Bab 15: Santai dulu ceritanya.

416 43 12
                                    

15 April 1949
Jakarta, Indonesia
10.20am

Di jalanan kota Jakarta, tepatnya di halaman istana merdeka Jakarta, ribuan warga  berdemo untuk memprotes keputusan pemerintah pusat yang memotong tunjangan PNS serta meningkatkan pajak tahunan sebesar 0,05% yang dianggap memberatkan kalangan menengah kebawah. Terutama para PNS.

""Turunkan pajak! Turunkan pajak! Turunkan pajak!""

""Kami PNS meminta kembalinya tunjangan kami! Kami PNS meminta kembalinya tunjangan kami!""

Para polisi yang membawa alat pertahanan diri berupa kevlar dan perisai plastik yang kuat berjaga di beberapa tempat untuk menutup jalan sekaligus mencegah aksi anarkis yang menyebabkan kerusuhan. Para warga Indonesia yang berdemo didominasi oleh para PNS yang dikabarkan kehilangan tunjangan umum mereka akibat alokasi dana oleh pemerintah pusat.

Demo telah berlangsung dari pukul 7 pagi hingga sekarang yang masih dalam kondisi stabil dan damai. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil untuk menjajakkan dagangan mereka di jalanan yang telah dikosongkan oleh polisi untuk demo. Dengan cepat sebagian acara demo berubah menjadi festival jajanan karena jumlah pedagang makanan dan lainnya yang banyak.

Para warga lain yang tidak ikut berdemo memasuki kawasan demo untuk sekedar membeli makanan atau jajanan saja di hari-hari biasa mereka. Dijalanan terlihat jelas banyak orang yang menenteng jajanan setelah mereka keluar dari wilayah demo.

"Dibeli dibeli! Es jeruk seger adem ayem!"

"Es jeruknya manis gak pak?"

"Oh es jeruk manis dek, mau manis dari gula atau dari sirup?"

"Apa bedanya pak?"

"Oh ya jelas beda, soalnya yang dari sirup agak kental dan lebih kuat rasanya soalnya saya pake sirup jeruk buatan sendiri." 

"Oh, cobak saya beli yang pake sirup pak."

"Tapi harganya lebih mahal 2 rupiah adek."

"Gak papa, ada kualitas ada harga."

"Sip! Ditunggu es jeruk manis level 2!"

"Woi roti! Roti duren enak anj**g! Beli lah kampr**!"

"Bang!"

"Apaan?!"

"Rotinya berapa?!"

"2 rupiah!"

"Kagak jadi beli!"

"Yaudah! Pergi sono!"

"Pengen untung apa kagak?!"

"Ya pengenlah!"

"Beli 1 harga 1 rupiah!"

"Nggak ngotak kau kalo beli! 2 rupiah udah paling murah!"

"Halah di toko sebelah harga 1!"

"Yaudah beli aja ditoko sebelah!"

"Mau untung kagak?!"

"Mau lah!"

"Makannya jual murah!"

"Matamu! Yang ada aku rugi!"

"Yang penting ada pembeli bangsat!"

"Bodo amat! Kau gak usah beli sekalian! Masih banyak noh yang mau ngantri beli!"

"Kau mau ada yang beli kagak?!"

"Ya maulah!"

"Makannya 1 rupiah 1 roti!"

"Oi bangke! Kau gak lihat ini papan suci?! Harga 1 roti duren 2 rupiah!"

Rise of Indonesian Devils In Parallel World: Shadow Era Season 2 [Slow Update]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant