¹¹- Pengalihan Cinta

28 7 5
                                    

"Memberi Harapan, namun Rasa untuk yang lain-tindakan egois yang lumrah di lakukan"

-tertanda Kina

......

Ada perbedaan signifikan yang terjadi. Layak nya satu gelas yang retak-namun tetap di gunakan ; mungkin keadaan saat ini. Kini tak akan ada lagi Yodya yang tersenyum cerah untuk semesta nya.

Tak akan ada lagi, sebab Semesta nya sudah dapatkan pengganti lebih baik.

Malam itu, Yodya kembali-kembali dengan kepingan hati yang hilang, untuk ucapkan selamat pada Kama.

Tak ada pertengkaran di sana, Yodya terlalu lelah untuk memulai pertengkaran seperti biasa.

Ia hanya menghela nafas, mengangguk dan mendengarkan kalimat penjelas yang di lontarkan Kama.

"Sialan" lirih nya mengumpat pada keadaan

Bisa apa diri nya jika disandingkan dengan Baskara? Bisa apa diri nya jika di hadapkan dengan perasaan kedua nya yang saling terhubung? Yodya tak bisa berbuat banyak. Terlebih menjadi jahat untuk menyelamatkan perasaan nya.

"Yodya!"

Pemuda itu menoleh,

Kembali temukan Kina yang melambai pada nya.

Yodya meletakkan helm nya, melangkah maju menjauh dari tempat parkir, sebelum suara Kina kembali beradu, "Gue mau balikin jaket Lo"

Maka Yodya hentikan langkah nya.

Menunggu gadis itu sampai di tempat nya berdiri. Di lihat-lihat lagi, Yodya baru sadar jika Kina termasuk manusia berada. Walau baju yang di kenakan gadis itu banyak kekurangan bahan, tapi nilai jual baju nya cukup tinggi.

Ia mendengkus, melihat cara berpakaian Kina membuat nya sedikit risih.

Kali ini Gadis itu mengenakan rok pendek selutut dengan warna hitam, di padukan dengan kaos putih berlengan pendek. Rambut nya, di cempol satu-membuat gadis itu terkesan nakal.

Yodya tak suka.

Tak suka dengan gadis model Kina.

Yang terlalu mengumbar lekuk tubuh nya.

"Lo simpen aja Jaket nya. Gue udah bilang jangan jadi barang obral."

Kina mengulum bibir nya, jaket yang hendak ia berikan hanya melayang di udara saat Yodya memilih melanjutkan langkah.

Dengan cepat ia tersadar, melilitkan jaket Yodya pada pinggang-guna menutupi paha nya-lagi. Dengan langkah cepat, ia berusaha menyusul pemuda Ragnala tersebut.

"Yodya! Yod, tunggu gue!"

Yodya memutar bola mata nya kesal, berdecak malas melihat Kina yang menyusul.

"Apa lagi?"

"Kagak ada. Gue cuma mau ngomong Makasih"

"Buat?"

"Makasih udah peduli gue"

"Kapan gue peduli?" Satu alis Yodya terangkat, iris nya menatap tajam iris Kina.

"Waktu itu,..dan tadi.."

Sedang Yodya menekuk kening nya heran, namun setelah nya ia paham yang di maksud gadis di depan nya.

"Ya, lagian kalau Lo gak mau di katain jalang, jangan pakai pakaian yang bikin Lo keliatan jalang"

Kina mengangguk, Yodya adalah orang pertama yang mengingatkan nya-sekalipun orang tua nya tak pernah-baru Yodya. Terlihat sekali pemuda itu tergolong pemuda yang tak memanfaatkan. Pemuda baik-baik.

Bukan Kuasa KuWhere stories live. Discover now