Chapter 19

64 81 0
                                    

POV ALEXA

Beberapa minggu kemudian...

Prosedur pemindahan rawat inap Bella telah selesai. Akhirnya Bella sudah bisa diberangkatkan ke Amerika untuk mendapatkan pengobatan yang intensif dan hari inilah hari keberangkatan Bella.

Aku, Allard, Nenek Bella, Dion, Devan, dan Jessica telah berada di bandara. Bella akan ditemani oleh Allard dan Dion selama di sana. Ya aku dan Allard tidak akan bertemu selama beberapa tahun karena Allard juga ada kepentingan di Amerika.

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa beberapa tahun? Karena salah satu perusahaan Allard yang ada di Amerika mengalami masalah yang sangat besar dan pastinya akan sangat sulit dan menghabiskan waktu yang tidak sebentar untuk mengembalikan keadaan seperti semula.

Sebenarnya cukup berat untukku ditinggal jauh oleh Allard dalam waktu yang lama, tapi pria itu mengatakan kalau dia akan pulang beberapa bulan sekali untuk menemuiku.

"Bella, dengerin ucapan tuan Allard ya? Jangan membantahnya, kamu harus patuh selama di sana," ucap nenek memberi pesan.

"Siap nenek. Bella bakalan jadi anak baik dan nggak ngerepotin kakak di sana," jawab Bella.

Nenek Bella mengalihkan pandangannya ke Allard. "Tuan Allard, saya titip Bella ya."

"Pasti, nek. Bella akan aman bersama saya," jawab Allard.

Devan mendekati Bella dan menyamakan tingginya. "Halo anak cantik, wah pak dokter bakal kangen banget sama kamu."

"Bella juga bakal kangen banget sama pak dokter," sahut anak kecil itu.

Mata Devan berbinar mendengarnya. "Beneran?!"

Tanpa disangka anak kecil itu menjulurkan lidahnya. "Bohong deh. Ngapain Bella kangen sama pak dokter, malah Bella iri sama pak dokter."

"Iri kenapa?" tanya Devan.

"Soalnya sekarang pak dokter bisa menguasai bu dokter sepuasnya," jawab Bella kesal.

Devan tertawa mendengar perkataan Bella. "Iya juga."

"Kalo Bella udah sembuh dan balik ke Indonesia, Bella nggak bakal biarin pak dokter deket-deket sama bu dokter!" tegasnya.

"Kalo begitu pak dokter harus memanfaatkan waktu ini dengan baik dong," ledek Devan.

Bella langsung memelukku. "Bu dokter jangan sering-sering ketemu sama pak dokter ya!"

"Mana bisa begitu, bu dokter kan harus kerja jadi bakal ketemu sama pak dokter terus," jawabku.

"Kalo ketemu, bu dokter menghindar aja. Lewat jalan lain atau sembunyi dulu," balasnya.

Aku terkekeh mendengar perintah anak kecil itu. "Kamu ada-ada aja sih. Lagian kenapa kamu nggak mau kalo bu dokter ketemu sama pak dokter?"

"Soalnya pak dokter genit. Semuanya digodain sama pak dokter dan Bella nggak mau kalo bu dokter tergoda juga sama pak dokter genit itu," jawabnya sambil menatap tajam ke arah Devan.

"Ya ampun Bella ternyata kamu diem-diem suka liatin pak dokter ya," sambar Devan.

"Ih pak dokter jangan ngarang gitu deh. Gimana Bella nggak liat, orang pak dokter godain kakak perawatnya di deket Bella!" kata Bella dengan nada tinggi.

Kami semua tertawa melihat perdebatan antara Devan dengan Bella. Keduanya selalu saja ribut setiap bertemu.

"Nenek harus jagain bu dokter ya. Pokoknya jauhin bu dokter dari pak dokter genit ini!" pintanya pada sang nenek.

"Iya iya," jawab nenek Bella.

Jessica menyamakan tingginya dengan Bella dan mengelus kepalanya. "Bella cantik, tenang aja ya. Kan ada kak Jessica di sini. Kakak bakal jagain bu dokter biar nggak tergoda sama dokter genit itu."

Rahasia Keluargaku  ( END )Where stories live. Discover now