🍁NINETEEN 🍁

310 18 0
                                    

°°°

"Aku capek, ayah

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Aku capek, ayah. Kapan mama sama ayah bisa menjadi tempat aku pulang? Kapan kalian bisa memeluk aku? Capek"

~Alena

🍂

Alena tengah menatap rumah besar bernuansa Eropa yang bertingkat dua.

Tangan nya menggenggam kedua tali tas yang ada di pundak nya. Ia menghembuskan nafas dengan panjang.

"Gapapa alen, lo harus kuat nerima hukuman dari ayah" Ucap Alena

Gadis berambut di ikat satu itu berjalan dengan keringat dingin, panik, dan tubuh yang bergetar. Apalagi bukan panik attack nya yang kambuh.

Saat membuka pintu, ia terkejut saat dion menarik rambut nya dengan kasar, dan menyeretnya ke gudang rumah itu.

Dion yang tengah marah besar itu pun menghempas kan tubuh Alena ke gudang itu.

"OTAK KAMU DIMANA HAH?! GAK PAKE OTAK? KAMU ITU MALU-MALUIN KELUARGA SAYA!! ANAK GAK TAU MALU, MAU APA KAMU HAH? SAMPE JUAL DIRI KE OM-OM? UANG?! UANG YANG SAYA BERIKAN BELUM CUKUP HAH??!!!! DASAR JALANG, MURAHAN!!!!" Maki dion yang membuat kristal bening itu keluar dari kelopak mata gadis itu.

Dion menjambak rambut Alena dan menampar pipi nya beberapa kali sehingga hidung, dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Kalo kamu malu-maluin keluarga saya lagi, saya tidak akan segan-segan buat kamu tidak hidup tenang lagi. Dan kini hukuman nya tidur di sini setelah saya cambuk kamu, 35 cambukan" Ucap dion dengan melepaskan rambut Alena di tangan nya.

Dion mulai melepaskan ikat pinggang nya dan mencambuk punggung Alena yang belum sembuh akibat cambukan kemarin.

CTASSSS

Satu cambukan melayang di punggung Alena membuat dirinya bertakbir dan meringis.

"Sampai kapan ayah bakalan Lembut sama aku? Sampai aku pergi jauh? Itu mungkin bagus" Batin Alena.

Setelah 35 cambukan, dion menendang kepala Alena yang sudah tertidur akan tapi masih sadar.

Setelah menendang kepala Alena, ia pun mengunci pintu gudang dan pergi dari gudang.

Alena menangis tersedu-sedu sehingga membiarkan darah yang keluar dari hidung nya.

"Aku mau pergi ke pelukan Tuhan aja, aku gak tenang di sini, banyak yang buat hati aku sakit Tuhan" Ucap Alena dengan terisak.

ALENA [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz