Chapter 24

47 55 0
                                    

Aku masuk dan terkejut saat melihat keadaan di dalam rumah yang gelap gulita. "Kok gelap?!" Aku mencoba memanggil nenek, tapi tidak ada jawaban.

Tak mendapatkan jawaban membuatku panik dan langsung mencari handphone untuk menyalakan senter. Namun saat aku sedang mencari handphone, tiba-tiba saja lampu menyala dan...Bella berlari ke arahku. "Bella kangen banget sama mommy."

Allard mendekat dan menepuk pipiku pelan. "Hei, kenapa? Kamu nggak seneng liat aku sama Bella?"

"Mommy? Mommy kok diem aja?" tanya Bella sambil melihat ke arahku.

Tiba-tiba air mataku turun begitu saja.

Bella, Allard, dan nenek menjadi panik ketika melihat aku menangis.

"Mommy kok nangis?!"

"Sa-sayang? Kamu kenapa? Ada yang sakit? Bilang sama aku biar kita ke rumah sakit sekarang."

"Alexa, kamu kenapa, nak?"

Mereka semua menanyakan alasan aku menangis dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Namun tak ada satupun kata yang terlontar dari mulutku. Hanya ada isakan tangisan yang keluar dari sana.

"Mommy kok nangis sih. Mommy nggak seneng liat Bella ya?" ucap Bella yang mulai ikut menangis.

Allard mengelus kepalaku dan bertanya lagi. "Ada apa, sayang?"

Namun aku masih tidak menjawabnya. Akhirnya Allard menggendongku ala koala dan membawaku ke kamar. Bella mengikuti Allard, sedangkan nenek memberi ruang untuk Allard dan Bella berbicara denganku.

Selama aku menangis, Allard terus memelukku dan mengelus punggungku. Bella juga terus memelukku dengan erat.

Saat tangisanku mulai reda, barulah aku berbicara. "Ka-katanya pulang besok?"

"Bukannya ini udah besok? Lihat aja jam berapa sekarang," ujar Allard.

Aku melirik ke arah jam dinding. Ah ternyata udah jam 1 malem. Tunggu. Jam 1 malem?!

"Hah? Kok udah jam 1 malem?!" ucapku terkejut.

"Kaget? Kamu main nggak inget waktu. Sahabat kamu itu bakal aku hukum karena bikin kamu pulang terlambat," kata Allard.

Perkataannya itu berhasil membuatku terkejut. "E-ehh jangan dong, Jessica nggak salah apa-apa. Akunya aja yang terlalu asik main tadi dan aku kira masih jam 8 malem."

"Tetep aja harusnya dia ingetin kamu kalo udah larut. Kalo dia sendiri juga lupa berarti dia juga terlalu asik, kan? Jadi dia tetep harus dihukum!" tegasnya.

"Jangan gitu dong, aku yang salah di sini." Aku menatapnya dengan tatapan memelas. "Maafin Jessica kali ini ya?"

"Oke, aku maafin kali ini, tapi nggak ada lain kali!" peringatnya.

Aku mengangguk cepat.

"Jadi kenapa kamu nangis tadi?" tanyanya kembali ke topik.

"Iya, kenapa mommy nangis tadi?" timpal Bella.

"Ah itu karena mommy terlalu terkejut melihat kalian berdua di sini," jawabku.

"Cuma itu?" tanya Allard tak percaya.

"Iya. Aku juga seneng banget liat kalian berdua pulang. Udah berapa tahun kita nggak ketemu?" Aku menatap ke arah seorang gadis kecil yang sangat aku sayangi itu. "Bella udah besar sekarang."

"Selama di sana Bella nggak pernah ngebantah perkataan dokter ataupun daddy dan Bella juga makan yang banyak," ungkapnya.

"Good girl," pujiku.

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang