Chapter 40

23 14 0
                                    

POV ALEXA

Saat ini aku sedang di dapur bersama nenek. Kami sedang membuat kue bersama. Kebetulan hari ini aku tidak merasa ingin terus bersama Allard jadi Allard bisa pergi ke kantornya. Aku harap terus seperti ini karena aku tak ingin merepotkannya.

"Yang Alexa lakuin ini bener, kan?" tanyaku pada nenek.

Nenek menganggukkan kepalanya. "Iya, itu udah bener kok. Setelah itu kita tunggu adonannya sampe mengembang."

"Oke. Tinggal ditutup dan tunggu sampe ngembang!" seruku.

"Nenek seneng kamu masih mau ngomong sama nenek setelah tau semuanya." Nenek tersenyum ke arahku.

"Justru Alexa yang seneng karena nenek masih mau nerima Alexa dan bersikap kayak biasa ke Alexa." Aku memeluk wanita paruh baya itu. "Makasih buat semuanya, nek. Alexa juga minta maaf."

"Nggak. Nenek yang harusnya bilang makasih ke kamu," balasnya.

"Alexa bakalan terus sayang sama Bella seperti anak Alexa sendiri," ujarku.

"Iya, Alexa. Omong-omong, gimana sama mualnya? Udah baikan?" tanya nenek.

"Iya. Entah kenapa sekarang Alexa merasa biasa aja. Nggak mual ataupun mau terus berada di deket Allard," jawabku.

"Ah jadi itu alasannya tuan Allard bisa pergi ke kantor tadi pagi," gumam nenek.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Syukurlah kalo begitu," kata nenek dengan lega.

"Oh iya, kenapa nenek manggil Allard pake sebutan tuan? Apa Allard yang minta nenek buat manggil kayak gitu?" tanyaku.

"Nggak kok. Ini murni kemauan nenek sendiri," jawabnya.

Keningku mengkerut. "Kenapa? Padahal nenek bisa anggap Allard kayak cucu nenek sendiri. Allard itu anak yang manis loh."

"Nenek nggak bisa. Nenek merasa sungkan dengannya," jawab nenek.

"Yaudah senyaman nenek aja kalo gitu." Aku dan nenek pun berbicara hal lain sambil menunggu adonan kuenya mengembang.

Setelah 30 menit, adonan kue itu pun mengembang sempurna. Aku segera memasukkannya ke oven dan memanggangnya selama 45 menit. Sambil menunggu kuenya matang, aku bersiap-siap untuk menjemput Bella.

Waktunya tepat sekali saat aku selesai bersiap. Aku memasukkan kuenya ke dalam kotak bekal untuk dibawa ke kantor Allard dan berpamitan pada nenek.

Dalam 15 menit, aku pun sampai di sekolah Bella. Aku turun dari mobil dan menghampiri Bella yang sedang mengobrol bersama temannya.

"Bella," panggilku.

"Mommyy." Bella berlari ke arahku dan memelukku. "Bella nungguin mommy sama Lucy. Oh iya, Lucy itu temen baik Bella di sekolah."

"Hai Lucy, aku mamanya Bella. Makasih ya udah mau temenan sama Bella," sapaku pada gadis kecil itu.

"Halo tante. Lucy seneng kok temenan sama Bella," balasnya.

Aku tersenyum ke arahnya. "Syukurlah kalo gitu, tante seneng dengernya. Semoga kalian selalu berteman dengan baik ya."

"Iya!" jawab mereka berdua bersamaan.

Berhubung Lucy belum dijemput, aku memutuskan untuk menunggunya. Agar Bella juga bisa mengobrol dan bermain lebih lama dengan temannya itu.

Ternyata tak membutuhkan waktu yang lama untuk jemputan gadis itu datang. Lucy berpamitan padaku dan juga Bella. Setelah Lucy pergi, aku dan Bella juga pergi.

Rahasia Keluargaku  ( END )Where stories live. Discover now