Extrapart 3

8.1K 821 51
                                    

Vote and comment juseyo..
.....

Kenzo memasuki kamar si kembar dan tersenyum menatap Annisa yang sedang  mendadani Arash dan Ariz.

"Adek diam dulu ya bentar, nanti kita telat loh" ujar Annisa kewalahan memakaikan jas pada Ariz, sedangkan Arash berdiri di depan kaca sambil berusaha memasang dasi kupu-kupunya sendiri.

Padahal Annisa sudah bilang kalau dia yang akan memasangnya nanti, tapi Arash sepertinya sudah tidak sabar, dia juga ingin berusaha sendiri terlebih dahulu.

"Adek ngantuk bunda, mau bobo hiks" isak Ariz yang tidak bisa menahan rasa kantuknya.

"Adek nggak mau liat om Arga sama Om Arka nikah hmm, mau di sini aja sama bik Laras?" Ujar Kenzo mengelus rambut Ariz kemudian menyamakan tingginya dengan Arash.

"Biar ayah aja" ucap Kenzo mengecup pipi Arash, Arash yang tadi sudah cemberut karena tidak bisa memasang dasi itu, akhirnya mengangguk setuju. Dia memperhatikan cara ayahnya itu memasang dasinya intens, berharap setelah ini dia bisa sendiri.

"Adek ikut, nggak mau tinggal" ujar Ariz cemberut.

"Nah kalau gitu, diam dulu ya, bunda rapiin baju adek dulu" ucap Annisa dan diangguki oleh Ariz yang berusaha menahan kantuknya supaya dirinya tidak ditinggali.

"Biar aku aja yang, kamu siap-siap dulu sana" ujar Kenzo menatap Annisa yang masih belum siap, Annisa melirik jam yang memang sudah menunjukkan pukul 1 siang, sedangkan acaranya akan dimulai satu jam lagi.

"Yaudah mas, tolong ya, aku siap-siap dulu" ujar Annisa mengecup pipi Ariz, kemudian dengan cepat keluar dari kamar si kembar dan masuk ke kamarnya. Melihat istrinya tampak terburu-buru membuat Kenzo terkekeh pelan dan menyemprotkan parfum pada Arash.

"Nah abang udah keren, sekarang giliran adek" ucap Kenzo tersenyum dan selanjutnya mendandani Ariz.

Selang beberapa menit, Kenzo tersenyum melihat hasil kerjanya, sedangkan Arash dan Ariz mendongakkan kepalanya menatap Kenzo dengan tatapan polosnya.

"Putra ayah memang keren dan menggemaskan" ucal Kenzo mencium seluruh wajah Arash dan Ariz, sepertinya kebiasaan Doni dulu turun padanya, padahul dulu dirinya kesal kalau di cium seperti itu.

"Terima kasih ayah, ayah juga keren" ujar Arash mencium pipi Kenzo.

"Tapi lebih kelen adek sih" ujar Ariz mencium pipi Kenzo satunya, Kenzo terkekeh dan menggendong Ariz.

"Kalau dari adek, lebih keren abang sih" ujar Arash mendongakkan wajahnya dan menjulurkan lidahnya mengejek Ariz.

"Lebih kelen aliz ya, abang jelek huu" ujar Ariz tidak terima dan menyoraki Arash.

"Kalau abang jelek, berarti adek juga jelek"

"Wajah kita kan mirip" ujar Arash dengan senyuman mengejeknya.

"T-tapi, tetap aja adek yang lebih kelen" ujar Ariz merenggut kesal.

"Lebih keren abang, adek itu lucu ndak ada keren-kerennya" ucap Arash yang sepertinya masih ingin menggoda adeknya itu.

Dia tidak akan berhenti sampai adeknya itu menangis, dan sepertinya sebentar lagi akan berhasil melihat mata adeknya itu udah berkaca-kaca.

"Ayo nangis dek" batin Arash masih mempertahankan wajah menyebalkannya.

"Putra ayah keduanya keren, dan nggak ada yang jelek"

"Siapa dulu dong ayahnya" ucap Kenzo mengecup pipi Ariz, membuat Arash merenggut kesal karena ayahnya itu menggagalkan misinya.

"Kedengalannya itu lebih baik, abang kelen, adek juga kelen, kalena kita kembal dan anak ayah" ujar Ariz tersenyum senang, melihat itu Arash jadi ikutan tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Kenzo Emiliano(End)Where stories live. Discover now