakukan! Aku tidak mau berurusan dengan penyihir hitam lagi, mereka menyebalkan.” Lanjut sahabat Chris itu sambil melirik Juyeon.

Jawaban serta lirikan yang Hyunjae berikan pada Juyeon kembali mengundang kekehan Minho dan delikan tajam Juyeon. Tapi Hyunjae masih tetap acuh. Dan itu tidak berlangsung lama hingga Minho mengulurkan tangannya untuk meraih satu buah apel berwarna keunguan di atas meja.

Setelah meraih satu buah apel, Minho tersenyum kecil sebelum mengacungkan tangannya yang memegang buah itu sambil tersenyum kecil. “Pertama, jelas kita harus tahu ada di mana penyihir hitam itu meletakan sesuatu dalam tubuh Juyeon yang berpotensi menjadi senjata untuk menyerang kita nantinya.” Ucap saudara kembar Juyeon kemudian. Tatapannya yang semula mengarah pada apel berwarna keunguan itu, perlahan bergerak untuk menatap dua penyihir yang duduk di hadapannya bergantian.

“Bagaimana caranya?” Dan tak butuh waktu lama hingga Hyunjae memberikan reaksi itu.

“Aku tidak tahu. Tapi itu tugasmu karena kau dominusnya.” Jawab Minho begitu saja.

“Kau tidak tahu?” Hyunjae terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja Minho katakan. Oh, tentu saja, selama ini semua hal yang berhubungan dengan axeldian hanya axeldian itu sendiri yang tahu. Lalu, apa sekarang? Tapi, Minho yang duduk di depannya hanya memberikan anggukannya. “Yang benar saja, Minho? Kau bahkan tahu bagaimana caranya membuka segel kekuatan Juyeon, lalu bagaimana kau tidak tahu hal yang tidak seberapa ini?”

“Tapi, aku sungguhan tidak tahu.” Jawab Minho sebelum ia menggigit sedikit apel di tangannya dan memakannya dengan tenang. “Aku tak pernah berhubungan langsung dengan penyihir hitam, jadi aku jelas tidak tahu. Axeldian di sampingmu itu jelas lebih tahu.”

“Dia bahkan tidak tahu apa yang terjadi hari itu.”

“Aku juga—” Minho tidak selesaikan ucapannya, ia tiba-tiba terdiam membuat Hyunjae menatapnya heran. Sedangkan axeldian itu sendiri masih diam sebelum kembali menatap apel yang ada di tangannya dan Juyeon bergantian sebanyak beberapa kali. Setelahnya, barulah ia meraih satu apel lagi dari keranjang dan melemparnya begitu saja pada sang saudara kembar. Beruntung saudaranya itu punya reflek yang bagus sehingga bisa menerima lemparan apel itu dengan baik. “Gunakan itu.”

“Apa?” Tanya Juyeon tak mengerti.

“Apel ini adalah buah dari puncak pohon apel yang menjaga rumah ini. Warnanya berbeda dari buah yang posisinya lebih rendah darinya karena ada kekuatan axeldian terdahulu yang tertinggal juga sisa sihir hitam karena pernah ada axeldian yang mati dibakar di bawah pohon itu. Sebelum aku memetik buah itu, si pohon apel sudah mengatakan padaku jika buah itu bisa berguna untuk mengobati seseorang yang terkena sihir hitam. Tadinya, aku ingin memberikan itu pada Chris, tapi kupikir, itu bisa juga menunjukan apa yang kita cari.”

DOMINUS AXELDIANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora