10

83 20 80
                                    

Karena Aya tidak ingin dipandang teman-temannya menikmati waktu bersama Pasha, maka ia melarang Pasha menjemputnya hari ini dan mungkin seterusnya. Biarkan saja sisa waktu yang masih banyak itu menjadi sia-sia.

Yang Aya lakukan sekarang, mengetikkan sesuatu larangan agar Pasha tidak menjemputnya. Hanya butuh dua belas detik, Pasha membalas chatnya, bertanya kenapa?

"Nih orang beneran bucin ya ke gue. Apa gue secakep itu sampai dia lebay gini?" Lirih Aya.

Cukup lama Aya berpikir sendirian ditengah kelas yang sudah ribut karena masih jam istirahat, sementara tiga temannya masih ada di kantin, menikmati makanan lainnya setelah sebelumnya memesan bakso.

Tasha
Aku bkl nurut klo km bilang alasannya

Aya memejitat keningnya. "Ini lagi mikir alasannya sayang..." gumam Aya sendiri.

Wajah ibunya lalu terlintas, seketika bibirnya melengkung sambil mengetik balasan untuk Pasha.

Aya
Djmput mumi

Tasha
Pake motor?
Take care, bilangin mumi, bwa motor jgn cpet

Aya
Heeh
Siap...
Eh gk mau bilang, tar mumi curiga
Om apasih, panggil mumi ku, mumi juga😡

Tasha
Gk bole?
Ak lanjut kerja lgi, see u

Aya
Gk lah, itu kan nyokap gue bkn nyokap lo (Delete)
Tante aja, ak gk mau konsian mumi ke km
Jgn lupa mkn siang! 🥰

"Kurang ajar amet gue ngetik begitu, bisa ngambek dia." Gumam Aya.

Aya lalu menaruh ponselnya di tas begitu warna abu-abu itu tak kunjung berganti.

🌷

"Yuhuu... ada orang?" Teriak Aya begitu masuk rumah. Tampak terlihat sepi dan terkesan angker.

"Nggak ada orang," sahut seseorang dari arah dapur.

Pandangan Aya lalu mengarah pada Ersya yang baru saja masuk rumah sambil melepas helm.

"Mum, bilangin Abah, rumah kita angker perlu di sucikan, masa tadi Aya nanya, ada orang apa enggak, terus ada yang jawab, katanya nggak ada."

Ersya hanya menggeleng, melenggang pergi menuju kamar. Ia sudah sangat maklum dengan orang-orang rumah.

"Ada yang ngatain Babahnya sendiri hantu, berarti siap, nggak dibayarin yang empat ratus dua puluh ribu malam ini," sindir Moez yang sibuk mencuci piring begitu Aya berada di dapur, niatnya hendak mencuci tangan dan kaki.

"Abah becandanya nggak lucu. Jangan gitu dong, Aya udah pesen lho."

"Gue nggak main-main. Lo bayar sendiri."

"Astagfirullah Bah. Jangan, duit dari mana Aya segitu, Bah?"

"Lo sih, ngincer parfum kemahalan, udah tahu duit masih minta."

"Ya kan, Aya punya Abah yang siap bayarin, apa dong fungsinya duit Abah kalo nggak buat nyenengin hati istri sama anak-anak."

"Lo mah kalau dibilangin nyaut mulu. Tuh gue beliin susu hilo, kapan hari lo dikatain Ifeh pendek 'kan, lo sih waktu kecil sukanya minum es teh."

The game Where stories live. Discover now