¹⁰-Telak Kalah

28 9 2
                                    

"Aku kalah, semesta ku telah pergi menjemput kebahagiaan nya.."

-tertulis Yodya


……

Angin malam menusuk kulit. Langit cerah dengan adanya bintang dan bulan yang menerangi. Aji sengaja di berhentikan di tepi warung kopi pinggir jalan.

Warung tenda biru ; warung semacam hik yang terletak jauh dari kos an. Warung yang selalu jadi favorit Yodya kala pikiran nya suntuk.

Dengan segelas kopi telur beserta gorengan , Yodya biasa nya akan mengobrol dengan sembarang orang-yang sekira nya bisa nyambung- demi menghilangkan rasa suntuk nya.

Namun, entah mengapa kali ini Yodya sedang tak bersemangat. Beberapa kali Bang Iko-pemilik warung- mengajak nya bicara tetapi ia hanya tanggapi singkat. Benar-benar berbeda.

Memijit kepala nya yang pening, Yodya menghela nafas nya kasar. Materi untuk praktek uji coba Kimia harus ia telaah lagi sebelum terjun langsung. Tetapi pikiran nya sedang tidak bisa di ajak kompromi. Ia selalu saja kepikiran dengan Kama. Membuat konsentrasi nya buyar.

Di tengah lamunan, pundak nya di tepuk. Membuat Yodya refleks berjengit kaget.

"Ngapain ngelamun?"

Yodya mengerjap, menatap sosok lelaki dengan postur tubuh tegap berisi di depan nya. Ia rasa tak asing.

Merasa diri nya di lupakan, pemuda itu mendengkus kasar "Gue Yusya kalau lo lupa, Abang pertama nya Kana." 

Manik Hitam legam Yodya melebar, mulut nya refleks menggumam 'maaf' sebab sempat tak mengenali.

Yusya terkekeh geli, padahal wajar saja jika Yodya melupakan diri nya. Toh, mereka memang baru bertemu beberapa kali. Itu pun hanya sekedar basa-basi. Ia terlalu sibuk dengan usaha nya yang tengah melejit hingga tak ada waktu untuk mengunjungi rumah.

Yah, setidak nya setelah mendengar ucapan Sanu tempo lalu yang mengatakan Kama berhubungan dengan pemuda Baskara.

"Kapan pulang, bang?" Yodya menggeser duduk nya, memberi ruang agar si sulung Maduswara dapat duduk.

"Yah, sekitar dua hari yang lalu" Yosya menjawab, setelah nya ia mencomot tahu isi yang baru saja di angkat. Menggigit nya bersama dengan rawit kesukaan. "Kata, Sanu lo ada tugas praktek kelompok maka nya gak pulang?" Tanya nya lagi

"Hm, praktek laboratorium Kimia"

Yusya terkekeh pelan, menatap si pemilik warung, "Bang Iko, pesen satu es teh panas sama usus bakar nya dua"

"Oke siap. Tunggu ya bentar ya,Yus"

"Bang Iko korek mana bang?"

Yusya menoleh. Memperhatikan raut wajah Yodya.

"Nih"

"Yo, thanks"

"Dih, masih nyebat lo?" Celetuk Yusya

Manik nya mengikuti ke arah setengah figur Yodya yang tengah menyalakan ujung tembakau. Yusya menghela nafas kala Yodya benar-benar menyesap rokok hingga uap abu kelabu itu keluar dari belahan bibirnya.

Bukan Kuasa KuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz