Chapter 31

30 28 0
                                    

Di perjalanan ke supermarket, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arah kami. Aku segera mendorong Bella agar menjauh dari sana.

Mobil itu menabrak tubuhku hingga kepalaku terbentur sangat keras ke jalanan. Mobil yang menabrakku itu langsung pergi begitu saja. Kepalaku terasa sangat sakit. Tiba-tiba muncul potongan ingatan-ingatan yang bahkan aku tidak tahu kalau aku mempunyai ingatan itu.

"Mari kita menikah saat kita dewasa."

"Iya."

"Jangan membantah saya! Dasar anak tidak tau diri!"

"Kamu harus menjadi anak berguna!"

"Papa, Alexa lapar."

"Jangan manja! Kamu adalah aset berharga keluarga Smith."

"Tubuhku sakit semua."

"Aku janji akan mengeluarkan kamu dari neraka itu."

"Tidak! Kamu harus menikah dengan keluarga kerajaan!"

"Alexa, lari!"

"Bibi!!"

"Alexa, tetaplah hidup, sayang. Kamu harus bahagia."

"Gara-gara kamu, anak perempuan saya mati!"

"Halo adik kecil. Aku Alvaro, kakak laki-lakimu."

"Mommyy." Bella menangis sambil melihat ke arahku.

"Bella, jangan nangis. Mommy baik-baik aja." Aku berusaha untuk duduk dan menenangkan gadis kecil itu. Tercium bau darah segar yang mengucur dari kepalaku.

"Ke-kepala mommy berdarah," ucap Bella dengan suara bergetar.

"Mommy cuma terluka kecil. Bella baik-baik aja, kan? Nggak ada yang luka, kan?" tanyaku sambil meneliti tubuhnya.

"Bella baik-baik aja," jawabnya.

Tiba-tiba terdengar suara heboh dari arah lain. Ternyata suara itu berasa dari Jessica yang sedang menghampiriku dengan raut wajah panik dan khawatirnya.

"Jessica? Kenapa kamu ada di sini?" tanyaku bingung.

"Bella telepon aku pake handphone kamu dan dia bilang kalo kamu tertabrak mobil," jawabnya.

"Mommy diem aja tadi jadi Bella telepon kak Jessica dan minta tolong padanya," jelas Bella.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang." Jessica membantu aku berdiri dan membawaku masuk ke mobilnya. Bella mengikuti dari belakang dengan patuh.

Dengan kecepatan kilat, Jessica mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, aku langsung ditangani oleh dokter. Selama lukaku diobati, terpikir olehku apa yang sebenarnya aku lihat tadi. Kenapa anak kecil yang dipukuli itu mempunyai nama yang sama denganku? Banyak pertanyaan yang muncul di benakku tentang hal tadi.

Saat sedang melamun, tiba-tiba saja aku merasa tubuhku seperti melayang dan...entah bagaimana aku berada di tempat yang tidak kuketahui.

"Di mana ini? Bukannya aku lagi di rumah sakit tadi?" monologku.

Aku mencoba melihat-lihat ke sekeliling rumah itu. Mataku terfokus pada sebuah foto besar yang berisi seorang pria dewasa, seorang wanita dewasa, dan seorang anak perempuan.

"Anak perempuan itu mirip sama aku. Apa itu aku? Terus dua orang dewasa itu adalah orang tua asliku?" Aku terus memandangi foto keluarga yang sangat besar itu sampai suatu suara tangisan anak kecil mengganggu perhatianku.

Rahasia Keluargaku  ( END )Where stories live. Discover now