Part:5

21.6K 2.4K 416
                                    

Vote and comment juseyo..
..

Brian duduk di halaman mansion Alexander, sambil menatap lantai 3 mansion itu lebih tepatnya ke arah kamarnya Kenzo. Dia jadi teringat ketika dia mengikuti Kenzo secara diam-diam tadi pagi, dan akhirnya mengetahui sakit yang dialami Kenzo secara paksa dari dokter yang menangani.

Dan betapa kagetnya Brian mengetahui kalau ada tumor di otak Kenzo bahkan sudah 3 tahun lamanya, dan dia baru mengetahui sekarang.

(Maaf di part sebelumnya aku tulis 4 tahun ya, aku ganti waktunya karena tidak sesuai kondisinya, saat itu Kenzo tau ada tumor di otakny akhir-akhir masa di SmP dan sekarang dia baru awal masuk kelas 3 Sma, berarti jadi 3 tahun bukan??")

Walaupun tumornya bersikap jinak dan juga Kenzo rutin meminum obat selama 3 tahun ini, tapi tetap saja itu pasti menyakitkan. Dan selama ini Kenzo menahan itu sendirian, tanpa satupun dari keluarganya yang tau.

"Akhh sialan" ucap Brian mengusap wajahnya kasar.

Semenjak Brian tau Kenzo kabur dari mansion, dia merasakan sesuatu yang kosong dan kehilangan. Dia selalu tidak nyaman dan merasa bersalah sudah mengabaikan adeknya itu.

Saat itu dia terus mencari keberadaannya Kenzo hingga ketemu, dan mengetahui kalau Kenzo bekerja di salah satu Cafe, dan akhirnya dia terus memperhatikan Kenzo dari jarak jauh. Karena Bobi pernah berkata kepada mereka, untuk membiarkan Kenzo sendiri supaya dia lebih mandiri.

Tapi setelah mengetahui hal yang diderita Kenzo hari ini, Brian semakin merasa bersalah hanya melihat adeknya itu bekerja dengan keras di luar sana. Brian ingan betapa banyaknya keringat yang bercucuran di dahi Kenzo saat melayani pelanggan Cafe itu, dari dia pulang sekolah hingga malam hari.

Tapi dia hanya bisa melihat itu dari jauh, karena dia juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Opanya itu, tanpa mengetahui kalau Kenzo harus banyak beristirahat dan tidak boleh kelelahan.

Apalagi saat itu Kenzo masih berusia 15 tahun, anak kecil yang seharusnya bermain bersama teman-temannya, harus mengalami menderitaan berkali-kali lipat seperti itu, dan dia sebagai abang hanya diam melihat semua itu.

"Nggak ini belum terlambat, Kenzo masih bisa sembuh dengan Operasi"

"Menyesal sekarang pun tidak ada gunanya Brian"

"Lo harus bisa membujuk Kenzo untuk melakukan operasi itu" ucap Brian berdiri hendak nenuju ke kamar Kenzo untuk membicarakannya, tapi dia langsung duduk kembali dan mengusap wajahnya kasar.

"Tapi gimana, gue harus apa?"

"Gue nggak tau harus gimana berhadapan dengan Kenzo"

"Hubungan kita udah hancur dari awal karena keegoisan gue"

"Bodoh" gumam Brian menghela nafasnya kasar dan kembali menatap kamar Kenzo, walaupun dia tidak melihat apapun karena kaca kamar Kenzo itu bagian luarnya gelap.

Sedangkan Kenzo yang sedang melanjutkan pekerjaannya bisa melihat Brian yang sepertinya terus menatap kamarnya.

"Mana mungkin dia lihat ke sini" ujar Kenzo mengangkat bahunya acuh dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Walaupun sekali-kali dia melihat ke halaman depan untuk melihat apa yang dilakukan abangnya itu, sampai dia melihat Arga datang dan duduk bersama Brian di bawah sana.

"Haa ngapain juga sih gue kepoin dia, sakit kan hati gue ini" monolog Kenzo menghela nafasnya kasar melihat keakraban Brian dan Arga di bawah sana.

Perasaannya terasa sakit, mungkin ini yang dirasakan seseorang ketika ngepoin crushnya yang jelas-jelas sudah memiliki pacar, dan saat ngepoin dia malah melihat langsung mereka bermesraan, sungguh menyakitkan bukan. (Hayoo ngaku pernah kan kalian gini haha)

Kenzo Emiliano(End)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें