2

27.1K 1.8K 24
                                    

Visha sudah tiba di apartemen Rose, gadis itu memarkirkan mobilnya di garasi. Lalu dia keluar dari mobil dan membawa koper nya yang berukuran sedang, terlihat seorang gadis cantik yang berjalan menghampirinya.

"Jadi kamu keluar dari mansion itu?" Ucap gadis cantik itu.

"Seperti yang kau lihat, Briana." Ucap Visha datar.

Gadis cantik itu tidak lain adalah Briana Marisa D'Alston sahabat baik Visha yang akan mati kecelakaan saat menuju pernikahan Visha dan Rafael. Dan yang membuat kecelakaan itu adalah Marbella, karena Briana tahu Rafael berselingkuh dengan Marbella.

"Aku senang melihat mu bisa keluar dari sana." Ucap Briana sambil tersenyum manis.

Visha tersenyum manis dan ingin sekali memeluk sahabatnya tapi dia harus menahannya, karena dia belum melakukan balas dendam kepada orang-orang yang menyakitinya.

"Aku sudah membayar uang sewa pada pemiliknya, untungnya pemilik apartemen ini masih teman papa ku." Ucap Briana.

"Terima kasih sudah mencari tempat tinggal ku." Ucap Visha.

"Sama-sama, Visha. Apalagi kita berdua ini kan bersahabat sejak kecil." Ucap Briana.

"Kalau begitu ayo masuk ke dalam." Ucap Visha.

"Ayo." Ucap Briana.

Visha dan Briana masuk ke dalam apartemen Rose yang begitu mewah, elegan, dan besar. Apalagi di sana memiliki ruang tamu yang cukup luas.

"Bagaimana?kamu suka apartemen Rose ini?" Ucap Briana.

"Aku sangat suka." Ucap Visha.

"Lalu setelah ini apa yang akan kamu lakukan?" Ucap Briana.

"Aku kembali ke jalan yang dulu, meretas semua saham perusahaan yang terkenal." Ucap Visha.

"Sebaiknya kamu berhati-hati, Visha. Jangan sampai papa ku tahu, karena dia akan mengincar orang yang sudah meretas saham perusahaan milik nya." Ucap Briana.

"Kamu tenang saja, Briana. Aku tidak akan mudah ketahuan oleh papa mu." Ucap Visha tersenyum manis.

"Aku hanya memperingatkan mu saja." Ucap Briana.

"Apakah kamu mau menginap di apartemen ini?" Ucap Visha.

"Sorry,aku tidak bisa untuk menginap di sini. Karena papa ku akan pulang dari Australia, Apalagi si Bryan juga pulang." Ucap Briana.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, salam untuk papa mu." Ucap Visha.

"Kamu menyukai papa ku?" Ucap Briana.

"Aku hanya bercanda saja, pulang lah." Ucap Visha tersenyum manis.

Briana meninggalkan tempat itu sedangkan Visha masuk ke dalam lift karena kamarnya berada di lantai 3,tidak lama kemudian dia pun tiba di lantai 3. Dia keluar dari lift dan menuju ke arah kamarnya, saat memasuki kamar tersebut. Kamar Visha bernuansa gelap sesuai dengan warna favoritnya,lalu dia meletakkan kopernya di lantai.

"Aku menyukai ketenangan tempat ini, tidak ada yang lebih tenang dari tempat ini." Gumam Visha.

Visha masuk ke dalam kamar mandinya,dia melihat ada bak mandi berukuran besar di sana dan ada sebuah pancuran air panas. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di kasur yang begitu sangat empuk.

"Inilah yang namanya hidup penuh dengan ketenangan dan kedamaian." Gumam Visha dan memejamkan matanya.

Tiba-tiba ponsel Visha berdering,gadis itu terpaksa harus membuka matanya dan menatap ponselnya siapa yang mengganggunya.

"Rafael bajingan." Gumam Visha.

Visha mematikan ponselnya tapi Rafael kembali menelponnya, dengan terpaksa Visha mengangkat telponnya.

"Ada apa?" Ucap Visha datar.

"Sayang kenapa kamu berbicara seperti itu?" Ucap Rafael Smith kekasihnya Visha.

"Katakan apa mau mu, Rafael?" Ucap Visha.

"Maaf ya hari ini kita tidak bisa kencan hari ini, karena aku punya urusan perusahaan." Ucap Rafael.

'aku tahu Kamu berbohong pada ku, Rafael. Karena kamu hanya ingin berkencan dengan Marbella.' batin Visha.

"Hm." Gumam Visha.

"Sekali aku minta maaf ya, sayang. Ooo iya bagaimana besok kita berkencan? apakah kamu sibuk?" Ucap Rafael.

"Besok aku sibuk." Ucap Visha.

"Sibuk kenapa?" Ucap Rafael.

"Kamu tidak perlu tahu, sebaiknya kamu fokus bekerja saja." Ucap Visha.

"Tapi,sayang. Aku kan kekasihmu,jadi aku berhak tahu." Ucap Rafael.

"Kamu bukan suamiku, Rafael." Ucap Visha datar.

"Kalau begitu bagaimana nanti malam kita makan malam di restoran tempat kita biasanya?kan sudah lama kita tidak makan malam bersama." Ucap Rafael.

"Aku sibuk, Rafael. Lain kali saja, sebaiknya kamu fokus bekerja saja." Ucap Visha.

"Baiklah kalau aku tutup dulu telponnya." Ucap Rafael.

Tut

Visha memutuskan telepon sepihak dengan Rafael,gadis itu melempar ponselnya ke kasur. Lalu dia kembali memejamkan matanya untuk menikmati ketenangan.


⭐⭐⭐⭐⭐

Malam harinya...

Visha sedang memasak makan malam untuknya tapi tiba-tiba bel pintu apartemen nya berbunyi,gadis itu terpaksa mematikan kompor listrik dan membuka pintu apartemen nya.

"Hai Visha." Ucap Briana.

"Kenapa ke sini?" Ucap Visha.

"Memangnya aku tidak boleh datang ke sini?" Ucap Briana masuk ke dalam apartemen.

Visha menutup pintu apartemennya dan dia berjalan menuju ke dapur untuk memasak makan malamnya yang sempat tertunda.

"Kamu masak?" Ucap Briana yang terkejut melihat sahabatnya memasak.

"Memangnya kenapa?" Ucap Visha.

"Baru kali ini aku melihat mu memasak, Visha." Ucap Briana.

"Aku sudah bisa memasak sejak dulu,kau saja yang tidak tahu. Jadi katakan padaku kenapa kamu datang ke sini?" Ucap Visha.

"Aku bosan di mansion, papa ku dan adikku memang sudah kembali tapi aku tidak suka kesunyian. Mereka berdua itu seperti kulkas 100 pintu." Ucap Briana.

"Lalu?" Ucap Visha.

"Aku akan menginap di sini bersama mu." Ucap Briana.

"Tadi katanya tidak mau menginap tapi sekarang mau menginap." Ucap Visha.

"Itukan tadi,bukan sekarang." Ucap Briana.

"Apakah kamu sudah makan malam?" Ucap Visha menatap kearah Briana.

"Belum,aku tidak sempat makan malam di sana karena aku kurang selera makan masakan koki di mansion." Ucap Briana.

"Kalau begitu duduklah." Ucap Visha.

Briana duduk di kursi makan lalu Visha meletakkan sepiring nasi goreng dan omelette, lalu Visha duduk di samping Briana.

"Terima kasih, Visha." Ucap Briana.

"Diam dan makan." Ucap Visha.

Mereka berdua pun makan dengan tenang hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring saja.

TBC...

REINKARNASI VISHAWhere stories live. Discover now