#5 - KIAT DAUR ULANG

1 0 0
                                    

     Maka dengan hati penuh semangat, Gascar pergi menemui seluruh satwa yang ada di Suaka Satwa. Namun, karena area kebun binatang yang dibangun dengan wujud trek yang berlika-liku, Gascar bertemu dengan bangsa siamang terlebih dahulu.

     "Hai Siamang, apakah kau tahu bahwa Presiden Ero akan segera mengunjungi kita dalam waktu dekat?" tanya Gascar kepada sang kepala siamang. "Apa yang kau maksud bahwa beliau akan datang? Amang, amang, amang. Itu membuatku jauh dari kata bahagia. Memangnya, apa yang bisa ia sodorkan bagi kita? Popularitas bagi dirinya sendiri? Bukankah hanya dari dan kepada dirinya lah, kesejahteraan itu dialirkan? Amang, amang, amang." jawab kepala siamang.

     Gascar sudah bisa menerka bahwa bangsa siamang akan berpendapat seperti itu. Ia ingat, tahun lalu, Gascar menerima laporan dari Marc. Marc adalah kepala dari seluruh siamang, hingga ia wafat karena diterkam harimau yang ganas dan lepas di Suaka Satwa pada akhir tahun lalu. Netanya sempat menangis hampir satu toren apabila diukur, sepertinya. Kala itu, Marc mengeluhkan sulitnya mendapatkan air yang berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas serangga, daun, maupun bebijian yang menjadi makanan mereka di dalam rantai ekosistem.

     "Apakah menurutmu, dengan melakukan daur ulang, kita akan bisa mengembalikan kondisi yang ada di Suaka Satwa demi kesejahteraan kalian?" tanya Gascar kembali. "Mungkin saja, tapi saya sarankan bagi Anda untuk berdialog dengan bangsa harimau dahulu. Amang amang." jawab sang kepala siamang. "Ia mungkin bisa terlihat sebagai seorang yang bisa memimpin, namun ketika ia tidak mampu mendaur ulang otaknya, akan menjadi keberhasilan yang, maaf, fiktif belaka. Amang amang. Sebagai bangsa siamang, kami masih tidak bisa menerima kelakuan bangsa harimau yang telah memakan habis pemimpin kesayangan kami, Marc, satu tahun yang lalu. Amang amang." sang kepala kemudian menambahkan.

      Maka pergilah Gascar menemui bangsa harimau. Sesampainya Gascar di sana, begitu kaget ia ketika menemukan harimau jantan dan betina sedang bertengkar. "Apa yang terjadi pada kalian?!" tanya Gascar heran sekaligus kaget. Kedua harimau yang sedang bertengkar itu seketika ikut kaget dan terdiam. Mereka tahu, kemarahan Gascar setara dengan 15 kali letusan Gunung Krakatau ketika terjadi. "Ti... tidak kok, Gascar. Kami ha... hanya sedang memperdebatkan sebidang tanah yang ada di sini." harimau betina menjawab.

     "Tanah apa yang kalian maksud?" tanya Gascar.

    Spontan, harimau jantan menunjukkan secara langsung menggunakan tangannya yang dilengkapi dengan kuku yang tajam, sebidang tanah yang diperdebatkan. "Ini. Biasanya, kami menggunakan sebidang tanah ini untuk meletakan daging yang diberikan oleh para petugas kebun binatang atau berhasil kami tangkap sendiri. Rawr, Namun, kini, tanah ini menjadi ada tabung- eh, maksudku, menjadi berlubang dengan kedalaman yang dalam semacam ini! Rawr!" jawab harimau jantan.

     Harimau betina setelah mendengar penyampaian dari harimau jantan, entah mengapa seketika setuju. "Iya. Rawr. Kami mencurigai bahwa ini adalah ancaman untuk kesejahteraan bangsa harimau, Gascar. Rawr. Apakah juga berkaitan dengan salah satu individu kami yang memakan kepala bangsa siamang satu tahun silam?" tuturnya.

     Gascar kemudian segera menjawab tuduhan dan kesimpang siuran itu dengan sebuah paragraf sederhana. "Yang jelas itu biopori. Biopori memainkan peranan penting dalam lingkungan; aku dan Netanya membangunnya bersama-sama semalam, ketika masanya kalian tertidur. Sekarang kalian  tunggulah sebentar, aku akan ke kantor untuk minum dan segera kembali. Kita akan diskusikan kembali mengenai hal ini. Maaf apabila membuka kepedihan hati dan trauma masa lalu kalian," ujarnya.

Secercah Harapan di Suaka SatwaWhere stories live. Discover now