Part:1

45.3K 3K 248
                                    

Yeeee cerita baru..
Vote and comment juseyo....
.....

Kenzo Emiliano, menatap dua pemuda kembar yang berada dihadapannya sekarang, melihat pemuda yang berbeda 2 tahun dibawahnya itu membuat masa lalu yang sudah hampir Ken lupakan kembali berputar di kepalanya.

"Maaf kak, kita telat, jangan hukum kita" ucap salah satu dari pemuda itu menatap Kenzo memelas

Arka Adelio Alexander, adek tirinya yang paling bungsu, pemuda yang merebut perhatian seluruh keluarga Alexander dengan keimutannya.

Berbeda dengan Arga Julio Alexander yang malah memiliki sifat kebalikan dari Arka, Arga lebih terkesan cuek dan tidak peduli.

"Kalian langsung ke lapangan" ujar Kenzo dan berlalu dari sana, tidak kuasa menahan rasa sakit dihatinya karena melihat keberadaan 2 pemuda itu lagi.

"Bang, kakak tadi kayaknya Arka pernah lihat deh" ujar Arka melihat punggung Kenzo semakin menjauh, Arga juga merasakan itu tapi dia memilih acuh dan melanjutkan langkahnya menuju lapangan sekolah dimana mos sudah di mulai.

"Ihh abang, tungguin Arka" ucap Arka setengah berteriak mengejar kembarannya itu.

Sedangkan Kenzo juga kembali ke lapangan sekolah, untuk melaksanakan kegiatan mos walaupun sekarang pikiran tidak karuan.

"Kenapa juga gue ketemu mereka di sini?" Batin Kenzo bertanya-tanya.

Sudah tiga tahun lamanya Kenzo memilih pergi dari lingkungan keluarganya, tiga tahun Kenzo hidup mandiri di sebuah kos, dan tiga tahun Kenzo sedikit merasa lega karena dia menemukan kebahagiannya di luar sana.

Di saat semua keluarganya mengabaikannya setelah kematian bundanya, Ayah dan abangnya yang selalu membencinya, dan juga keberadaan adek tiri kembarnya yang merebut perhatian kakek dan papanya, abang dari ayahnya Kenzo yang selalu membela dan melindunginya, hingga dia berusaha 8 tahun semuanya hilang, keberadaan Kenzo benar-benar lenyap di keluarga Alexander.

Kenzo lelah menjadi angin lalu di keluarga Alexander yang terlihat harmonis itu, jadi ketika dia berusia 15 tahun dia memutuskan hidup sendiri dan mencari kebahagiannya sendiri.

Dia berpikir, buat apa dia berada di sana tapi keberadaannya seperti orang asing, dan selama 3 tahun lamanya Kenzo pergi mereka bahkan tidak pernah mencari keberadaannya.

Dan itu membuktikan, kalau Kenzo memang tidak sebeharga itu oleh Alexander.

Kenzo tentu saja sedih, perasaannya benar-benar terasa sakit, tapi Kenzo berusaha tegar dan memilih melupakan semuanya, hingga dia bertemu teman-temannya yang membuat hidupnya sedikit berwarna.

"Lo kenapa sih Ken, dari tadi keliatannya nggak fokus deh" ujar Farrel membuyarkan lamunan Kenzo, saat sekarang mereka duduk di kantin untuk makan, setelah tadi panas-panasan melakukan kegiatan mos.

"Lo ada masalah?" Tanya Dellon menatap Kenzo lekat

"Nggak kok, gue cuma kangen sama bunda aja" ucap Kenzo dan diangguki mengerti oleh mereka

"Yaudah, nanti kita temani lo ketemu bunda lo, gimana?" Tanya Farrel tersenyum dan merangkul Kenzo

Kenzo mengangguk dan tersenyum, dia beruntung bisa bertemu Farrel dan Dellon saat dia pertama kali sekolah di Jakarta High School ini berkat beasiswa. Di saat orang-orang disana menjauhinya karena dia murid beasiswa, justru Farrel dan Dellon mendekatinya dan mengajaknya berteman.

Kenzo tentu saja tidak menolak, dia tidak pernah menolak orang-orang yang mendekatinya, karena memang dia tidak ingin sendirian.

Hingga akhirnya setelah satu tahun lamanya Kenzo menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas itu, keberadaannya mulai diakui oleh semua murid di sana. Berkat usaha dan prestasinya di bidang akademi dan nonakademi, membuatnya banyak orang-orang yang menyukainya, apalagi paras Kenzo yang benar-benar tampan.

Kenzo Emiliano(End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ