[25] Married with Enemy

1.8K 65 24
                                    

MWE

Gimana-gimana sama chapter sebelumnya?
Ada yang kasihan sama Rendi gak nih? Atau memaklumi sikap Freya yang kayak gitu?

Apapun itu semoga mereka mau baikan ya?

Siapa yang mau mereka baikan? Atau tetap diam-diaman?

🌿🌿🌿

[25] Ngidam

[ H A P P Y R E A D I N G ]

[ H A P P Y R E A D I N G ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...o0o...

Pagi hari menyambut Freya yang sudah terbangun dengan mata yang bengkak serta tubuh yang lemas. Dengan malas Freya berjalan ke arah kamar mandi untuk ritualnya, yaitu mandi.

Setelah selesai dengan ritualnya, Freya berjalan keluar kamar dengan pelan karena ia pikir Rendi tidur di sofa. Tapi, saat sudah di ruang tengah dirinya tak melihat sesosok pun di sana, bahkan selimut yang biasanya Rendi pakai sekarang terlihat rapi di sandaran sofa.

Berjalan ke dapur mata Freya tak sengaja menatap sepiring nasi goreng yang belum tersentuh itu. Nasi goreng yang cantik dan di buat dengan sepenuh hati itu sayangnya belum tersentuh sedikit pun membuat Freya tersenyum miris.

Freya mengendus nasi goreng tersebut dan mencium bau tak sedang dari sana membuatnya membuang nasi goreng tak layak makan itu ke tong sampah dapur dan memutuskan menggoreng sosis saja untuk sarapan pagi ini.

Saat matanya menjelajahi ruang dapur, mata Freya tak sengaja menatap kotak susu ibu hamil yang beberapa hari ini belum ia sentuh.

Freya memutuskan memanaskan air dan menyeduhkan nya di dalam gelas yang berisikan bubuk susu ibu hamil itu kemudian Freya pun meminun itu dengan pelan.

Rasanya tubuh Freya tak bersemangat saat berangkat ke sekolah. Dimana biasanya Freya akan menyapa tetangga unitnya, sekarang pandangan nya hanya berfokus ke depan.

"Lo kenapa kok gak semangat gitu gue liat-liat? Ada masalah?" tanya Anara saat melihat jalan lemas Freya memasuki kelas.

Freya menggeleng. "Enggak kok, gue gapapa."

Mata Freya yang melihat kelapangan tak sengaja melihat sekelompok laki-laki yang melintas di tengah lapangan. Netra mata Freya mengikuti mereka sampai tubuh mereka lenyap di balik dinding toilet.

Anara yang menyadari itu pun menepuk bahu Freya. "Kenapa lo? Liatin mereka sampai segitunya? Cari Rendi?" tanya Anara.

Sontak Freya menggelengkan kepalanya cepat. "Enggak! Orangnya aja gak ada sama mereka, ngapain juga cari dia."

Married with Enemy [On Going]Where stories live. Discover now