BAB 5 [Awal pertemuan]

19 10 4
                                    

Kalo ada typo tandain!

Happy Reading

**************


Pukul 21:21, Khanzia mulai membuka matanya, ia berusaha untuk bangun meski kepalanya agak pusing. "Ini pasti diUKS, gue dah filing hari ini gue bakal mampir ketempat ini dulu," gumam Khanzia, disisi lain Alangka yang sedang duduk menunggu Khanzia sadar langsung memhampiri gadis itu sesaat melihat gadis itu terbangun.

"Sadar juga lo," ujar Alangka, Khanzia segera melirik kearah Cowok tersebut dengan tatapan bodo amat.

"Ngapain lo disini? sana lo pergi!" usir Khanzia kepada Alangka.

"Cik, gak tau diuntung, yang tadi bawa lo kesini pas waktu ngap-ngapan dilantai kek orang kesurupan itu gue, harusnya lo berterima kasih sama gue," decak Alangka pada Khanzia dengan sombong.

"GUE BUKANYA KESURUPAN NJING, GUE GAK BISA NAPAS WAKTU ITU!" hardik Khanzia dengan nada tak bersahabat.

"Wihh, santai-santai, jangan ngegas gitu," tegur Alangka dengan kalem.

"Oke, sekarang gue mau nanya baik-baik sama lo, ini jam berapa?" tanya Khanzia pada cowok yang berdiri disisi belangkarnya itu.

"Noh, liat jam," tunjuk Alangka singkat, Khanzia segera melihat Jam yang menempel diding-ding sebelah kiri.

Kedua matanya segera membuat dengan sempurna setelah melihat jam itu, "JAM SETENGAH SEPULUH MALAM!" kaget Khanzia, suara gadis itu juga membuat kaget Alangka.

"Jangan teriak-teriak bisa gak," titah Alangka dengan kesal.

"Maaf, soalnya gue kaget."

Cklek... Pintu UKS mulai terbuka, tenyata yang masuk adalah Pak dirwana dan Buk Rahma istri dari Pak dirwana, mereka segera berjalan menuju belangkar dimana Khanzia duduk.

"Buk, Pak....," panggil Khanzia saat melihat mereka datang.

Buk Rahma tersenyum ramah pada gadis itu, "Iya Khanzia kami sengaja masih disini buat nunggu kamu sadar, dan Alhamdulillahkamu udah sadar," ucap wanita paruh baya yang memakai gamis berwarna biru dongker senada dengan jilbabnya.

"Iya Alhamdulillah kamu udah bangun," sahut Pak dirwana pada Khanzia.

"Alhamdulillah, Pak gimana dengan Stelit itu?" tanya Khanzia, akhirnya gadis itu bisa menanyakan pertanyaan yang terngiang-ngiang dipikirannya.

"Gi-"

"Pak, kalo gitu saya bisa pulangkan?" tanya Alangka, baru saja Pak Dirwana ingin menjawab pertanyaan dari Khanzia namun dipotong oleh Alangka.

"Iya kamu bisa pulang, makasih yah langka," jawab Pak dirwana.

Cowok yang kerap dipanggil Alangka itu mengangguk lalu berjalan untuk keluar. "Eh tunggu Lang," panggil Pak dirwana, Alangka yang sudah berada diambang pintu berhenti, membalikan badannya kembali.

"Nanti aja pulangnya, anterin dulu Khanzia pulang." Alangka menghela napas panjang mendengar perintah Pak dirwana.

"Gak perlu Pak, lagian bakal ada yang jemput Khanzia kok," tolak Khanzia dengan cepat.

Alangka bernafas dengan lega, untung saja Khanzia menolak. "Berarti saya bisa pulang duluan nih Pak?" tanya Alangka sekali lagi, Pak Dirwana akhirnya mengangguk, Cowok tersebut segera keluar dengan cepat sebelum Khanzia berubah pikiran.

"Jadi...., gimana pak?" Khanzia mengulang pertanyaannya.

"Berhasil, kita berhasil Khanzia, Stelit yang Kantor Nasa kita luncurkan berhasil mencapai titik delapan, dampak Stelit itu sungguh luar biasa, jaringan akses dibumi menjadi lebih cepat," papar Pak Dirwana, bibir Khanzia mulai terangkat membentuk senyuman.

Pangeran Carva [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang