Part:12

17.7K 1.8K 151
                                    

Vote and comment juseyo...
.....

Brian masuk ke kamar Kenzo, ditatapnya Kenzo yang sepertinya termenung sambil menatap halaman depan mansion. Dia mendekat dan berhenti ketika mendengar dan melihat tatapan Kenzo yang kosong yang dapat mengiris hatinya.

"Kenapa gue nggak nyerah aja ya dari dulu?" Gumam Kenzo dan masih terdengar jelas oleh pendengaran Brian yang tajam itu, tentunya membuat Brian kaget dan menatap air mata yang turun dari sudut mata adeknya.

"Apa sesakit itu?" Batin Brian dan melangkah mendekati Kenzo.

"Dek" panggil Brian menepuk pelan bahu Kenzo, dapat dia lihat Kenzo sedikit kaget ketika melihatnya dan dengan cepat Kenzo menghapus air mata dengan telapak tangannya.

"Mau apa lo?" Ketus Kenzo

"Apa lo benar-benar mau menyerah?" Tanya Brian menatap Kenzo lekat, Kenzo diam beberapa detik dan memalingkan wajahnya, enggan menjawab pertanyaan dari Brian.

"Lo nggak bisa jawab kan, gue tau lo masih ingin melanjutkan hidup lo, makanya lo nggak mau ngelakuin Operasi itu"

"Karena lo takut, lo takut lo nggak bisa ber...." Brian memotong perkataannya karena tidak sanggup melanjutkannya.

"Terus masalahnya buat lo apa?" Tanya Kenzo menatap Brian tanpa emosi

"Bukannya lo bakalan senang gue pergi jauh dari kalian, itu kan yang lo mau dari dulu" lanjut Kenzo, membuat Brian diam seribu bahasa. Perkataan dan perlakuannya yang selalu menolak Kenzo dulu seakan berputar kembali di memorinya, dia menatap Kenzo yang masih menatapnya datar.

Dapat dia lihat raut kesedihan, amarah, kecewa dan putus asa dari tatapan adeknya itu.

"Maaf" Hanya itu yang bisa Brian katakan padanya sekarang, bahkan dia tidak berani mengangkat wajahnya karena malu setelah mengingat perlakuannya dulu.

"Basi" ucap Kenzo dan melangkah menjauhi Brian, dan akhirnya memutuskan masuk ke kamar mandinya dan membanting kuat pintu kamar mandi itu.

Setelah itu Kenzo menatap dirinya di cermin, dan tersenyum senang. Dia kemudian jingkrak-jingkrak kegirangan karena berhasil membuat Brian tampak bersalah.

"Mampus lo" ujar Kenzo tersenyum smirk. Yahh tadi itu hanya sandiwara, Kenzo tau kalau ada yang menyusulnya ke kamarnya dan akhirnya membuat ekspresi putus asa itu, dan ternyata yang kena malah Brian.

Sangat memuaskan bagi Kenzo mempermainkan perasaan mereka, apalagi melihat raut wajah bersalah mereka itu sudah jadi satu hiburan buat Kenzo. Walaupun sepertinya pada Doni tidak akan mempan, yahh Ayahnya itu memang tidak memiliki perasaan kalau menyangkut dirinya.

Sedangkan Brian yang masih berada di dalam kamar Kenzo, menghela nafasnya pelan dan menatap pintu kamar mandi yang tertutup dengan tatapan sendu.

Adeknya itu benar-benar tampak kecewa, dia harus apa membuat adeknya memaafkannya dan memiliki semangat hidup lagi. Melihat Kenzo yang sepertinya menyerah itu, membuat Brian sedih dan semakin merasa bersalah sudah membuat adeknya menderita selama ini.

Brian duduk di sofa yang ada di sana, dia hanya diam dan termenung sambil memikirkan perbuatannya dan apa yang harus dia lakukan. Hingga beberapa menit Kenzo keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk dan rambut yang basah.

"AAA ANJIR, ngapain sih lo masih di sini" teriak Kenzo menutupi setengah badannya dengan tangan.

Brian yang kaget mendengar teriakan itu langsung menatap ke arah Kenzo, dan terkekeh pelan.

"Apasih lo, masa lo malu gue lihat badan lo" ucap Brian bersandar dan menghela nafasnya pelan.

"Lo yang apaan, ngapain juga lo masih di sini" kesal Kenzo, mengambil pakaiannya dan memakainya di kamar mandi. Brian hanya mengangkat bahunya acuh, sambil menatap langit-langit kamar Kenzo, menunggu Kenzo keluar dari kamar mandi lagi.

Kenzo Emiliano(End)Where stories live. Discover now