🍁TWENTY🍁

339 20 0
                                    

°°°

"Peluk aku Tuhan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Peluk aku Tuhan"

~Alena Vioni Frasiska

🍂

Dion, riri dan liona menoleh ke arah Alena. Wajah mereka begitu nampak khawatir, dan riri mata nya begitu bengkak.

"Siapa yang ke rumah sakit? Jawab ma" Ucap Alena dengan khawatir

"Ngapain lo khawatir sama cia? Lo kan gak suka sama dia" Ketus liona yang menatap nya tajam.

Jadi yang ada di ruang UGD itu adalah cia. Cia kecapean sehingga masuk rumah sakit, itu sudah biasa bagi cia. Namun penyakit itu tidak sebanding dengan penyakit Alena yang sudah memasuki stadium 3.

Alena menatap kedua orang tua dan liona yang tengah khawatir dengan sendu. Bahkan saat dirinya masuk rumah sakit, dion dan riri tidak khawatir.

Chika menatap keluarga Alena dengan sinis lalu menarik tangan Alena untuk pergi dari sana. Alena pun menurut di tarik oleh chika.

"Dia kenapa di sini?" Batin liona

🍂

Alena tengah berada di taksi online yang di pesan oleh chika. Di dalam mobil, Alena hanya terdiam dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Ia memandang keluar mobil.

Sebetulnya, dirinya iri kepada cia. Cia yang bukan anak kandung saja di rawat dan di sayang oleh Alena, sedangkan dirinya? Anak kandung tapi di perlakukan tidak adil.

Chika menggenggam tangan Alena membuat sangat empu menoleh dengan pipi yang basah dan mata yang bengkak.

Tangan nya mengusap kedua pipi Alena untuk menghapus air mata yang tidak sepatutnya untuk turun.

"Udah, lo jangan nangis. Gadis secantik lo gak pantes buat nangis" Ucap chika dengan lembut.

Alena tersenyum lalu mengangguk dan mulai mengobrol dengan chika seperti biasa.

Setelah selesai di pantai, Alena tersenyum saat ia akan menyaksikan senja yang sangat ia sukai.

Chika tau bahwa gadis itu Sering mengunjungi pantai untuk menikmati senja. Maka dari itu, ia ingin membuat Alena tenang dengan membawa nya pergi ke pantai.

Dua gadis itu tengah duduk di pasir dengan karpet pantai yang menjadi alas nya.

Alena menatap ke arah laut yang menunjukan mata hari yang akan tenggelam.

ALENA [END]Where stories live. Discover now