Sembari dalam perjalanannya menuju ruangan kantor Bapak Masyur, sambil menggoes dan mengendarai sepeda ontelnya, ia melantunkan sebuah puisi:
Inilah manusia,
Karya ciptaan Sang Kuasa dari debu dan tanah,
Karya ciptaan yang begitu fana.
Lugu dan sangat sering berbohong,
Sulit memaafkan, sering memanfaatkan,
Sulit untuk tekun dan disiplin dalam iman.
Perdamaian diri sangat sulit dicapai,
Karena orang lain menjadi rintangan buntunya.
Kendati demikian,
Yang paling utama, manusia itu subjektif.
Cobalah menegur dan tidak menyalahkan,
Kooperasi dan asosiasi, begitu serasinya hidup,
Dan tertata bagai seremoni dengan orang-orang memakai jas berdasi.
Aku berharap
Tuhan selalu karuniakan aku
Kesehatan, kemakmuran
Rezeki, mawas diri
Tidak untuk mengingkar perasaan orang lain dalam interaksi
Mencoba berkelana dengan semangat yang menyala, tujuan yang jelas, tiada plin-plan
Karena ia sang pemicu lara
Memicu celah
Seakan tukang mengarang tiada tara
Disadur dari album Tulus, "Manusia". (2022)
YOU ARE READING
Secercah Harapan di Suaka Satwa
General FictionSebuah cerita fiksi yang menceritakan kehidupan di sebuah suaka margasatwa yang terletak di Rimbatopia. [Part of DWC NPC 2023]