| 02 | Find A Way Out, Maybe?

283 31 7
                                    

[DAFTAR PUTAR : Tulus - Diri]

"UNTUK saat ini, pasien hanya perlu menjalani masa pemulihan saja dengan terapi, luka-lukanya akan sembuh dengan perlahan, pendarahan di kepalanya juga sudah ditangani, jadi dia akan baik-baik saja selama dia menjalani semuanya dengan baik."

"Berapa lama terapi yang akan dilakukannya?"

"Jika dia menjalaninya dengan baik, terapi akan cepat selesai kira-kira dua minggu. Jangan lupa untuk selalu memantau makan, minum, dan juga waktu istirahatnya. Dia anak yang kuat, dia pasti bisa."

"Baik, Dok. Terima kasih."

Dokter yang memeriksa Iman tadi mengusap kepala Iman lembut sebelum pada akhirnya beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Romansyah menarik kursi dan duduk disamping brankar Iman, menatap gadis itu dengan intens.

Beragam pertanyaan memasuki benaknya saat ini, hadirnya Iman secara tiba-tiba dalam keadaan seperti ini tentunya menimbulkan tanda tanya besar, terutama tragedi yang terjadi dua minggu lalu, Romansyah makin tidak tenang.

Mereka sudah saling mengenal sejak pertama kali bertemu di tengah jalan dalam perjalanan hiburan menyeramkan mereka. Romansyah mungkin tidak terlalu dekat dengan Iman, tapi yang pasti Romansyah tahu kalau ada suatu hal yang terjadi.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Romansyah tiba-tiba.

Iman sempat mengerutkan kening, tapi Romansyah kembali melanjutkan ucapannya. "Sebagai sesama orang yang memiliki kemampuan dan senjata unik, aku tahu jika ada suatu hal yang tidak beres. Apalagi dengan peristiwa yang baru saja terjadi dua minggu lalu."

"Dua minggu lalu?" ulang Iman bingung.

"Aku sedang di pantai, bersama Huda, Azuya, Eben, Blane, dan beberapa orang yang mungkin akan kuperkenalkan, Yuchan dan Hilwa."

Romansyah menunjuk gadis berjaket merah saat menyebutkan nama Yuchan, dan  menunjuk gadis berkerudung putih saat menyebut nama Hilwa.

Iman menatap kedua gadis itu bergantian sebelum netranya melirik kembali kearah Romansyah yang sedang menjelaskan. "Awalnya semuanya baik-baik saja, kami pergi ke pantai untuk bersantai. Hingga ..."

"Azuya merasa ada yang tidak beres," sahut Eben. "Pedang miliknya tiba-tiba bersinar, sedetik setelahnya kami mendengar ledakan yang sangat keras. Lalu, sesuatu yang aneh terjadi."

Romansyah dan Eben menunduk dalam, membuat Iman yang melihatnya merasa yakin jika kedua orang itu seperti berusaha untuk berbicara namun tak mampu untuk melakukannya, lidah mereka seolah merasa kelu.

"Apa yang terjadi?" tanya Iman pelan, namun entah kenapa perasaannya seperti merasakan hal yang sama dengan Romansyah dan Eben.

Romansyah menarik napas, mencoba untuk menguatkan hatinya sebelum berbicara kepada Iman. "Azuya dan Huda ... mereka ... menghilang ... dalam sekejap ... menjadi debu ..."

DEG!

Pikiran Iman tiba-tiba berkelana dan berputar jauh ke dalam, otaknya secara otomatis memunculkan kembali serpihan-serpihan memori yang berkumpul menjadi satu kesatuan utuh, yang sukses membuat netranya membulat.

"Jangan panggil gue Abang lagi ..."

Suara itu, membuat tubuh Iman menegang, membuat bayang-bayang mimpi buruk baginya, disertai suara tubrukan yang berdengung dan mendominasi di pendengarannya waktu itu.

Bangkit! (Boboiboy X Ejen Ali X Anicraft) AOF #6Where stories live. Discover now