48. Go Back Home

597 89 155
                                    

"Ibuu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ibuu.. Ibu.."

"Tunggu dulu. Ibumu sedang di kamar mandi."

"Ehmm... Ibuu..!!"

"Sini Ayah gendong dulu?"

Pol berusaha membawa putra kecilnya ke dalam gendongannya. Uniknya lagi balita itu berusaha menjulurkan badannya untuk lepas dari sang Ayah. Hingga akhirnya Arm keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi.

"Ibuu.. Ibu..!!"

"Itu dia Ibumu sudah selesai mandi." Ucap Pol pada putra kecilnya sambil tersenyum kearah Arm. "Sana peluk dulu Ibumu?"

"Eum... Ibu." Kata Beanie dan berlari kecil kearah Ibunya.

"Hehehe... rindu ingin di peluk Ibu?" Tanya Arm lembut.

"Ehm... Ibu..! Ibuu..!!" Tangan Beanie pun terulur kearah sang Ibu.

"Iya, Ibu akan mengendong Beanie." Jawab Arm lembut pada putra kecilnya.

Pria cantik itu pun segera membawa tubuh mungil putranya ke dalam dekapannya. Kaki jenjangnya pun melangkah ke sisi ranjang untuk menidurkan putra kecilnya. Bahkan Beanie harus menyedot botol susunya terlebih dahulu.

Pol segera menaiki ranjang untuk menyentuh kaki kecil milik kesayangannya. Balita kecil itu hanya melihat kearah sang Ayah sekilas. Tangan kecilnya segera menyentuh wajah Ayahnya.

"Ada apa, hmm?" Tanya Pol lembut. "Mau di cium, Ayah." Goda Pol pada kesayangannya.

Hingga akhirnya susu di dalam botol milik Beanie pun habis. Bahkan balita kecil itu hanya tertawa kecil ketika melihat sang Ayah. Arm segera mengusap lembut punggung kesayangannya untuk bersendawa.

"Hari ini anak kesayangamu kelelahan sibuk bermain dengan Khun Tankhun." Ucap Arm pada suaminya.

"Tapi kelihatannya Beanieku sangat senang." Jawab Pol sambil mencium pipi chubby putra kecilnya.

"Iya."

Namun kali ini Arm tidak membahas mengenai ucapan Wristband. Sebab Arm tahu bila semua itu hanyalah bualan anak kecil yang baru saja bangun tidur. Bahkan pria cantik itu tahu bila Tuan mudanya suka mengasal ketika berbicara.

Tapi kali ini yang jelas saja semua orang tidak bisa lari dari takdir. Sebab semuanya sudah tergaris sejak manusia di lahirkan. Namun takdir bisa di ubah bila ketika memiliki kemauan.

"Kenapa diam?" Tanya Pol pada istrinya.

"Tidak. Aku hanya tidak tega meninggalkan Beanie sendirian bersama Ayah dan Ibu di Chiang Mai." Ucap Arm pelan sambil melihat kearah putra kecilnya.

"Iya aku tahu. Tapi kita akan sering pulang untuk melihatnya." Jawab Pol lembut.

"Hmm... Aku mengerti."

Pria cantik itu pun segera menepuk pelan pantat putranya. Bahkan bocah kecil itu pun mulai memejamkan matanya untuk terlelap. Sedangkan, Pol hanya sibuk melihat kesayangannya yang berada nyaman di dekapan Ibunya.

Dear Young Master [END]Where stories live. Discover now