41. Miss Ballad

507 74 74
                                    

Sesuai dengan rencana semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan rencana semalam. Tepat pada pukul 07.22 pagi. Pete dan Venice perjalanan untuk pergi ke stasiun kereta Jaran Sanitwong. Bahkan Pete juga sibuk untuk merapikan pakaian Venice karena terburu-buru.

Hingga akhirnya, sepasang Ibu dan anak itu pun sampai di stasiun. Lalu membeli tiket ke Nam tok. Venice melihat sekeliling yang terdapat banyak orang yang antri memesan tiket. Bocah itu hanya duduk terdiam di samping Ibunya. Tak berselang lama kereta pun datang.

"Itu dia keretanya sudah datang?" Ucap Pete pada putra kecilnya.

"Uwahh... Keren."

Bocah kecil itu terlihat kagum ketika pertama kali melihat kereta secara langsung. Kemudian keduanya memasuki kereta. Di dalam sana Pete membiarkan putranya duduk di dekat jendela.

"Venice, suka dengan pemandangannya?" Tanya Pete lembut pada putranya.

"Suka."

"Kalau begitu Venice makan dulu roti isinya." Bujuk Pete lembut.

Perjalanan keduanya masih terbilang cukup panjang, karena keretanya menempuh perjalanan selama 4 jam lebih.

Bahkan selama 4 jam itu Pete sibuk untuk memandangi kemandangan dari jendela kereta. Di tambah lagi Venice sibuk bermain dengan robot-robotannya yang sudah di perbaiki.

"Mommy, apa di sana nanti aku boleh berenang?" Tanya Venice penasaran.

"Tidak. Karena arusnya sangat kuat." Jawab Pete pada putra kecilnya.

"Baiklah."

Selama 4 jam berlalu di dalam kereta. Hingga akhirnya sepasang Ibu dan anak itu pun sampai di Nam tok. Kali ini Venice pertama kali menaiki lokal bus.

Sementara itu, Pete terlihat terbiasa karena dia pernah melihatnya ketika dirinya berada di Chumphon. Bahkan Pete tidak memungkiri bila darah perkotaan mengalir di dalam tubuh putra kecilnya.

"Apa Venice berani naik kapal?" Tanya Pete pada putra kecilnya sambil mengambil botol air.

"Berani. Apakah kita nanti naik kapal?" Bocah laki-laki itu pun melihat kearah Ibunya.

"Iya, nanti kita naik kapal."

"He'em." Venice mengangguk patuh.

Tak berselang lama kemudian, mereka pun sampai di Phutakien Pier untuk menyebaringi sungai dengan kapal perahu. Bahkan Pete pun bertemu dengan orang-orang koneksi dari Tankhun.

"Terima kasih." Ucap Pete pada sang sopir.

"Terima kasih, Nang Pete." Jawab pria paruhbaya itu. "Nanti bila ada masalah bisa hubungi saya."

"Iya, sekali lagi terima kasih." Ujar Pete sekali lagi dan Venice pun menge-wai dengan sopan.

Sepasang Ibu dan anak itu pun menaiki kapal. Disana terlihat sekali bila Venice terlihat ketakutan. Sebab Venice sama sekali tidak terbiasa dan berbeda dengan Ibunya yang sejak kecil melihat kapal.

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang