BAB 9 [Gaun pernikahan]

18 11 2
                                    

Inget terus kata-kata gue yang satu ini, harga hati itu hampir mencapai 7 milyar mahalnya, Khanzia udah kasih gratis sama lo tapi malah lo sia-siain.

_Luna_

Happy Reading

***

Tiga hari sudah berlalu, pernikahan antara Khanzia dan Carva sudah tersebar dengan pesat kemana-mana, para tetangga berbondong-bondong saling berdatangan untuk sekedar melihat calon suami Khanzia yang digosipkan sangat tampan dan kaya raya.

Dikantor saja kabar akan adanya pernikahan Khanzia mendapatkan respons yang cukup baik, tak heran juga orang-orang yang mendengar hal itu kaget. Mereka tak menyangka bahwa Khanzia diam sendirian bergerak menyebarkan undangan pernikahan.

Mereka juga mengira bahwa Khanzia tidak akan berpaling dari sosok laki-laki yang bernama Alangka, karna gadis itu dulu sangat mati-matian untuk mendapatkan cinta dari Alangka namun hasilnya na'as, Cowok itu malah jatuh hati pada Salsa.

Khanzia gadis cantik, sebenarnya banyak Cowok yang suka dengannya namun tak dilirik sedikitpun oleh gadis itu, matanya dibutakan oleh cinta pada Alangka, dikarnakan ia tak pernah kelihatan dekat dengan Laki-laki manapun Akhirnya Khanzia dicap sebagai gadis yang tidak laku padahal gadis itu masih dibilang muda karna umurnya baru menginjak 21 tahun.

Kabar ini sebenarnya belum masuk ketelingan Salsa juga Alangka, dan entah seperti apa tanggapan mereka nanti setelah mengetahui hal ini.

Sekarang hari kamis, lantas Khanzia juga sudah mengambil cuti untuk tidak masuk kerja selama 2 minggu, sebenarnya gadis itu berniat mengambil cuti selama 1 minggu tapi karna kebaikan hati Pak dirwana, bosnya itu membiarkan Khanzia untuk cuti selama 2 minggu.

Keadaan dikantor saat ini berjalan baik seperti biasa, namun Alangka dan Salsa merasa aneh karna tidak melihat sosok Khanzia, bahkan meja kerjanya kosong.

"Luna, gue mau nanya?" tanya Salsa pada Luna yang kebetulan meja kerja bersampingan dengannya.

"Iya Sa, tanyain aja," respons Luna sembari melihat kearah Salsa.

"Lo tau gak, kenapa Si Khanzia gak masuk kerja?" tanya Salsa pada Luna.

"Ciahh, orangnya ada lo ajak ribut mulu, eh gilirin orangnya gak ada lo tanyain, napa kangen lo?" tanya luna lalu ia tertawa setelahnya.

Salsa lantas mendelik Luna, "Gue serius Anjing," umpatnya, Luna memutar bola matanya seraya malas.

"Kalo nanya sama gue harus baik-baik, gue bukan anjing, dasar babi," cetus Luna, Selama tiga hari ini Luna memang sedang dekat-dekatnya dengan Khanzia sehingga ia juga dapat mencium aroma negatif dari gadis yang bernama Salsa.

"Lo sama Khanzia emang sama, sama-sama bego," caci Salsa, mendengar itu amarah Luna seketika memuncak, Luna adalah gadis yang lemah lembut jika diperlakukan dengan baik, namun jika dilakukan dengan semena-mena sipatnya akan menjadi seperti Khanzia, sangat berani untuk melawan orang yang berlaku semena-mena terhadapnya.

Brukkk, Luna berdiri sembari memukul meja kerja Salsa dengan keras, membuat gadis itu tersentak kaget, semua astronomi lainya juga berdiri melihat kejadian itu, Alangka yang melihat Luna bersikap kasar pada Salsa segera berjalan menghampiri tempat mereka.

"Lo kenapa? gak jelas," ujar Salsa dengan nada dilembut-lembutkan, ketika tau Alangka datang.

"Lo jangan hina gue sama Khanzia, dia temen gue," tegas Luna, dengan sorot mata penuh amarah dia membereskan berkas-berkas dan barang miliknya.

Pangeran Carva [On Going]Where stories live. Discover now