2.22

2.5K 318 11
                                    

Sehari sebelum Jennie berulang tahun. Baby sitter yang Jisoo minta telah datang dan menginap dirumahnya. Dan tepat dihari itu juga Jennie mendiami istrinya. Kenapa tidak memberi tahu bahwa baby sitter yang dipilih itu masih muda?! Sungguh, sudah seharian penuh Jennie tidak berbicara pada istrinya yang sibuk memberi tahu tata letak rumahnya itu pada baby sitter yang bernama Jimin atau biasa dipanggil Rina.

Jisoo dengan wajah bangga memperhatikan interaksi anaknya dan Rina yang sedang bermain di ruang keluarga menggunakan karpet. Ada Jennie disebelahnya memainkan iPad melihat-lihat desain untuk gedung Oddatelier-nya itu.

"Cha! Minji pintar sekali~" Suara lembut Rina memuji anaknya. Tatapan datar Jennie beralih dari iPad ke wanita itu.

Menghela nafasnya kasar, Jennie bersandar di pundak Jisoo fokus memperhatikan Lisa dan Rosé yang bergabung dengan Rina.

"Minji senang yah ada mama baru?." Ucap gadis jangkung berambut pendek tanpa bersalah.

Jennie menggertakkan giginya, dengan cepat mencubit pinggang Jisoo dan pergi menuju kamarnya seraya membawa iPad Pro 12.9 inchnya.

"Aw!" Ringis Jisoo terkejut menatap punggung istrinya yang berlalu pergi.

"Unnie, waeyo?" Tanya Rosé dengan mulut mengunyah cokelat.

"Ani.."

Setelah makan siang dan Minji tertidur di kamar Rina. Jisoo menyusul istrinya yang berada di dalam kamar menonton netflix di TV.

"Sayang?"

Tidak ada sautan, perlahan Jisoo naik ke atas kasur dan ikut menonton apa yang sedang ditonton istrinya itu.

"Kamu nonton apa?"

Berdeham pelan, Jisoo menggaruk pipinya yang tak gatal. "Kamu marah sama aku?" Tanyanya berusaha menatap Jennie dengan takut.

"Ck, buat apa aku marah sama kamu?."

"Dari pagi aku ajak ngobrol kamu diam aja, kenapa? Di Oddatelier lagi ada masalah?.. Sini cerita sama aku."

Jennie memutar bola matanya jengah. "Ji, kenapa ga bilang kalau babysitter yang kamu ambil masih sangat muda? Aku pikir udah agak tua gitu yang kamu ambil. Malah keliatannya umur dia masih dibawah kita."

"Biar lebih tanggap Jen.. Untuk sementara aja kok, lihat dulu gimana kerjanya, kalo bagus ya lanjut sampai kita ga butuh babysitter lagi."

"Ya minimal ada konfirmasi sama aku, Ji. Pertama, Jujur aku ga suka ya kamu berbuat sesuatu tanpa bilang dulu sama aku."

"Mian.."

"Terus kedua, aku juga minta, kalo malem Minji tetap tidur di kamar kita, aku ga mau ada babysitter Minji malah jadi jauh sama aku walaupun serumah."

"Iyaa, aku juga bilang sama Rina begitu dari awal."

"Ketiga, kalau aku lagi pergi entah itu ada acara, pekerjaan, photoshoot, ataupun belanja, kamu jangan sampai berduaan sama Rina di kamar."

"Dikamar ini?" Tunjuk Jisoo pada kasurnya.

"Semua!"

"Iyaa.."

"Keempat, bilangin sama Karina atau si Rina itu kalo butuh sesuatu bilang juga sama aku, jangan ke kamu doang."

"Hm.." Angguk Jisoo mulai mengantuk mendengar ocehan istrinya.

"Kamu denger gak sih, Ji?"

"Denger sayang, aku paham. Udah bicaranya? Sekarang gantian aku yang mau ngomong." Jisoo mempersempit jarak mereka. "Malam ini aku mau ajak kamu makan malam di luar. Bisa?"

"Sama Rina juga?" Tanya Jennie menyindir.

"Aku, mau ajak kamu. Ya berarti berdua dong sayang.. Tanpa Rina, Minji, Lisa ataupun Rosé. Kenapa sih Rina terus yang dibawa?"

"Kok kamu belain dia?!"

Jisoo membuang wajahnya untuk menghela nafas. Lalu kembali menatap wajah garang istrinya "Enggak gitu sayangku cintaku honey bunny sweetie.." Gemas Jisoo sekaligus jengkel. Maksudnya kesal.. "Jadi mau atau enggak? Kalo enggak yau—"

"Mau." Jawab Jennie singkat.

Senyuman di bibir Jisoo mengembang. Namun beberapa detik kemudian senyumannya pudar mendengar ocehan istrinya lagi.

"Tuh kan! Gara gara kamu film yang aku tonton kelewat. Tadi udah sampai menit keberapa juga."

"Jen— sayang.. Kamu lagi datang bulan?" Tanya Jisoo baik-baik.

"Kenapa emangnya? Kamu ga seneng?"

Daripada terus di kamar yang terus membuatnya sakit kepala karena berdebat dengan istrinya. Jisoo memilih untuk keluar dari kamar.

"Gapapa.. Aku ke dapur dulu, mau minum."

Jisoo bertemu karina di dapur yang sedang menghangatkan asi Jennie. Jisoo menyapa "kenapa? Minji kebangun."

"Tidak unnie, hanya jaga jaga saja jika Minji menangis"

Jisoo manggut-manggut, mengambil air dingin dikulkas dan menuangkannya di gelas. "Jika butuh sesuatu jangan segan untuk mengatakannya padaku maupun Jennie, arra?"

Karina menjawab dengan sedikit menunduk "Nde unnie.."

Lisa datang dengan bersiul. Jisoo menatapnya tajam seakan memberi peringatan. Bagaimana jika terdengar oleh Jennie? Ia tidak ingin pedang dunia ketiga terjadi.

"Yasudah kalau begitu unnie pergi dulu.."

Lisa terkikik geli, menjahili kakaknya yang takut dengan Jennie "Waee, apa aku mengganggumu unnie?."

Hanya tersisa Lisa dan Rina di dapur.

lisa membungkuk "Annyeong.. Senang berkenalan denganmu.."

"Ah annyeonghaseyo.. Aku juga senang bertemu denganmu." Jawab Rina membalas sapaan Lisa.

"Ngomong-ngomong, aku ingin bertanya.. Kenapa memilih untuk menjadi babysitter di usiamu yang masih sangat muda?."

"Karena aku sudah terbiasa mengurus bayi di panti asuhan, aku anak tunggal dan kedua orang tuaku telah meninggal dunia. Jadi aku harus memenuhi kebutuhan hidupku dengan melanjutkan bekerja disini.."

"Ah.. Fighting, aku tahu kau bisa.."

"Terima kasih unnie.."



TBC
Jangan galak galak Jen.. Ntar Rina takut.


Mama Chu!Where stories live. Discover now