Oceana's | 2

1.3K 122 1
                                    

Rhea tak ada henti-hentinya dibuat takjub, terlebih lagi saat sampai di Academy Oceana's

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rhea tak ada henti-hentinya dibuat takjub, terlebih lagi saat sampai di Academy Oceana's. Sekolah itu terlihat seperti sebuah kastil kuno di abad pertengahan. Dengan nuansa gelap memberikan kesan seram namun sangat ikonik.

Gerbang academy terbuka secara ajaib, seolah kekuatan sihir telah di siapkan khusus untuk gerbang tersebut. Setelah beberapa siswa baru di Academy Oceana's telah tiba, sebuah asap hitam seperti angin puting beliung muncul di hadapan para siswa baru.

"Apakah akan terjadi sesuatu?" tanya Rhea pada Edgar.

Edgard menggeleng cepat dan menjawab pertanyaan Rhea. "Tidak, kau akan lihat sesuatu yang ajaib lagi," ucap Edgar sembari menutup wajahnya dengan lengan, karena angin yang ditimbulkan oleh asap hitam tersebut.

Dan benar seperti yang dikatakan Edgar, asap hitam itu tiba-tiba berubah menjadi seorang pria paruh baya.

"Hohoho... Selamat datang para murid baru di Academy Oceana's!" Pria paruh baya tersebut mirip dengan Santa Claus, terlebih jenggot nya yang memutih karena faktor usia.

Orang tersebut memakai kacamata bulat dengan rantai mengalungi lehernya. Badannya gemuk, rambutnya putih dan keriting. Dia memakai jas kulit panjang berwarna hitam. Dengan celana hitam dibawah lutut, penampilannya cukuplah nyentrik.

Tanpa Rhea bertanya, Edgar memberi tahu pada Rhea siapa pria tersebut. "Dia wakil kepala sekolah," bisik Edgar.

Rhea memperhatikan wakil kepala sekolah tersebut yang tengah berpidato di hadapan semua murid baru.

"Perkenalkan, namaku Ovies Ariesdonna, aku adalah wakil kepala sekolah Academy Oceana's, saat bersama ku tidak perlu terlalu formal, meskipun sudah tua jiwa ku masih muda seperti kalian hahaha! Panggil saja aku-" ucapan Ovies terpotong karena seorang siswa tiba-tiba berceletuk, berteriak memanggil Ovies domba, dan siswa tersebut adalah Edgar.

"Domba!"

Rhea langsung menyenggol lengan Edgar. "Apa yang kau lakukan?! Kau itu tidak sopan! Bagaimana jika dia marah?!" bisik Rhea.

Edgar tersenyum dengan ekspresi wajah tengil. "Tenang saja," ucapnya dengan sedikit sombong.

"Sepertinya aku mengenal suaramu anak muda." Ovies yang tiba-tiba bersuara dengan nada seolah marah, membuat para murid baru jadi sedikit tegang, begitu juga dengan Rhea.

Ovies berubah menjadi asap dan menerobos melalui kerumunan dan sampailah dia pada Edgar. Ovies berubah kembali menjadi wujud manusia.

Tuk!

"Dasar bocah!" Ovie memukul kepala Edgar.

"Aduh! Sakit kakek tua!" rintih Edgar sembari memegangi kepalanya.

Rhea yang berada di sebelah Edgar, tak berani bergerak ataupun bersuara sedikit pun. Ia takut juga akan bernasib seperti Edgar.

"Memanggil ku domba di hadapan murid baru itu tidak sopan!" ucap Ovies mengomeli Edgar.

Oceana's Where stories live. Discover now