🍁 Chapter 28

28 9 1
                                    

Juyeon mengerjap dua kali, lalu menatap bergantian Kevin dan Chanhee yang berdiri di hadapannya dan Hyunjae. Mereka kini sedang berada di belakang menara—bersiap untuk masuk ke hutan—seperti yang dimintainya saat menghubungi Kevin tadi. Tapi, sejak dua sahabatnya itu datang, mereka tidak bergerak sedikitpun untuk mulai masuk ke dalam hutan. Juyeon sendiri sudah mengajak mereka untuk masuk, tapi keduanya tetap diam di posisi yang sama.

“Kita tidak bisa masuk dan memeriksamu sekarang, Juyeon?” Hyunjae yang sudah mulai jengah dengan keterdiamannya mereka di tempat itu. Tatapannya ia arahkan sepenuhnya pada Juyeon—membuat axeldian itu langsung membalas tatapannya. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa saat ke depan.” Lanjutnya kemudian.

Di sampingnya, Juyeon mengangguk dua kali. “Ya, seharusnya kita sudah masuk ke dalam sana.” Jawab axeldian itu kemudian. “Tapi, kenapa mereka tidak mau bergerak sama sekali?”

“Mereka sahabatmu, katakan sesuatu lagi pada mereka.”

Juyeon mengangguk lagi. Kali ini, tidak memberikan jawaban pada dominusnya. Saudara kembar Minho itu memilih untuk melempar tatap pada peri dan penyihir yang berdiri di depan mereka itu.

“Kenapa kalian diam saja?” Tanyanya kemudian.

“Kenapa kalian tidak berjarak sama sekali?”

Tidak ada jawaban yang didapat Juyeon dan Hyunjae. Nyatanya, Kevin malah mengajukan pertanyaan lain pada mereka. Di samping peri charusmitadian itu, si penyihir berambut merah muda mengangguk—tanda menyetujui apa yang sang sahabat tanyakan.

Juyeon tidak langsung menjawab. Ia menatap kedua sahabatnya itu bergantian sebelum menatap ke samping. Saat yang sama, Hyunjae juga menatapnya. Dan kini, ia baru menyadari jika posisinya dan sang dominus terlampau dekat. Oh, bahkan kedua tangan mereka masih saling bertaut di belakang tubuh mereka. Sepertinya, Kevin dan Chanhee akan mempertanyakan mengenai hal itu juga jika mereka melihatnya.

Oh, tentang tangan yang bertaut itu, Juyeon baru saja merasakan gerakan tangan Hyunjae yang melepaskannya dengan paksa. Bahkan, sahabat Chris itu juga bergerak cepat untuk bergeser menjauh darinya.

“Kami sedang menyusun strategi perang.” Jawaban Hyunjae memang asal. Juyeon yang masih belum mengalihkan tatap darinya tidak dapat menahan diri untuk mendengus geli. Tapi, axeldian itu tidak memberikan bantahan atau dukungan. Ia diam saja sambil kembali melempar tatap pada dua sahabatnya yang sudah memincing tajam padanya dan Hyunjae. “Tapi itu sudah selesai. Jadi, ayo kita masuk.”

“Strategi perang apanya?” Kevin jelas tidak percaya dengan jawaban penyihir aquasera itu.

“Juyeon bisa membuat kontak dengan penyihir lainnya. Kalian bahkan bisa saling bicara dari dua lokasi berbeda.” Tambah Chanhee begitu saja.

“Aku penyihir edelweis, jika kau lupa.” Sahut Hyunjae begitu saja.

“Strategi perang biasanya dibicarakan di ruang kepala akademi.”

“Aish, sudahlah! Kapan kita masuk dan menyelesaikan satu masalah jika kita tetap di sini untuk membicarakan hal tidak penting?”

Hyunjae terlihat tidak peduli dengan jawaban apa yang akan diberikan peri dan penyihir sahabat Juyeon di depan sana. Ia juga tidak tahu bagaimana tanggapan sang axeldian sendiri. Yang ia lakukan setelah itu hanya berbalik dan mulai melangkah lebih dulu untuk masuk ke dalam hutan. Pikirnya, mereka tentu tidak harus membicarakan hal tidak penting mengenai kedekatannya dengan Juyeon saat ini. Karena sudah jelas ada masalah yang harus mereka selesaikan.

Sementara itu, baik Juyeon maupun kedua sahabatnya sama sekali tidak memberikan jawaban. Ketiganya hanya diam dan menatap punggung Hyunjae yang bergerak menjauh. Juyeon tidak lama karena ia segera melempar tatap pada dua sahabatnya itu. Setelahnya, saat tatapan peri charusmitadian dan penyihir plantasera itu juga mengarah padanya, ia hanya mengendik sebelum melangkahkan kaki untuk ikut masuk ke dalam hutan. Beruntung Kevin dan Chanhee tidak bicara dan segera mengikutinya.

DOMINUS AXELDIANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora