Married with Enemy [On Going]

[18] Married with Enemy

MWE

MUMPUNG AKU LAGI BAIK JADI SPECIAL ULANG TAHUN AKU YANG KE DELAPAN BELAS, JADINYA AKU UPDATE CHAPTER 18 YA GESS😸
BISA PAS GITU YAA APA JANGAN-JANGAN..... JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA.
THANKieS💐

🌿🌿🌿

[18] Kumpulnya dua keluarga

[ H A P P Y R E A D I N G ]

...o0o...

Didepan pintu yang besar itu terdapat sepasang manusia yang ragu untuk membuka pintu di depannya. Tangan mereka saling bertaut untuk menenangkan satu sama lain.

Kepala Freya menoleh untuk menatap Rendi yang berada di samping. Sedangkan Rendi juga ikutan menoleh dan mengangguk meyakinkan, walaupun dirinya juga sama khawatir dengan Freya.

"Takut, Ren."

"Udah, paling yang di apa-apain juga gue."

Dengan sangat hati-hati Rendi membuka pintu, seolah pintu itu sudah rapuh yang didorong sedikit akan tumbang.

"Assalamualaikum."

Mereka semakin masuk ke ruang keluarga yang terlihat sepi. Kemana perginya orang-orang yang akan mensidang mereka?

Tak lama datang Bik Sari datang dari arah dapur dengan tergesa-gesa. "Den, Non, silahkan duduk dulu, Ibu sama Bapak lagi di kamar, sebentar lagi turun," ucap Bik Sari.

Rendi mengangguk. "Iya, Bik. Saya tunggu disini aja. Bibik bisa lanjut lagi." Bik Sari dengan patuh mengangguk dan berjalan ke arah dapur.

Ceklek!

"Assalamualaikum, Buk Ranti."

Itu! Itu suara Bude Nia membuat Freya merasakan jantungnya berkali-kali lipat berdetak.

"Eh! Ada Kak Freya, Buk!" seru Airin saat melihat Freya yang duduk disamping Rendi.

Bude Nia menatap bingung Freya, tepatnya tautan tangan Freya dan Rendi. Sadar akan tatapan Bude Nia, Freya segera melepaskan genggaman tangan itu dan bergerak mendekat ke Bude Nia.

"Bude..." Freya dengan erat memeluk Bude Nia membuat Bude Nia membalas pelukannya.

"Kenapa bisa disini, Nduk?" Freya hanya menggeleng sebagai jawabannya.