| 08 | Get To Know Each Other

248 22 11
                                    

"LAGI ngapain, Bang?"

"Ebuset, kaget gue!"

Romansyah mengelus dadanya sendiri saat Ali, Naufal, Mika, Lia, dan Rudy tiba-tiba muncul di hadapannya dengan Ali yang memimpin kelompok tersebut. Pemuda itu menggelengkan kepalanya. "Kalian bikin gue kaget aja."

Ali cuma nyengir kuda. "Ini ... kita penasaran aja, sih, Bang. Kita itu penasaran sama senjata-senjata punya lo."

Naufal dan Lia mengangguk mantap, tentu saja karena mereka belum pernah bertemu dengan Romansyah sebelumnya. "Kata Ali, Bang Roman ini punya meriam yang bisa dipasang di tangan gitu, ya? Keren banget, dong!" seru Lia.

Romansyah hanya tertawa kecil mendengar ujaran Lia. "Oh, yang itu ... itu namanya Cannon Arm, senjata tembak jarak jauh."

Romansyah langsung mengeluarkan senjata yang dimaksud, membuat semua ejen muda langsung melongo melihatnya, terutama Lia dan Naufal. "Whoaaaa, ini kayaknya lebih keren daripada senjata yang dibuat MATA, deh. Bisa nembak orang ampe mati, nggak?"

"Cannon Arm ini punya persentase tenaganya tergantung dari seberapa mampu gue bisa gunain senjata ini. Terakhir kali gue gunain waktu itu ... persentase tenaganya sampai 50%, dan itu udah bisa bikin orang koma bahkan mati," jelas Romansyah. "Tapi kalau gue lagi dalam Red Mode aja, dalam keadaan normal tangan gue bisa kebakar kali gunain ampe 50%."

"Red Mode? Itu maksudnya apa, ya?" gumam Ali sambil mengerutkan kening.

"Lihat mata gue," Romansyah menunjuk kedua iris matanya yang memiliki warna berbeda, dimana warna mata kiri Romansyah berwarna biru dan warna mata kanannya berwarna merah. "Kalian lihat warna mata gue berbeda, kan?"

Ali, Naufal, Mika, Lia, dan Rudy mengangguk.

"Kedua mata gue bakal jadi warna merah jika gue sudah masuk kedalam Red Mode atau mode bertarung gue dimana gue bisa gunain senjata-senjata gue dengan lebih efisien, sayang banget mode ini hanya muncul waktu emosi gue naik aja. Jadi nggak nentu."

"Mirip-mirip Override Mode, nggak, Bang?" tanya Ali lagi.

"Well, kurang lebih kayak gitu, Li," jawab Romansyah sambil mengetuk-ngetuk dan mengusap Cannon Arm tersebut berkali-kali. "Kalian jangan minta gue gunain benda ini, nanti yang ada malah kebakar ni tempat."

"Enggak, kok, Bang, kita tahu, kok."

"Apaan, nih, rame-rame?"

Sosok Blane, Eben, Boboiboy, Gopal, Kaizo, dan Ying sedikit mengejutkan mereka yang berada di lapangan luas tersebut. Muka Gopal yang terlihat masam dengan Ying yang tertawa sedari tadi menimbulkan tanda tanya di kepala Ali. "Bang Gopal kenapa? Kayak ngambek gitu?"

"Kamu nanyea?" balas Gopal sambil mencibir kesal. Satu hal yang membuat semua orang terfokus pada Gopal adalah remaja berbadan tambun itu sepertinya habis diserang seseorang, dibuktikan dari lebam yang terlihat pada wajah bagian kanannya.

"Habis dikeroyok Blane dan Eben," jawab Boboiboy santai.

"Lah? Bisa berantem juga lo?" Romansyah menatap Eben dengan mulutnya yang membulat. Eben hanya terkekeh. "Kalau ngelawan dia bareng Blane, mah, gampang banget, Man."

"Ih, digebukin doang langsung ngambek," julid Ali sambil tertawa puas.

"Bocil diem!"

"Hehehe, eh, tapi gimana ceritanya? Kok, bisa digebukin?" tanya Ali lagi.

"Haiya, salah dia sendiri, ngeraguin kemampuan Eben sama Blane," celetuk Ying. "Eben langsung nyerang Gopal. Blane juga ikutan, udah mana berpecah tiga lagi."

Bangkit! (Boboiboy X Ejen Ali X Anicraft) AOF #6Kde žijí příběhy. Začni objevovat