SIP : Bab 11.

2K 230 40
                                    

Seperti biasa ya, guys

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa ya, guys. Bantu aku selesaiin cerita ini dengan vote dan komen seikhlasnya. Makasih 💙

___________

Acara makan malam keluarga ternyata ditetapkan di hari Minggu. Hari di mana Fale seharusnya berkencan dengan tokoh fiksi favoritnya, menghirup aroma khas kertas yang tercium saat ia membuka halaman, dan menikmati cokelat panas di atas single bed yang Edgar letakkan di dekat jendela kamar.

Sayangnya, hari libur terakhir di Minggu ini harus ia relakan untuk berbaur dengan keluarga. Mendengarkan banyak basa-basi dari beberapa mulut orang tua, hingga membuat ia harus menahan decak kasar yang kerap ia tunjukan pada ibunya tiap kali mengorek tentang kisah asmaranya.

Fale sedikit muak dan pening menghadapinya.

Namun, perasaan itu sedikit teralih saat Edgar datang menghampiri. Membuka obrolan dengan topik menggelikan sebelum mengajak tertawa karena pemikiran konyolnya yang seperti biasa. Jika dipikir-pikir, Fale merasa aneh dengan diri sendiri. Meskipun sudah merasakan hal itu beberapa hari belakangan ini, tapi kali ini ia benar-benar sadar kalau pria menyebalkan yang tak mundur saat ia beri tatapan tajam, sedikit membawa pengaruh di dalam hidupnya.

Ciuman itu, sentuhan santai Edgar yang kadang merangkulnya, bahkan rahasia besar yang terjadi di Paris tak membuat Fale sedikit pun risih saat berada di dekat pria itu. Entah karena Edgar begitu pintar membuat seorang wanita nyaman atau karena dirinya yang baru kali ini menemukan sifat unik dalam diri seseorang.

"Sebenarnya ada di rumah ini aja gue males."

"Kakek udah nggak ada, Ed. Dan kalau dilihat-lihat sifat sama fisik lu mirip kakek, loh."

"Papa juga bilang gitu, tapi gue nggak ngerasa bangga sedikit pun."

"Jadi, lu bener-bener nggak mau gabung di perusahaan?"

Edgar mengangkat bahu samar. Sambil meletakkan sebelah tangan di sandaran sofa untuk menyanggah kepala, ia terus menatap wanita di depannya. Edgar sama sekali tak berniat sembunyi-sembunyi mengamati wajah Fale yang rasanya tak akan bosan meski ia bubuhi ratusan kecupan singkat di sana.

Fale bukan tipe wanita yang akan merengek sambil bersandar di bahu seorang pria. Wanita itu lebih cenderung mendengkus sambil memukul tangannya yang hendak melakukan hal jail atau mungkin lebih suka menyediakan paha untuk menampung kepala yang butuh bantalan.

"Terus, lu nggak ada rencana apa-apa?"

"Ada."

"Apa?"

"Tidur di apartemen lu."

Refleks memukul lengan Edgar, kepala Fale bergerak ke sekitar. Memastikan kalau ucapan Edgar tak terdengar oleh siapa pun. Dan sepertinya begitu karena anggota keluarga yang baru selesai makan malam dua jam lalu sedang sibuk mengobrol di ruang keluarga. Sedangkan posisinya dengan Edgar ada di ruang bersantai, berhadapan dengan jendela besar yang mengarah pada taman belakang.

Secret In Paris ✔️Where stories live. Discover now