44

3K 393 89
                                    

2 minggu kemudian, entah kenapa Jisoo merasa jika Jennie semakin jarang menghubunginya lagi, hanya ada pesan singkat yang istrinya berikan. Bahkan terkadang lupa untuk menanyakan kabar anaknya.

Malam ini, berita sialan itu muncul yang membuat dirinya tersenyum getir. Jennie sama sekali tidak menelfonnya, apakah wanita itu masih mengingat dia dan anaknya? Dia ingat sekali pesan yang lelaki itu berikan pada Jennie

 Jennie sama sekali tidak menelfonnya, apakah wanita itu masih mengingat dia dan anaknya? Dia ingat sekali pesan yang lelaki itu berikan pada Jennie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelumnya ia masih bisa berfikiran positif namun dengan kemunculan berita ini pikirannya menjadi kacau. Besok pagi Jennie akan sampai di korea, ia tidak tahu harus bereaksi apa. Lisa dan chaeyoung sudah tidak lagi dirumahnya. Ia ingin menangis namun untuk apa?

Keesokan pagi sebelum Jennie datang, ia dikejutkan dengan kedatangan Lisa maupun Chaeyoung yang berada di rumahnya

"Unnie, kau tak apa? Kumohon jangan percaya terlebih dahulu, dengarkan penjelasan Jennie unnie nanti." Ucap Lisa mengusap bahu Jisoo

"I'm Jisoo I'm okay, lily.." Jisoo berucap tersenyum dengan sedikit terkekeh, Lisa tak habis pikir. Hebat sekali unnienya itu menyembunyikan segalanya

"I know you're not okay jichunnie"

"Lisa.." lirih Jisoo pelan

"Nde?"

"Pada nyatanya Jennie mencintai seorang pria, dia normal Lisa.. sama seperti kalian berdua, dia terpaksa menikahiku karena kesalahan yang kita perbuat."

"Unnie.." chaeyoung menggeleng lalu memeluk Jisoo, ia ikut menangis melihat mata sang kakak yang berkaca-kaca "Dengarkan penjelasan Jennie Unnie terlebih dahulu, arra?" Lisa mengangguk setuju dengan ucapan Rosé.

Jennie unnie memberiku pesan, dia mengatakan jika sedang menuju kemari" ucap Lisa

"Aku harus melakukan apa?" Tanya Jisoo

"Bicaralah 4 mata dengannya"

"Arraseo.."

Jennie memasuki rumah dengan jantung berdegup kencang, ia sedikit takut dengan istrinya. Apalagi beralasan pergi ke Paris karena pekerjaan.

"Chu..."  Jennie memanggil Jisoo yang sedang menyeduh susu formula untuk anaknya

"Eoh, kau sudah pulang jendeuk?"

"Nde.." Jennie mendekat dan mengambil alih termos panas untuk membuatkan susu didalam botol dot

"Kau sudah makan?" Tanya Jisoo. Jennie menggeleng tanpa mengucapkan sepatah katapun

"Dimana Minji?" Jennie berucap menatap Jisoo seraya mengocok botol dot agar bubuk susu itu merata

"Dikamar.."

"Arraseo.. aku akan menemui Minji terlebih dahulu, pasti kau ingin bicara denganku kan? Tunggu sebentar nde.."

Cuph

Jennie tersenyum mengecup pipi Jisoo lalu pergi meninggalkan istrinya. Jisoo mematung ia tak tahu ingin berbuat apa, ngomong-ngomong apakah istrinya ganti parfume? Saat mencium pipinya tadi aroma Jennie tidak seperti biasanya.. ia dapat mencium wangi yang lebih maskulin.

Setelah masuk ke kamarnya, Jennie memegangi jantungnya yang berdetak lebih kencang, ia tak sanggup menatap mata Jisoo yang menatapnya tajam. Ia mendekati anaknya lalu menggendongnya

"Hi anak cantik mommy~ minji apa kabar hum?"

Minji tersenyum saat melihat wajah sang mommy yang ceria, namun tak lama mulutnya disumpal oleh dada Jennie. Wanita seksi itu menggigit bibirnya menahan ngilu karena saat ada pekerjaan diluar negeri payudaranya lumayan membengkak karena Asi yang tidak rajin dikeluarkan.

Botol dot Jennie letakkan di meja nakas, kini ia duduk di pinggir kasur menatap dalam minji yang sedang menghisap dadanya kuat

Setelah Minji tertidur Jennie meletakkan di kasur perlahan lalu mencari Jisoo yang berada di ruang tengah sedang bermain macbook sambil menggunakan headphone tanpa kabel. Ia duduk di sebelah sang istri lalu meletakkan kepalanya di bahu Jisoo

"Kau sedang menonton video YouTube ku, chu?" Jennie mencoba memulai topik pembicaraan, namun hanya jawaban singkat yang Jisoo berikan

"Hmmmm"

Jennie menggigit pipi dalamnya mendengar jawaban Jisoo yang terlampau dingin, tak lama wanita itu menutup kasar MacBooknya dan bersandar di sofa seraya memejamkan matanya. Jennie terkejut dengan gerakan Jisoo yang menutup MacBook itu kencang

"Ji?" Jennie menggoyangkan lengan Jisoo

"Diamlah Jennie, aku lelah." Tak sengaja Jisoo menggunakan nada tinggi saat menyebutkan namanya

"K-kau membentakku c-chu?" Jennie berucap dengan terbata, matanya berkaca-kaca lalu menunduk

Jisoo yang mendengar isakkan kecil membuka matanya "Maaf, aku tidak bermaksud untuk membentakmu Jennie.. tolong jangan ganggu aku untuk sementara waktu, aku ingin istirahat di kamar.."

Jennie menatap punggung Jisoo yang sudah pergi meninggalkannya. Saat masuk kamar, Jisoo bingung kenapa susu di botol dot masih penuh, ia segera kembali ke ruang tengah sambil membawa susu anaknya.

Ia melihat Jennie yang masih menangis dengan ditemani beberapa lembar tisu, namun ia abaikan.

"Kau tidak memberinya susu Jennie? Kenapa masih penuh?" Tanya Jisoo menunjukkan botol dot kepada istrinya

"A-aku sudah memberinya asi ku, Chu.."

"Hm.. arraseo, lain kali berikan saja susu formula.. kau tak perlu repot-repot memberinya asimu"

"Apa maksudmu?" Jennie berdiri didepan Jisoo

"Kau terpaksa bukan?" Tanya Jisoo dengan wajah datarnya

"Chu, aku tidak mengerti apa maksudmu. Jangan mengajakku bertengkar kumohon.."

"Cih.. bahkan kau tidak berniat untuk menjelaskannya padaku tentang video itu Jennie"

"Aku akan menjelaskannya jika kita sedang berbicara Jisoo! Sebelum aku pergi untuk acara met gala, aku memintamu untuk tetap percaya padaku.."

"Percaya apa? Percaya jika kau memiliki hubungan dengan lelaki itu, eoh?"

"Chu.. kumohon.. apa kau mempercayai media itu tanpa mendengar penjelasanku terlebih dahulu?" Jennie menggeleng, airmatanya mengalir semakin deras

"Jennie.. aku harus menjelaskan apa pada orang tuaku?"

"Aku yang akan menjelaskannya nanti pada mereka chu, Sekarang dengarkan aku baik-baik-" Jennie memegang kedua pipi Jisoo mencoba agar wanita itu menatap matanya

"Aku dan Tae melakukan ini untuk agensi agar namaku dan dia kembali naik."

"Kau terlihat bahagia saat menggenggam tangannya.."

"Nde.. namun itu hanya tipuan ji.. jika kau tidak percaya tanyakan saja pada managerku.. kumohon percaya padaku"









"Haruskah kita berpisah saja? Ini demi kebaikanmu dan diriku Jennie, kau bisa melakukan apa yang kau mau tanpa pedulikan aku. Eoh.. bahkan kau melakukan ini tidak bilang padaku dari awal, kenapa baru menjelaskannya sekarang? Atau kau berbohong untuk menutupi hubunganmu yang terbongkar itu?"

Deg..

TBC
Jennie upload yt guys, kayanya sih emang mau beneran go public ya mereka.. selamat deh :))

Mama Chu!Where stories live. Discover now