BAB 16 [Sakit]

10 6 1
                                    

Tandain kalo ada Typo!

Selamat Membaca

Seorang Laki-laki yang tak lain adalah Carva meringkuk dibawah kasur didalam kamarnya.

Bisa kita lihat dari sikapnya tadi pada Khanzia, mungkin Cowok berparas tampan itu sedang tidak baik-baik saja saat ini.

"Pergilah, selesaikan masalah Thevirtels dan cari Bunda kamu,"  Suara pria paruh baya terus terngiang dikepalanya.

Carva mendongak, merasakan hembusan angin malam masuk kedalam kamar, ia segera melihat kearah jendela kamar yang ternyata masih terbuka, Cowok itu berdiri lalu berjalan kearah jendela berniat untuk menutup jendela tersebut.

Ia memegang kedua bagian jendela hendak menutupnya, bulan yang bersinar menghentikannya melakukan hal itu, Carva mengamati keindahan langit terlebih dahulu, memori dalam ingatannya kembali berputar.

"Bulannya indah banget Bunda, kalo Alva liat bulan telus tutup mata, kenapa Alva bisa lihat bayanan Bunda yah?" suara Anak laki-laki yang masih cadel tak bisa menyebut hurup 'R' itu terlintas kembali.

"Sayang, jika kamu melihat bayangan bunda saat kamu menutup mata berarti kamu sangat menyayangi Bunda sayang," Suara seorang Wanita dengan wajah yang buram-buram tak terlihat jelas, hanya suaranya saja yang masih ia ingat, mungkin karna sudah lama sekali Carva tak bertemu dengan wanita itu.

'19 tahun' Carva tersenyum tipis, mengingat kata-kata terakhir dari wanita itu 19 tahun silam, sekarang usia Cowok itu sekitar 23 tahunan,  bisa dipastikan saat waktu itu ia masih berumur 4 tahun.

"Bunda dimana?" tanya Carva, ia mengeluarkan kalung arloji antik dari pesak celananya, Laki-laki itu menggenggam erat benda pemberian dari wanita yang disebutnya 'Bunda' kalung arloji itu adalah petunjuk satu-satunya untuk menemuka dimana orang yang sedang ia cari.

                                 🐎

Sekitar jam 5 pagi Khanzia turun setelah selesai sholat, ia pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan, setibanya didapur ia mematung bingung memikirkan apa yang harus ia masak kali ini.

Ia berpikir sejenak sebelum ide dikepalanya muncul, "Gimana... Kalo gue masak rendang ayam aja."

Khanzia berjalan menuju kulkas untuk mengecek apa ada stok ayam ada disana, gadis itu membuka lemari Es dan ternyata stok ayam ada, dilemari Es dua pintu yang cukup besar dalamnya sudah terisi penuh dengan stok sayur-sayuran, makanan, dan bahan memasak lainya.

Khanzia mengambil satu plastik kecil berisi daging ayam dari flizer lalu membawanya ke wastafel sink untuk ia rendam, agar daging itu tidak beku.

Sembari menunggu daging itu melembek Khanzia berjalan untuk mencari bumbu, setelah mendapatkan bumbu yang diinginkannya, ia mulai menghaluskan semua bumbu yang dibutuhkan menggunakan blender bumbu yang sudah tersedia dimeja dapur.

Dengan lihaynya gadis berinisial KPL itu memasak seraya menanak nasi kedalam magic com.

'Nasi matang lauknya pun matang, lalu tinggal sajikan dan makan' pikrnya.

Beberapa jam kemudian semuanya sudah selesai tepatnya jam enam pagi, ia duduk dikursi dimeja makan, Khanzia tidak langsung memulai makan karna Carva belum saja turun. "Kok belum turun-turun sih?" Aneh, gadis itu hendak beranjak untuk mengecek kekamar Cowok itu tetapi Carva lebih dulu menuruni tangga dengan kemeja putih diselimuti jas hitam dan celana panjang hitam.

"Mau kemana si kodok pagi-pagi gini? udah rapi lagi," batin Khanzia bertanya-tanya.

Carva melirik kerah Khanzia, Cowok itu berjalan menghampiri gadis yang masih memakai baju tidur berwarna biru.

Pangeran Carva [On Going]Where stories live. Discover now