1. kesempatan kedua

15.3K 982 8
                                    

Huff huff huff

Seorang wanita terengah-engah dalam tidurnya.

"RAFAEL"

Wanita itu meneriakkan nama seorang lelaki sembari membangunkan badannya.

"Dimana aku? Argh....."

Kepalanya terasa pusing, ingatan masalalu seolah-olah membentur kepalanya. Ingatan soal suaminya mengorbankan diri untuknya, ingatan wilayahnya diserang, hingga ingatan bahwa ia telah bunuh diri terakhir kali saat berada di penjara bawah tanah.

"Apa racun itu tidak berfungsi? Kenapa aku masih baik - baik saja, dan dimana aku sekarang"

Ugh..

Dia berdiri dan berjalan diruangan yang tidak asing baginya.

Ha... Haha.. Hahaha...

Wanita itu tertawa setelah tidak sengaja melihat pantulan wajahnya dicermin.

"Tidak mungkin, tidak.. Apa yang sedang terjadi... Ini tidak nyata..."

Dia tertawa seolah olah sudah gila dan membelai rambutnya, wajahnya hingga badannya.

"Hahaha... Kenapa rambutku tiba tiba memanjang?, kenapa wajahku terlihat lebih muda?"

Dia tidak tahu apa yang terjadi sekarang, rambutnya yang sudah pendek karena dipotong oleh prajurit musuh tiba tiba kembali lagi seperti semula.

Tok.. Tok.. Tok..

"Nyonya Isabell apakah anda sudah bangun"

Seorang wanita berpakaian pelayan memasuki kamar Isabell.

"Yuna?"

"Ya nyonya?"

Dug.. Dug.. Dug..

Jantung Isabell berdetak kencang, yuna adalah pelayan pribadi Isabella yang telah mati karena melindunginya dari serangan musuh.

Yuna, tidak... Semua orang di kastil ini selalu bersikap baik padanya meskipun Isabell berperilaku sangat buruk pada mereka.

Isabell merutuki kebodohannya dimasa lalu. Kenapa ia begitu jahat kepada orang-orang yang telah bersikap baik padanya.

Ahh... apa doaku terkabul? Apa aku benar-benar kembali ke masa lalu?.

Tes.. Tes...

"Uh.. Hikss.. Hikss"

Isabell tiba-tiba menangis.

"Nyonya... Apa yang terjadi? Mengapa anda menangis? "

Yuna segera menggapai pundak Isabell yang meringkuk karena sedang menangis.

"Terimakasih dewa.. Hikss.. Terimakasih"

Yuna mengerutkan keningnya, kenapa nyonya nya menangis sambil menyebut nama dewa?.

"Nyonya.. Apakah anda baik baik saja? Apakah saya melakukan kesalahan? "

Yuna merasa gelisah, bagaimana tidak? Isabell tidak pernah menangis didepannya. Kejadian seperti ini membuat yuna khawatir.

Yuna merasa bersyukur karena telah dipilih untuk menjadi pelayan pribadi istri Tuannya. Meskipun Isabell selalu bersikap buruk padanya tetapi yuna tidak pernah benci ataupun marah pada Isabell.

Yuna menganggap wajar perilaku Isabell. Dia paham betul perasaan Isabell, bagaimana Isabell tidak kesal jika dia awalnya putri seorang Duke yang hidup dalam kemewahan sekarang menjadi istri dari seorang Baron.

"Tidak.. Tidakk yuna kau tidak melakukan kesalahan."

Isabell menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis dipelukan Yuna.

"Aku baik baik saja Yuna, jadi biarkan aku menangis dipelukanmu sebentar saja"

Isabell terus menangis dipelukan yuna. Yuna yang tak tahu kenapa Isabell menangis hanya bisa membelai pundak nyonya nya dengan lembut.

Tak selang berapa lama Isabell bangkit dan duduk dipinggir kasurnya.

"Sekarang tahun berapa yuna? "

"Uh.. Sekarang tahun 818 nona"

Isabell menganggukkan kepalanya, tahun 818, itu artinya Isabell benar-benar telah kembali kemasa lalu, lebih tepatnya 4 tahun yang lalu sebelum kehancuran dan penyesalan hidupnya tiba.

"Baiklah aku akan menulis ulang semuanya mulai dari sini"

"Ya nona? Anda ingin menulis apa? "

"Ah tidak yuna. Daripada itu, dimana Rafael sekarang? "

Yuna mau tak mau tersentak mendengar pertanyaan nyonya nya. Mengapa tiba tiba ia menanyakan tentang tuan Rafael?.

"Tuan Rafael sedang berada diruang kerja seperti biasanya nyonya"

"Baiklah aku akan segera kesana"

Isabell segera menuju ruang kerja Rafael meninggalkan Yuna yang kebingungan dikamarnya.

"Uhh.. Kenapa nyonya Isabell bertindak aneh hari ini? Aku harap tidak akan terjadi hal buruk kedepannya"

Tap tap tap tap

Langkah kaki terburu - buru Isabell terdengar disepanjang koridor.

Brak

Suara pintu kantor berbunyi keras karena dibuka kasar oleh Isabell.

"Isabell? Kenapa kamu berada disini? "

Uh...
Tes..

Air mata Isabell menetes tanpa ia sadari. Bagaimana ia tak menangis setelah melihat Suaminya kembali hidup dan berbicara dengannya. Isabell mengingat kejadian dimasa lalu saat suaminya bermandikan darah dan mati didepan matanya.

"Uh.. Hikss... Rafael.. "

Rafael berdiri dari kursinya dan segera menghampiri Isabell.

"Hei.. Kenapa kamu menangis? Apakah ada yang bertindak tidak sopan padamu? Apakah aku melakukan kesalahan? Atau kamu menginginkan sesuatu? "

Em..

Isabell menggelengkan kepalanya.

Rafael panik melihat Isabell menangis. Isabell yang diingat Rafael adalah seseorang yang bahkan tidak akan pernah meneteskan air mata didepannya.

Ya... Rafael tahu bahwa ia dibenci oleh istrinya sendiri. Bagaimana ia tak dibenci oleh istrinya? Fakta bahwa isabell adalah putri dari seorang Duke dijodohkan padanya seorang Baron rendahan. Bahkan jika Rafael Adalah Isabell dia akan melakukan hal yang sama.

Maka dari itu Rafael selalu memberikan yang terbaik untuk Isabell. meskipun kondisi keuangan kastil yang kritis, Rafael lebih mementingkan kepentingan Isabell dari pada kepentingan lainnya.

"Hu.... Aku hiks.. Bermimpi buruk.. Sangat buruk"

Seburuk apa mimpi Isabell sampai-sampai ia menangis dan menghampiriku?

"Ya.. Tenanglah.. Ada aku disini, jadi duduk dan tenangkan dirimu. Aku akan mengambilkanmu teh"

Saat Rafael hendak pergi untuk mengambil teh, Isabell meraih ujung baju tangan Rafael.

"Hikss.. Jangan tinggalkan aku.. "

Badum...

Jantung Rafael berdetak kencang. Kenapa tiba tiba Isabell bersikap begitu manis padanya?.

"Tidak Bella.. Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku hanya akan mengambil teh untuk menenangkan pikiranmu"

"Hei apa gunanya pelayan di kastil ini! "

Uh.. Baru saja aku memuji perilakunya yang manis padaku, tapi sekarang aku malah terkena amukannya lagi, batin Rafael.

"Uh.. Hikss jadi... jangan tinggalkan aku dan suruh saja pelayan"

Isabell mengatakan itu sembari tetap memegangi baju Rafael.

***

Tinggalin komen sebanyak-banyaknya! Maksa :)

My Lovely HusbandWhere stories live. Discover now