22. Hold My Hand

610 71 12
                                    

Tay terbangun dari tidurnya ketika dirinya merasa sangatlah gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tay terbangun dari tidurnya ketika dirinya merasa sangatlah gelisah. Iris matanya pun melihat kearah ranjang bayi milik putra. Bahkan dirinya pun sibuk memungut pakai miliknya dan suaminya yang berserakan di lantai. Hingga akhirnya dia berjalan kearah sofa single untuk mengambil bathrobe dan memakainya.

Pria cantik itu pun dengan hati-hati membuka pintu balkon. Lalu melamun sambil berpegangan pada pajar balkon. Iris matanya bisa melihat kearah taman rumahnya yang luas dan perkotaan di ujung rumah mewahnya.

"Kenapa rasanya sangat hampa?" Monolog Tay pada dirinya sendiri.

Sementara itu di dalam kamar, terlihat Time yang terbangun tanpa mendapati Nyonya rumahnya. Pria angkuh itu pun segera menyadarkan dirinya dan mengambil bathrobe.

Iris mata tajam milik Time pun melihat pintu balkon yang sedikit terbuka. Bahkan dia bisa melihat keberadaa Tay yang berdiam diri di balkon kamar mereka.

"Kenapa kamu berada di sini malam-malam, hmm?" Tanya Time pada Nyonya rumahnya.

Kali ini tangan kekar Tim memeluk pinggang ramping istrinya. "Aku tidak bisa tidur. Oleh sebab itu, aku hanya bisa melamun di tempat ini."

"Sayang, apakah ada yang sedang kau pikirkan?" Bisik Time sambil mencium bahu mulus milik istrinya yang terekspos.

Tay hanya mengeleng dan melihat kearah suaminya dengan lembut.

"Time..." Ucap Tay pelan.

"Ada apa?" Tanya Time pada Nang Tantijibul.

"Usia Joseph sudah 2 tahun berjalan. Aku hanya ingin kamu setuju kita akan membuat adik kecil untuk dirinya. Sebab aku merasa sangatlah sedih bila kesayanganku merasa kesepian." Jelas Tay pada suaminya yang menatapnya penuh cinta.

Entahlah, kali ini Time belum bisa menerima usulan istrinya. Sebab dia tahu bila Joseph masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik. Time berusaha untuk membuat Joseph paham tentang konsep adik yang sebenarnya. Semua itu di takutkan bila Joseph menganggap adiknya sebagai mainan.

Namun kali ini Nang Tantijibul sangatlah ingin menambah momongan di usia Joseph yang masih kecil. Sulitnya lagi putra kecilnya masih tergantung pada dirinya.

"Mungkin kita akan memcobanya beberapa tahu lagi. Bahkan kau harus tahu bila Joseph masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik, sayang." Jawab Time sambil mengelus lembut surai kelam milik istrinya yang terlihat panjang.

"Euhmm... baiklah."

Akhirnya Tay pun patuh akan ucapan dari suaminya.

Lalu kali ini tangan Time beralih merengkuh dada Tay mengunakan tangan kanannya yang berotot. Bahkan jemari lentik Tay memegang tangan kekar prianya dengan lembut.

"Kau itu adalah belahan jiwaku." Ujar Time sambil mencium leher istrinya. "Tapi kau tidak akan bisa kabur bila aku membutuhkan dirimu. Aku melakukannya karena aku mencintaimu."

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang