Deg..
"Jisoo maafkan aku tidak memberitahumu sejak awal.." Jennie memohon sambil memegang kedua tangan istrinya
"Aku yang seharusnya meminta maaf Jennie, kau tak perlu melakukan ini.." Jisoo menatap mata Jennie yang berkaca-kaca
"Melakukan seperti apa?"
"Meminta maaf padaku, kau tidak perlu melakukannya.."
"W-wae? Aku salah c-chu.."
"Seharusnya aku yang mengucapkan kata maaf itu padamu.." Jisoo menghela nafasnya pelan lalu melanjutkan ucapannya
"maaf telah membawamu ke hubungan yang lebih serius seperti ini, kau terpaksa menikah denganku saat itu karena ada Minji diperutmu kan? Aku mengerti.. sekarang aku akan melepaskanmu dari Hubungan ini Jennie, kau berhak mencari seorang suami—"
"Aku tidak terpaksa menikah denganmu Kim Jisoo! Dan kau adalah suamiku!~ hiks" Jennie membentak Jisoo
"Julukan suami itu untuk seorang pria Jen, bukan untuk wanita aneh sepertiku... Kau tahu Jennie? Aku mendapatkan mainan dokter dari seorang fans saat fansign soloku, aku menunggumu pulang untuk bisa bermain mainan itu dengan Minji, namun kau menghancurkannya.." Jisoo tersenyum getir seraya mendongakkan kepalanya menahan air mata
"Ji.. hiks.. kumohon beri aku kesempatan~"
"Aku memberimu kesempatan untuk menjadi adik dan teman kerjaku lagi, kau tak apa bukan?"
"Andwae.. aku tidak mau Ji~" Jennie menggeleng kuat, memeluk tubuh wanita yang dipanggil mama dengan erat
"Untuk saat ini jangan difikirkan, kau harus menyiapkan energimu untuk konser lusa nanti, anggap saja ini tidak pernah terjadi dan bersikap seperti biasa saat ada kamera, arra?"
"Aku akan melakukannya jika kau memberiku kesempatan dan memaafkanku.."
"Maaf.. untuk saat ini aku masih belum bisa melakukannya" Jisoo melepas pelukan Jennie dan meninggalkannya sendiri
"Fuck.. rupanya kau ingin bermain denganku chu?" Jennie tersenyum miring dan mengepalkan tangannya kuat "Arraseo, mari kita lihat siapa yang akan memohon. Apakah aku..? atau dirimu..?"
Jennie berjalan masuk ke kamarnya dan melihat Jisoo yang sudah tertidur. Ralat, lebih tepatnya mencoba untuk tidur. Ia duduk di kursi meja rias lalu melepas branya, menyemprot parfume chanel yang disukai istrinya di leher dan area lainnya lalu ikut bergabung dengan sang istri.
Jisoo tak bergeming, ia malah sedikit kaget karena anaknya yang membuka matanya lebar, mungkin karena pergerakan dirinya yang tak perlahan saat menaiki kasur.
"Hi baby.. kebangun yah gara-gara mommy?" Jennie tiduran menyamping seraya mengusap perut anaknya. Jisoo yang mendengar Jennie berbicara dengan suara anak kecil membuka matanya
"Minji mau uyu? Bobo lagi yuk.. mommy juga mau tidur bersama mama"
"Aku tidak ingin tidur, jika kau mengantuk tidurlah. Aku yang akan mengurusnya" Jisoo mengambil botol dot yang masih hangat lalu mengocoknya pelan
"Biarkan aku memberinya Asi, Ji.. kumohon jangan larang aku untuk memberikannya nutrisi" ucap Jennie memohon
"Terserah padamu."
Jennie tersenyum membuka pakaiannya sehingga kedua dadanya terpampang jelas. Wanita itu menggendong anaknya untuk diberi asi.
Jennie tak sengaja melirik Jisoo yang menatap buah dadanya "Kau ingin? Kemarilah.. kau bisa bergabung dengan Minji, setelah selesai kau bisa kembali marah padaku lagi" Jennie tersenyum miring dalam diam
"Tidak. Jangan harap aku akan menyentuhmu lagi Jennie."
Oh ayolah, Jennie mematung karena ucapan Jisoo yang menyakiti hatinya, walaupun terdengar seperti anak kecil yang sedang merajuk, namun tetap saja.. hati mungilnya tergores.
"Arraseo.. mianhae.." lirih Jennie menunduk, hatinya semakin yakin untuk melakukan sesuatu saat konser nanti
Jisoo membuka tutup botol dot lalu menenggak susu itu sampai habis
"Chu?" Panggil Jennie ragu
"Hm?" Sahutnya dengan bibir putih bekas susu
"Sebenarnya yang kau minum adalah asiku.."
"Mwo?!" Mata Jisoo membulat, pupil matanya melebar karena terkejut. Pantas saja rasanya sedikit beda, ia pikir karena sudah lama dibiarkan. "Kapan kau menggantinya?"
"Saat aku pergi ke kamar, aku menggantinya dengan asi milikku"
"Cih, pantas saja rasanya berbeda. Lain kali jangan mengganti isi susu sembarangan" ucap Jisoo lalu tidur membelakangi Jennie
"Seharusnya kau yang jangan meminum susu anakmu sendiri, ini jelas bukan salahku Chu... Aku akan membuatkannya susu setelah ini"
"Diamlah. Aku tak butuh orang yang pura-pura peduli padaku."
"K-kau menjadi kasar Jisoo.. aku tidak menyukainya.."
"Aku akan seperti biasa jika kau mau berpisah denganku, Jennie."
"Ji.. bukankah aku sudah menjelaskannya semua padamu?"
"Menjelaskan apa? Kebohongan?"
Hiks..
"Kau jahat Jisoo-ya.. aku memintamu untuk mempercayaiku namun nyatanya kau masih meragukan ku.."
"...."
"Aku mencintaimu Ji.. aku tak ingin kita berpisah.. mianhae"
"Jangan menangis, kumohon" ucap Jisoo duduk lalu membawa Jennie kepelukannya
"Hiks.."
"Kau tega membiarkan anak kita tidak memiliki orang tua lengkap c-chu?"
"Aku bisa mencari pengganti mu."
Rahang Jennie mengeras menahan amarah, wanita sialan mana yang akan menjadi mommy pengganti untuk anaknya? Akan ia patahkan lehernya sekarang juga.
"Tidak ada yang bisa menjadi mommy untuk Minji selain diriku, Jisoo." Ucap Jennie
"....."
Jennie menatap Minji yang sudah kembali tertidur, ia melepaskan pucuk dadanya dari mulut sang anak lalu meletakkannya kembali di kasur
"Pakai pakaianmu kembali."
"Kau tidak ingin bercinta denganku sebelum kau memberiku surat cerai, hm..?" Jennie duduk dipangkuan Jisoo dan menatapnya menggoda "tetapi tetap saja aku tidak akan membiarkanmu menemukan pengganti diriku Ji. Camkan itu"
"Adik kecilmu merindukanku bukan? Aku bisa merasakannya dari celana kain tipismu itu" Jennie menunduk lalu menatap mata sayu Jisoo
"Aku sedang tidak ingin melakukannya." Tolak Jisoo memegang pinggul Jennie
"Benarkah?" Tanya Jennie seolah terkejut "ingin kuberikan blowjob saja, hm? Kau bekum merasakan mulutku kan?"
Jennie memejamkan matanya "Milikmu berkedut Ji.. itu tandanya kau setuju"
"Siapa yang mengajarimu berbicara kotor seperti ini Jennie?!" Jisoo berucap dengan nada penuh penekanan "apa lelaki itu yang mengajarinya padamu huh?"
"Nde.. dia yang mengajariku.. apa kau terkejut?"
"Menjijikan.. semoga Minji tak mendengar ucapannya tadi" Jisoo menaruh dirinya di kasur lalu pergi dari kamar
Lagi-lagi hatinya tergores mendengar jawaban Jisoo, padahal ia hanya berbohong agar wanita itu marah dan menyentuhnya kasar. Mungkin dengan begitu Jisoo tak akan lagi marah padanya, tetapi ia malah membuat keadaan semakin memburuk.
TBC
Tim Happy Ending?
Atau Sad Ending?

YOU ARE READING
Mama Chu!
RomanceTentang kehidupan mereka yang menjalani peran sebagai seorang idol dan ibu sekaligus, akibat sebuah kejadian. Mampukah mereka mempertahankan hubungan rumah tangga yang penuh dengan cobaan?