2.27

2.3K 310 16
                                    

Seraya menunggu Jennie selesai dari kamar mandi. Jisoo memutar otak bagaimana caranya untuk minta maaf kepada Jennie yang sedang marah. Sibuk melamun, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Jennie dengan handuk yang melilit di tubuh sexynya. Dengan rambut yang diikat asal menambah kecantikan Jennie 10× lipat.

"Jendeukie, bisa kita bicara?" Ucap Jisoo dengan takut. Jennie yang sedang mengambil pakaian di lemari menjawab dengan seadanya.

"Hm.."

"Aku benar-benar minta maaf, janji tidak akan mengulanginya lagi.."

"..."

Dengan posisi memunggungi Jisoo. Jennie melepas handuk itu tanpa ragu sehingga menampilkan tubuh polosnya dari belakang. Jisoo tersentak dan sesegera mungkin mengalihkan pandangannya ke arah Minji.

Jisoo merangkak ke arah tengah kasur, dan tiduran di sana sebelah sang anak. Mengatur nafasnya yang tak beraturan. Ia berdecak sebal, kenapa waktunya tidak pas begitu sih? Dirinya dan Jennie tengah sedikit berdebat.

Selesai memakai pakaiannya. Jennie pun naik ke atas kasur, dengan Minji berada di tengah-tengah mereka.

"Wae?" Tanya Jennie sedikit ketus melihat tatapan Jisoo.

"Aniya.. apakah dia rewel selama aku tinggal ke Paris?"

Mulut Jennie yang terbuka tak mengeluarkan suara apapun, ia jadi teringat selama Jisoo berada di Paris, ia pun tak mengurus sang anak.

Jennie menggeleng ragu "dia baik baik saja.."

"Baguslah.." Jisoo mengangkat tubuh Minji dan membawanya ke ranjang anaknya sendiri. lalu ia bergegas untuk memeluk pinggang Jennie dan menjadikan dada kenyal itu sebagai bantalnya.

"Apa kamu masih marah, Jendeuk?"

"Aku tidak marah, hanya sedikit kesal."

Jisoo mendongak "sama saja.. bagaimana caranya agar kamu tidak marah lagi?"

"Seperti ini saja." Jennie memeluk dan mengusap kepala Jisoo yang berada di dada kanannya. "Ingin aku masakkan apa?"

"Kamu mau masak? Niatnya nanti mau ngajak kalian untuk makan siang di luar."

"Buat sarapan sama makan malam aja.. mau apa?"

"Terserah, apapun yang kamu masak aku suka." Jisoo menindih tubuh Jennie lalu membanjiri wajah istrinya dengan ciuman.

Jennie terkekeh gemas "hahaha, stop chu.. geli~"

Minji terbangun, anak perempuan itu menangis dan tatapannya langsung berkaca-kaca melihat sang mommy berada di sampingnya.

Jennie mendorong tubuh Jisoo yang berada di atasnya agar segera menyingkir. Lalu mengangkat tubuh mungil anaknya yang berusia 10 bulan. "Awwwhh my baby eunji kangen ya sama mommy dan mama?" Dipeluknya sang anak yang semakin histeris. Jennie mengusap punggung anaknya yang langsung mengoceh sambil menangis.

"Ta da da da da, hiks.." bayi itu masih berbicara sambil menarik pakaian ibunya. Setelah tangisannya sedikit mereda, Minji kembali membenamkan wajahnya di dada sang ibu.

"Iya sayang.. maafin mommy ya udah nyuekin Minji selama 2 hari."

"Nyuekin?" Tanya Jisoo bingung. Menatap Jennie meminta penjelasan.

Jennie tersenyum gugup melihat tatapan penuh intimidasi dari istrinya. "Hehe, kamu pikir kamu aja yang sibuk sama pekerjaan? Aku juga sibuk Ji, jadi ga sempet punya banyak waktu sama anak aku kemarin-kemarin... Jangan marah ya?" Jennie mengusap rahang tegas milik istrinya lalu membuka kancing pakaian atasnya yang sudah ditunggu tak sabar oleh bayi di pangkuannya ini.

Baru melepas branya saja minji langsung menyerang puting kanannya sehingga membuat Jennie sedikit meringis.

Kini, tatapan Jennie teralih ke sang istri "Kamu mau? Kalo iya aku ga perlu masak buat sarapan sama makan malam nanti."

Niat mau makan siang di luar, eh mereka bertiga malah ketiduran sampai sore dengan posisi Jennie dihisap sana sini sama kedua kesayangannya.

Jennie terbangun lebih dulu karena merasa dingin, tentu saja karena ia telanjang atas. Ia melirik jam dinding dan matanya seketika terbelalak sempurna. Heol! Mereka semua terlambat.

"Chu! Bangun~" Jennie menepuk pipi Jisoo agak kencang, setelah wanita itu terbangun, Jennie menimang-nimang Minji yang sedikit terusik.

"Sini biar aku saja." Jennie menurut, memindahkan anaknya ke pangkuan Jisoo.

Jennie memakai kembali bra dan bajunya, ia segera keluar kamar untuk mencari Rina. Jisoo yang bingung memilih untuk tetap diam.

Jennie kembali masuk kedalam kamar. Mengecek ponselnya yang menunjukkan angka 16.31 PM.

"Chu, Mian... Aku ketiduran dan tak sempat masak, bahkan aku langsung tanya Rina dia sudah makan atau belum, syukurlah dia sudah makan."

Jisoo tersenyum "Gwaenchana.. aku tahu kamu lelah Jendeukie.. ingin pergi sekarang atau nanti malam?"

"Sekarang saja, perutku sudah lapar." Ucap Jennie seraya mempoutkan bibirnya "Kamu pergi mandilah lebih dulu, Chu... Aku dan Minji akan mandi bersama di kamar mandi luar."

"Kenapa tidak mandi bersama saja?"

"Itu akan membuat kita pergi semakin lama, bukankah kamu juga lapar? Jadi ayo cepat bergerak." Jennie mengambil alih Minji yang berada di gendongan Jisoo. Lalu mengambil handuk kecil di kamar mandi.

Di mobil, Jisoo menyetir dengan sangat keren dan lembut. Jennie beri sang anak biskuit untuk di perjalanan. Jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger di hidung mungil dan hidung bangir Jisoo.

"Chu, kamu tau kan setelah acara Dior aku pun akan pergi ke Paris?"

Jisoo mengangguk. "Waeyo?"

"Aku sedikit khawatir bagaimana kamu menjaga anak kita nanti.. tolong jangan jadikan Minji sebagai alat percobaan aksi random-mu itu. Dan jangan berani-beraninya kamu berdua di kamar dengan Rina apapun itu."

Jisoo tersenyum miring. "Memangnya kenapa kalau Minchubear hanya tinggal berdua denganku?... Dan Rina.."

Jennie berdecak dengan bola mata yang berputar malas. "aku hanya tak ingin anakku kenapa kenapa. Itu saja."

"Ah, Jinjja??"

"Yah Kim! Berhenti menggodaku dan fokus saja dengan jalan."

"Cium pipiku lebih dulu.." ucapnya namun menunjuk bibirnya yang menggoda dengan bentuk hati kesukaan Jennie.



TBC
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang merayakan, kalo kedepannya ada bagian 18+ baca pas buka aja ya 😉😂


Mama Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang