20

12.7K 784 18
                                    

Hari sudah semakin larut terlihat seorang gadis cantik yang menatap datar melihat kelima orang yang tidak sadarkan diri di kursi dan tidak lupa juga mereka di ikat, gadis cantik itu tidak lain adalah Visha. Tidak lupa juga Xannon berdiri di samping Visha dan beberapa bodyguard yang menjaga tempat itu.

Beberapa menit kemudian kelima orang tersebut sadar dari obat bius, mereka berlima tidak lain adalah Kelvin, Arabella, Malvin, Marbella,dan Rafael.

"Akhirnya kalian bangun juga." Ucap Visha.

"Kau." Ucap Arabella.

"Kenapa anak sialan seperti mu di sini?" Ucap Kelvin.

"Visha." Ucap Malvin dan Rafael.

"Kak Visha." Ucap Marbella.

"Terkejut?aku suka reaksi kalian." Ucap Visha tersenyum menyeringai.

"Visha, kenapa kamu seperti ini?" Ucap Malvin.

"Aku seperti ini karena kalian." Ucap Visha.

"Visha." Ucap Rafael.

"Hai mantan." Ucap Visha.

"Kamu yakin, Visha." Ucap Xannon menatap Visha dan ke arah Malvin karena pria itu tahu bahwa selama ini Malvin selalu melindungi calon istrinya dari jauh.

Xannon tahu semua tentang keluarga Drew dan hanya Malvin saja yang selalu melindungi Visha bahkan memberikan uang ke rekening Visha.

"Kau." Ucap Kelvin menatap tajam kearah Xannon.

"Hai Kelvin,apa kabar? sudah lama tidak berjumpa,mantan anak mu bersama ku dan kami akan menikah." Ucap Xannon tersenyum menyeringai.

"Visha berani sekali kamu bersama pria itu." Ucap Kelvin.

"Kau tidak berhak mengatur ku,tuan Kelvin. Kita tidak memiliki hubungan lagi." Ucap Visha datar.

"Xannon." Ucap Arabella mulai menggoda Xannon.

Xannon menatap jijik melihat Arabella begitu juga dengan Visha, gadis itu langsung menembak kepala Arabella dengan sekali tembakan sehingga wanita tersebut meninggal dunia.

"Menjijikkan." Ucap Visha.

"Kau berani sekali membunuh mama, Visha." Ucap Marbella.

"Anak kurang ajar,dia yang melahirkan mu ke dunia ini." Ucap Kelvin.

"Visha." Ucap Rafael.

Malvin hanya terdiam saja karena Arabella memang pantas di bunuh, apalagi wanita itu suka merayu pria lain.

"Itu pantas untuknya, apalagi dia mencoba menggoda calon suami ku." Ucap Visha.

"Visha,aku minta maaf atas perbuatan ku di belakang mu." Ucap Rafael.

"Aku tidak bisa,maaf." Ucap Visha menembak mati kepala Rafael karena dia benar-benar masih dendam pada pria itu.

"Kau berani sekali membunuh Rafael, jalang." Ucap Marbella.

Dor

  Duvesha menembak mati Marbella tepat di kepala karena dia benar-benar sangat dendam kepada mantan kembarannya,dan sekarang hanya tertinggal Kelvin dan Malvin saja.

"Kau iblis." Ucap Kelvin.

Dor

Duvesha menembak mati Kelvin tepat di kepala pria itu dan sekarang hanya tertinggal Malvin saja yang tidak lain kakak laki-laki nya.

"Tembak saja aku, Visha." Ucap Malvin.

"Aku memang ingin membunuh mu tapi aku tidak bisa,kenapa kau tidak memberitahuku kalau selama ini kau diam-diam memberi uang ke rekening ku. Seharusnya kau mengatakan pada ku,kak." Ucap Visha menatap kearah Malvin sambil berlinang air mata.

"Terima kasih sudah menyayangi ku,aku mengetahui nya dari mas Xannon." Lanjutnya.

Sebelum mereka berangkat ke markas milik Xannon, Xannon memberitahu kebenaran kepada Visha bahwa sebenarnya selama ini Malvin selalu melindungi nya dan diam-diam memberikan uang ke rekening nya. Awalnya Visha tidak percaya namun akhirnya ia percaya karena Xannon memberikan bukti kepadanya.

"Maaf." Ucap Malvin.

"Aku mengerti perasaan kakak,tapi berikan aku waktu untuk memaafkan kakak. Aku melepaskan kakak dan lupakan kejadian malam ini,aku akan membuat mereka seolah-olah terkena kecelakaan. Ini rahasia kita." Ucap Visha.

"Aku mengerti." Ucap Malvin.

"Mas,ayo kita pulang. Ooo iya Minggu depan aku dan mas Xannon akan menikah,ku harap kakak datang sebagai wali ku." Ucap Visha.

"Tentu saja aku akan datang dan untuk mu tuan Xannon, aku percayakan Visha kepada mu dan jangan pernah membuat nya menangis ataupun menyakiti hati nya." Ucap Malvin.

"Kamu tenang saja karena aku akan menjamin kebahagiaan dirinya." Ucap Xannon menatap kearah Visha dengan penuh kasih sayang.

"Berbahagialah." Ucap Malvin.

"Bawa tuan muda Malvin ke mansion Drew." Ucap Xannon kepada beberapa bodyguard di sana.

"Baik,tuan besar." Ucap mereka.

Mereka pun membawa pulang Malvin ke mansion Drew sedangkan Xannon dan Visha meninggalkan markas tersebut.

Selama dalam perjalanan menuju ke mansion D'Alston, Visha menatap kearah pemandangan malam hari dari luar jendela mobil.

"Bagaimana perasaan mu sekarang?" Ucap Xannon.

"Lega dan sedikit kosong, mungkin aku belum terbiasa dengan hal ini. Tapi aku senang karena masih ada keluarga ku yang menyayangi ku tanpa ku sadari, terima kasih." Ucap Visha menatap kearah Xannon.

"Sudah kewajiban ku untuk membantu mu, sayang. Karena kamu adalah calon istri ku dan ibu dari anak-anakku." Ucap Xannon.

"Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan mu,kalau aku tidak bertemu dengan mu. Mungkin aku belum sampai membalas dendam kepada mereka." Ucap Visha.

"Aku juga sangat beruntung bertemu dengan mu, sayang." Ucap Xannon.

Inilah akhir dari balas dendam Visha kepada keluarganya,dia tidak membunuh Malvin karena kakak laki-laki nya yang selama ini melindunginya dari jauh dan memberikan uang ke rekening Visha. Memang sulit di percaya,namun Visha senang karena masih ada keluarganya yang menyayangi nya.

Tamat

Cerita ini dinyatakan tamat dan terimakasih sudah membaca book ini,maaf sedikit menggantung. Tapi semoga saja kalian suka.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

REINKARNASI VISHAWhere stories live. Discover now