SIP : Bab 7.

2.4K 243 55
                                    

Setelah kegiatan me-make over apartemen bersama Edgar, Fale rasa hubungannya dengan pria itu tak terlalu canggung dan tegang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kegiatan me-make over apartemen bersama Edgar, Fale rasa hubungannya dengan pria itu tak terlalu canggung dan tegang. Atau sebenarnya sejak awal hanya dia yang merasa demikian sebab Edgar terlihat begitu santai.

Namun, mulai sekarang Fale ingin bersikap biasa saja. Menganggap seolah tak pernah ada hal besar yang terjadi di antara mereka dan membiarkan kejadian enam bulan lalu hanya kesalahan biasa. Lagi pula meskipun samar-samar, ia sedikit mengingat kalau keadaannya dengan Edgar saat itu dalam kondisi mabuk berat. Jadi, anggap saja hal tersebut sebagai rahasia yang tersimpan rapi di Kota Paris dan tak akan pernah ada yang mengungkapkannya.

Termasuk ia dan Edgar.

Fale baru beberapa menit yang lalu selesai dengan makan malam saat mendengar suara bel apartemen berbunyi nyaring. Sambil mengikat rambut dengan scrunchie berwarna hitam, ia berjalan menuju daun pintu untuk mengetahui siapa yang datang. Tak lama kemudian, Fale tak ragu mengeluarkan decakan kasar melihat tiga orang di balik benda tersebut sedang menyengir lebar.

"Kalian nggak ada niatan pesta miras di tempat gue, kan?" sambut Fale yang jauh dari kata ramah tamah.

Wanita dengan hoodie biru itu kembali berjalan masuk dan membiarkan Zola, Mira, serta Kafi mengikutinya. Tentu setelah meletakkan sepatu mereka di rak kayu di samping pintu.

"Oh, My God!" pekik Zola seperti biasa. Selalu mengejutkan semua orang. "Fal, lu beneran renov apart? Gue kira kemarin alibi biar nggak kita ganggu lagi kencan sama cowok fiksi." Ia terkagum-kagum melihat keberadaan mini bar yang terasa seperti di club malam menggantikan meja pantri di sudut ruangan. "Seinget gue waktu ditinggal tempat ini masih dalam kondisi monoton, loh."

Fale berdecak malas menanggapi Zola, lalu duduk di sofa bersama Mira dan Kafi yang mengikutinya. Sedangkan wanita yang baru saja berkomentar memilih duduk di stool sambil melihat-lihat keadaan yang berbeda di sana.

"Tapi serius, cakep tau, Fal." Kafi ikut berkomentar santai. "Pake jasa siapa?"

"Rekomendasi nyokap."

Fale berdeham kasar. Ia tak mengerti kenapa tak ingin menyebut Edgar sebagai dalang dari perubahan apartemennya, lalu membayangkan Zola akan hiperbol mendengar kelebihan pria itu dan berakhir dengan pujian-pujian yang membuat ia sakit kepala.

"Gue nambah pingin punya apart deh, kalau gini." Mira menimbrung dengan kalimat bernada iri. "Susah juga ya jadi anak tunggal, nggak bisa sebebas itu."

Fale mengangguk santai saja sambil beranjak menuju lemari es untuk mengambil beberapa minuman. "Kalian bawa apa?" tanyanya saat melihat Kafi meletakkan sesuatu di atas meja.

"Gue bawa daging barbeque. Keluarin grill pan sama kompor portabel lu, Fal. Malam ini kita barbequean sampe eneg!" sahut Kafi mulai membuka plastik berisi daging yang ia beli bersama Mira saat dalam perjalanan.

Secret In Paris ✔️Where stories live. Discover now