23

70 13 56
                                    

Karena terlalu memikirkan anaknya yang plinplan, Moez sampai salah kirim sejumlah uang ke rekening rekan bisnisnya.

Moez langsung memijat kening begitu mendapatkan telepon dari salah satu bawahan rekanan bisnisnya, yang menginfokan jika Moez sudah membayar hutang satu bulan lalu. Lalu untuk apa uang yang baru ditransfer melalui m-banking itu.

Moez berdecak, dan langsung meminta uangnya ditransfer kembali. Rencananya, uang itu akan ia gunakan membayar hutang ke rekan bisnisnya yang lain karena sudah jatuh tempo.

Moez menoleh, mendapati Ersya duduk di sampingnya dengan membawa kopi. Sang istri menyuruhnya minum, tetapi ia malah menyalakan rokok karena kepalanya mendadak pusing sekarang. Dua ratus empat puluh dua juta itu bukan uang sedikit. Mencari di mana seandainya uang tak dapat kembali dalam waktu lima jam.

"Aya ada bilang sesuatu?" Tanya Moez yang langsung diangguki Ersya.

"Apa katanya?"

"Tadi pagi dia udah mantep terima Pasha."

Moez berdecak. "Gitu mulu, nanti siang pasti beda lagi."

"Nggak tahu juga, tapi kita doain aja semoga enggak lagi."

"Kamu ngedukung Aya kawin muda?"

"Kalo aku maunya sih Aya jangan ngelangkahin Kakaknya, tapi kalo udah jalannya kita bisa apa."

Lagi-lagi Moez berdecak. Baru kali ini ia tidak satu pemikiran dengan istrinya. Ia padahal ingin sekali menolak Pasha menjadi menantunya, bahkan ia sudah memikirkan rencana agar tahun ini tidak ada pernikahan untuk sang putri ketiga.

🌷

"Bilangin sama Om Pasha, Bah, Aya udah siap terima dia."

"Lo yakin nih?"

Aya mengangguk mantap.

"Awas lo nanti malem bakal nolak,!nangis-nangis nggak siap kawin lagi kayak kemaren-kemaren."

"Santai, nggak gitu lagi," kata Aya meyakinkan.

"Besok Pasha bakal dateng, masih ada waktu buat nolak dia," begitu kata Moez ketika ia dan Aya dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Abah nggak mau ngeliat Aya nikah muda?"

Moez menghela napas, lalu melihat baju seragam yang digunakan anaknya. "Lo tuh masi sekolah, kemudaan banget inget harga bawang berapa? Cabe sekilo berapa? Bebersih rumah. Lagian gue nggak bisa bayangin misal lo dapet jatah bulanan terus duitnya abis lo beliin parfum."

"Bah, Aya nggak oon-oon banget. Enggak semua duit di tangan Aya, bisa Aya beliin apa yang Aya mau."

"Jadi gimana? Lo terima gitu."

"Kalau Abah ngerestuin," kata Aya dengan mata sibuk melihat ponsel. Gadis itu sedang asyik mengetikkan pujian dan memberi semangat untuk Pablo Gavi di dm instagram Gavi.

"Berat ngerestuin, lo belum tamat sekolah, apa lagi awalnya lo cuma mainin hati dia."

"Ini cuma masalah waktu, Bah. Sekolah atau udah lulus, Aya juga bakal nikah. Soal mainin hati, Aya emang salah, tapi Aya beneran suka dia sekarang."

"Tapi ini beda. Ini buat seumur hidup sekali. Lo nggak bisa mainin pernikahan. Gue nggak mau lo salah langkah, apa lagi lo orangnya plinplan banget."

The game Where stories live. Discover now