Lingga Baganti- 7

939 111 1
                                    

Panahan adalah salah satu ekstrakulikuler yang terdapat di Lingga Baganti. Sebenarnya tidak banyak minat untuk Klub ini, selain karena olahraganya yang terbilang susah, para serbuk berlian itu lebih tertarik pada kegiatan seni atau juga sastra.

Tapi setiap individu punya karakter masing-masing. Dan inilah yang dipilih Paris untuk mengisi hari-harinya selama berada di Lingga Baganti.

Paris Arzhano, dia adalah salah satu jebolan Klub Memanah dengan kemampuan yang luar biasa. Selain karena visual dinginnya dan juga keaktifannya dalam kegiatan Organisasi Siswa, Paris juga memikat ketika ia tengah memegang busurnya.

"Paris, katanya ada perlombaan memanah antar sekolah ya?"

Seseorang mendekat padanya, Paris yang tengah mengistirahatkan diri setelah berlatih meletakkan botol minumnya di samping.

Paris mengangguk singkat. "Dari informasi yang gue dapet sih gitu, tapi gue kurang yakin Lingga Baganti bakal ikutan atau gak."

Tentu saja ia berpikir seperti itu, dengan seluruh peristiwa aneh yang menyerang sekolah akhir-akhir ini, apakah Lingga Baganti akan tetap berpartisipasi dalam perlombaan itu? Ditambah fakta bahwa Abraham Flanklin, Kepala Sekolah baru mereka adalah orang yang datar, Paris yakin bahwa pria itu tidak akan mengirimkan individu manapun untuk ikut kegiatan tersebut.

"Kenapa Lo mikir gitu?" Pemuda itu mengambil duduk di sebelah Paris.

Hanya helaan napas yang diberikannya, lalu menoleh pada sang pemuda. "Menurut Lo siapa yang akan diutus kalau kita ikut?"

Pemuda itu berpikir sejenak, melupakan pertanyaannya dan mulai melihat seluruh anggota Klub Memanah yang tidak seberapa itu.

"Hmm, gue mau jawab Lo. Tapi Ramu keren juga," ujarnya.

Paris menatap pemuda itu datar, lalu mengalihkan perhatiannya kepada seorang individu yang tengah berlatih di depan sana.

Ramu, dia juga salah satu individu yang mempunyai pengaruh. Dia cukup hebat dalam berbagai bidang, terutama Panahan. Semua orang tahu bahwa dia mempunyai obsesi yang berlebih terhadap olahraga satu itu dan akan meratakan siapapun yang menjadi lawannya.

Perlombaan memanah memang telah dinanti-nanti sedari lama oleh Ramu, tapi pemuda itu sadar bahwa ia juga harus melawan Paris, yang kemampuannya juga sangat luar biasa di bidang ini. Ditambah kenyataan bahwa Paris lebih terkenal dari pada dia, juga tentang Paris yang menjadi kesayangan para guru.

Paris telah lama mengetahui bahwa ia dan Ramu memang memiliki hubungan yang terbilang cukup buruk, pemuda itu menganggapnya musuh. Entah bagaimana bisa Ramu membencinya, tapi Paris tidak terlalu menganggap serius hal itu, ia adalah tipe individu yang tidak mementingkan lingkungan sekitar.

Paris menghela napas, lalu menggeleng. Sebenarnya Paris juga berharap untuk perlombaan itu, tapi ia kembali memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi.

Ponselnya berdering, sebuah notifikasi dari grup kepengurusan OSIS muncul. Oh itu pesan dari tim yang bertanggung jawab untuk olahraga tahunan yang melibatkan banyak sekolah, termasuk perlombaan panahan itu.

Paris membacanya, lalu terkekeh. Ia mengangkat ponselnya, memperlihatkan informasi apa yang baru saja ia dapatkan dari sana.

Pemuda itu membulatkan matanya. "Lingga Baganti gak akan mengirim perwakilan untuk semua cabang perlombaan?!"

Suara pemuda itu sedikit kencang hingga mampu terdengar oleh seluruh penghuni Klub tersebut. Seseorang di depan sana menoleh, itu Ramu.

"Lingga Baganti gak akan ngirim perwakilan?"

★★★

Paris tengah beristirahat di salah satu ruangan yang ada di dalam Klub ketika ketenangannya terganggu dengan kegaduhan yang terjadi.

Lingga BagantiWhere stories live. Discover now