Part 38

91 11 0
                                    


"Kamu yakin gak papa?"

"Kamu takut?"

"Ya, engga sih. Cuma groji aja dikit."

Dewa menghentikan mobil, menepikan sebentar lalu menatap Arsha yang tampak gelisah sejak Dewa menjemputnya tadi. sedikit informasi, Arsha sudah kembali pulang ke-rumah bersama Syerin dan mamanya. Dewa terus memperhatikan gelagat Arsha yang kini asik memainkan seatbelt yang ia kenakan.

"Kan kita udah pernah lunch bareng Bunda, Ayah, Ardi. Mereka semua udah kenal kamu. Apa yang ditakutin coba."

"Kan itu udah lama. Beberapa tahun ini aku gak bareng kamu nanti kalo mereka tanya yang aneh-aneh aku harus jawab apa."

"Kamu jawab aja yang jujur."

"Iya. Tapi kan.. Ah, aku bingung banget mau nyapa mereka kayak gimana."

Arsha memalingkan wajah menatap kaca jendela yang mulai berembun akibat rintik-rintik gerimis yang mulai turun menyapa bumi. Dewa menghela napas sebentar lalu meraih kedua tangan Arsha dan menggenggam tangan itu denga erat, Dewa sedang mencoba menyalurkan energinya pada Arsha, memberi rasa nyaman hingga gadis itu tak perlu takut harus bersikap seperti apa nanti saat dirumahnya. Dewa sedikit maklum dengan sikap Arsha. Mungkin karna ini adalah kali pertama gadis itu diajak ke rumah Dewa, waktu itu mereka hanya bertemu diluar itupun hanya sebentar karna Bunda harus pergi arisan dan Dewa harus mengantar Arsha pulang tapi sekarang posisinya dirumah Dewa pasti akan lama. Arshs harus berbincang dengan ibunya. Arsha menatap manik mata Dewa saat hangat tangan cowok itu perlahan mulai menjalari tubuhnya, Arsha jadi ikut menghangat olehnya.

"Tenang aja aku bakalan tetep disamping kamu, selama dirumah aku gak akan kemana-mana. Nanti kalo mereka nanya-nanya kamu jawab sebisanya kalo terlalu sulit aku yang akan handle. Okey?"

Arsha hanya mengangguk meng-iyakan. Sejujurnya ia masih sangat gugup saat ini bahkan tergambar jelas dari raut wajahnya. Ekspresi seseorang tidak akan bisa berbohong tentunya.

"Jalan lagi?"

"Oke."

Tak butuh waktu lama, bebera menit kemudian mereka sudah sampai dikediaman keluarga Dewa. Mereka kini sedang menuju ruang keluarga yang terletak di lantai atas. Arsha menetralkan degup jantungnya yang mungkin akan terdengar keluar saking kerasnya. Kaki Arsha mendadak lemas begitu saja saat mendengar suara ribut-ribut dari atas, sepertinya sedang ramai. Apakah Dewa membohonginya? Tadi katanya hanya ada Bunda, Ayah dan Ardi kenapa jadi rame. Awas saja kalau benar Arsha tidak akan mengampuni cowok itu, lihat saja nanti.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Halo Bunda, Ayah, A.."

Lah kok? Tadi bukannya suaranya rame banget?

Kok Cuma mereka berdua, gue salah denger kali ya?

"Hai sayang, udah nyampe ya", Bunda tersenyum ramah menyambut kedatangan Arsha. Ayah juga tampak bersahabat, Ayah bahkan langsung mengajak Arsha duduk ditengah-tengah mereka. Arsha yang masih sedikit bingung perlahan mulai bisa relaks berkat sambutan hangat dari keduanya.

"Maaf ya nak, kamu pasti bingung denger suara ribut-ribut kayak di zoo tadi", Ayah menunjuk ke-arah Bunda. "Ini nih, cheetah satu ini bikin emosi Ayah mulu. Katanya power ranger pink itu harusnya pake rok aja padahal kan dia super-hero masa pake rok sih kan jadi gak makesense jadinya."

"Kan dia cewek. Lebih enak diliat kalo pake rok, lebih feminim gitu kesannya."

"Mana ada power ranger feminim sayang nanti kalo dia ngelawan musuhnya masa harus ngangkat rok dulu kan ribet."

Sikampret & Sitengil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang