Chapter 35

25 21 3
                                    

Sejak saat itu, pintu kamar ini selalu terkunci rapat. Seseorang yang ingin bertemu denganku harus dapat izin Allard. Aku juga sudah pernah mencoba bunuh diri, tapi berhasil digagalkan oleh Jessica yang tiba-tiba saja datang.

Flashback On

Hari itu pelayan mengantarkan makananku seperti biasa dan secara kebetulan ada pisau di piring itu. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil pisau itu dan menggoresnya ke lenganku.

Pelayan itu sempat menahanku, tapi tenaganya tak lebih kuat dariku. Sampai datanglah Jessica ke kamar dan langsung melempar pisau yang aku pegang. Dia menahanku untuk mengambil pisau yang terlempar itu.

"Lepasin aku, Jessica!" teriakku.

"Nggak! Jangan gila, Alexa!" tegurnya.

"Biarin aku mati. Aku harus membayar semuanya." Aku terus memberontak melepaskan diri untuk mengambil pisau yang terlempar tadi.

"Membayar apa?! Jangan bicara omong kosong!" Jessica menatap pelayan yang terdiam akibat terkejut tadi. "Apa yang kamu lakukan?! Cepat panggil tuan Allard!"

Pelayan itu langsung berlari keluar untuk memanggil Allard.

Jessica kembali memfokuskan dirinya padaku. "Tenangkan dirimu, Alexa!"

"Lepasi aku, Jessica! Biarin aku mati. Aku capek," ucapku.

"Nggak. Aku nggak bakal biarin hal itu. Masih banyak yang butuh kamu," jawabnya.

Allard langsung masuk ke kamar dan mengambil alih diriku. "Biar aku yang tangani Alexa. Kamu pulanglah."

"Tolong jaga Alexa," pinta Jessica.

"Pasti," jawab Allard.

Jessica keluar dari kamar dan tersisa aku dengan Allard di kamar ini. Aku masih berusaha melepaskan diri untuk mengambil pisau yang tergeletak di sebelah sana.

"Hei hei tenang, sayang," ucap Allard lembut.

"Lepasin aku, Allard," ujarku.

"Aku bakal lepasin kamu, tapi jangan lakuin hal berbahaya dan kita obati luka kamu itu ya?" katanya dengan suara yang masih sangat lembut.

"Kenapa? Kenapa kalian semua nggak biarin aku mati?" tanyaku.

"Karena kami semua mencintaimu, Alexa," jawab Allard.

Aku menatap mata Allard yang sedang menatapku dengan lembut. "Why? I don't deserve to be loved."

Dia menggelengkan kepalanya. "No. You deserve it."

Akhirnya aku berhenti memberontak.

"Kami semua menyayangimu. Udah cukup penderitaan yang kamu alami dulu." Allard memelukku, tapi aku tak membalas pelukannya itu.

"Sekarang kita obati luka ini ya?" Pria itu mengamankan pisaunya terlebih dahulu barulah dia mengambil kotak obat dan mengobati lukaku.

Flashback Off

Beberapa hari kemudian tibalah harinya di mana Bella akan masuk sekolah.

POV ALLARD

"Bella, kamu harus bersikap baik sama guru dan teman-temanmu. Jangan nakal dan dengarkan perkataan guru di sekolah!" peringatku.

Bella berdiri tegap dan bersikap hormat layaknya seorang prajurit. "Siap, daddy."

Aku terkekeh melihat tingkah menggemaskannya itu. "Daddy yang bakal anter dan jemput kamu hari ini oke?"

Namun tiba-tiba saja Bella menunjukkan raut wajah sedih. Aku yang menyadarinya pun bertanya, "Ada apa, Bella? Kenapa sedih kayak gitu? Kamu nggak suka dianter sama daddy?"

Rahasia Keluargaku  ( END )Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin