Oceana's | 3

965 111 1
                                    

Di Academy setiap kelas memiliki asrama masing-masing, namun para murid tidak diwajibkan untuk tinggal di asrama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di Academy setiap kelas memiliki asrama masing-masing, namun para murid tidak diwajibkan untuk tinggal di asrama. Beberapa memilih pulang ke rumah setelah kelas selesai. Edgar sendiri selalu kembali bersama Rhea ke dunia asal mereka. Meskipun Edgar memiliki rumah juga di Oceana. Yaitu rumah neneknya.

Seharusnya Rhea pulang ke rumah, namun niatnya untuk pulang gagal karena ulah Edgar. Laki-laki itu tiba-tiba tanpa sepengetahuan penjaga Academy, bahkan guru mengajak Rhea untuk ikut bersamanya.

"Kau ini mau mengajakku kemana Edgar!" Rhea sedikit kesal karena Edgar tiba-tiba menariknya.

Dan entah di mana ini, saat tadi tour bersama gurunya, Rhea tidak datang ke ruangan asing tersebut. Ada banyak lukisan, patung, dan beberapa seni lainnya. Tempatnya juga tersembunyi, Edgar perlu membuka pintu rahasia yang terlihat seperti rak buku. Dan rak buku tersebut ada di ruang kelas Gryphon, kelas Edgar.

"Sebaiknya kita segera keluar dari sini Edgar," ujar Rhea.

"Tunggu dulu, kenapa kau terburu-buru. Lihatlah semua ini, indah bukan?" Rhea ingin cepat-cepat keluar dari sana, tapi Edgar malah berniat berlama-lama di sana.

"Tapi ini sama saja menyelinap, untuk mu mungkin tidak akan ada masalah, tapi untuk ku akan jadi masalah Edgar!" Rhea mengingat saat siang tadi, Orkus memberi peringatan pada setiap murid Pegasus. Mereka dilarang keluar masuk ke kelas lain tanpa alasan dan tujuan yang jelas.

Ini hari pertama Rhea di Academy Oceana's, dia tidak ingin mendapat masalah atau akan berakhir di kelas buangan.

Telinga Edgar panas mendengar ocehan Rhea. "Iya baiklah, tapi sebentar saja aku ingin menunjukkan sesuatu yang keren padamu," ucapnya.

Rhea mau tidak mau berada di sana untuk sebentar saja.

"Baiklah, apa yang coba kau tunjukkan padaku?" tanya Rhea sembari melipat kedua tangannya didepan dada, dan menunggu Edgar.

Edgar membuka lemari yang memiliki dua pintu. Rhea sangat takjub saat melihat isi lemari tersebut.

Ada sebuah bola kaca yang di dalamnya berisi hewan-hewan spirit yang menjadi simbol dari 7 kelas. Bola kaca tersebut melayang-layang dan bersinar dengan kilauan cahaya masing-masing. Rhea mendekat ke lemari tersebut untuk melihat bola-bola kaca itu lebih dekat.

"Wow...ini sungguh indah, apakah aku boleh menyentuhnya?" tanya Rhea menoleh pada Edgar.

Edgar dengan wajah bangganya, menjawab iya.

"Mereka bereaksi saat ku sentuh," ujar Rhea. Rhea menyadari bola-bola ajaib itu seperti hidup, saat di sentuh mereka memberikan respon.

"Tentu saja mereka itu makhluk spirit, namun bukan yang asli. Ah maksudnya mereka asli tapi mereka adalah bagian kecil dari ketujuh spirit. Aku ingat nenekku pernah mengatakan, jika kekuatan bola-bola spirit ini sangat hebat, kekuatannya setara dengan 1000 penyihir," ucap Edgar menjelaskan pada Rhea.

Oceana's Where stories live. Discover now