Chapter 42

12 11 0
                                    

Sesampainya di kantor, aku bergegas masuk. Betapa terkejutnya aku karena suhu di dalam kantor sangatlah rendah. Sepertinya air akan langsung membeku kalau dibiarkan di dalam sini.

Aku berlari menuju ruangan kesehatan dan membuka pintunya. Namun ternyata pintunya sudah membeku yang mengakibatkan sulit untuk dibuka. Aku mendobrak pintunya dan pintu itu pun terbuka lebar.

Seorang wanita yang tadinya sedang fokus sampai menoleh karena mendengar suara yang keras. "Allard?!"

"Shit, what are you doing?!" bentakku.

Alexa masih dalam keterkejutannya.

"Kamu mau mati kedinginan di dalam sini?!" lanjutku.

"Kenapa kamu bisa ada di sini? Obat bius yang aku kasih ke kamu harusnya bertahan selama sepuluh hari," gumamnya.

Dion berlari masuk dengan nafas terengah-engah. "Maafkan saya, nyonya. Saya tak bisa menahan tuan Allard."

Aku menoleh ke arah pria itu. "Tutup mulutmu, Dion!"

"Jawab aku, Alexa! Kenapa kamu masih di tempat ini?!" Aku menggenggam lengannya dan bisa dirasakan kalau tangannya sangat dingin. "Tangan kamu dingin banget, Alexa!"

Alexa segera menarik tangannya dan menggenggamnya. "I'm fine, Allard."

"Go home with me, right now!" perintahku.

"Wait, I can't," tolaknya.

Kutatap mata wanita itu. "Oke, hal hebat apa yang harus kamu lakuin lagi? Hal apalagi yang bakal kamu korbanin buat nyelamatin semua karyawan nggak berguna itu?"

"Nggak ada hal yang aku korbanin, Allard. Aku baik-baik aja," jawabnya.

"Tangan sedingin es kayak gini kamu bilang baik-baik aja?!" tanyaku.

Wanita itu menggenggam tangannya sendiri. "Ini wajar karena suhu di sini sangat rendah."

"Itu dia. Kalo kamu di sini lebih lama lagi, bakal bahaya buat kamu," ucapku.

"No, I'm fine." Alexa terus saja bersikap keras kepala.

Aku memijat pelipisku. "I don't know what to do with you anymore."

POV ALEXA

Tiba-tiba salah satu karyawan itu terbangun. Aku langsung menghampirinya dan menanyakan kondisinya. "Bagaimana perasaan anda, tuan?"

"Apa yang telah terjadi?" tanya karyawan itu.

Secara bersamaan, karyawan lainnya juga terbangun. Melihat hal itu, aku menutup mulut tak percaya. Apakah aku benar-benar berhasil menyelamatkan semuanya? Apakah sudah selesai sekarang?

"Anda sangat hebat, nyonya," puji Dion.

Aku terduduk dan menangis. "I did it."

"Kenapa Alexa?" tanya Allard khawatir.

"Aku berhasil, Allard. Usaha aku nggak sia-sia," jawabku.

Allard tak mengatakan apapun dan hanya memelukku.

Setelah perasaanku mulai membaik, aku langsung memeriksa semuanya dan mereka semua telah baik-baik saja sekarang.

"Selesai? Pulang sekarang!" paksa Allard.

"Ta—"

"Aku udah cukup bersabar, Alexa. Mereka semua bakal dirawat sama perawat kantor. Tugas kamu udah selesai sekarang," sambung Allard.

Akhirnya aku pasrah dan pulang bersama Allard.

Saat sampai di rumah, Bella langsung berlari memelukku. "Mommyy."

Rahasia Keluargaku  ( END )Where stories live. Discover now