16. Ini awalnya

4.4K 456 22
                                    

Isabella turun menuju Aula pesta, ia mencari disekeliling namun tak kunjung menemukan Rafael.

"Ha.. Kemana perginya anak anjing itu* " Isabella menghela nafasnya.

*anak anjing dalam artian little puppy

Setelah beberapa waktu mencari, Isabella melihat seseorang yang sedang duduk menyedihkan di paviliun taman kerajaan melalui jendela.

"Oh.. Sangat menyedihkan, lihatlah aku bahkan bisa melihat ekor serta telinga anjingnya yang sedang turun kebawah"

Isabella tersenyum tipis menggelengkan kepalanya sebelum keluar dari Aula dan menuju taman kerajaan.

Ha...

Rafael menghela nafasnya kasar, memandangi kolam yang penuh dengan teratai cantik didepannya.

"Bahkan teratai - teratai ini tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan Istriku" Sangat susah mempunyai Istri yang cantik, ia hanya ingin mengurung Isabella dikastil sehingga tidak ada hama hama yang mendekatinya.

Tetapi itu tidak mungkin!

Rafael tidak ingin mengekang kehidupan Isabella, ia sepenuhnya percaya pada istrinya. Seperti saat ini ia percaya bahwa tidak akan terjadi apa apa pada pangeran dan istrinya. Namun hatinya tetap gelisah.

Saat Rafael terus menundukkan kepalanya menatap teratai, bayangan Isabella muncul di permukaan kolam. Pun Rafael mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang sangat ia cintai.

Grab

Rafael berlari segera memeluk Isabella dan membenamkan kepalanya dipundak istrinya.

"Begitu merindukanku? "

Rafael tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya dipundak Isabella.

"Ayo duduk dulu" Isabella melihat taman ini cukup bagus, ia menyarankan untuk duduk di paviliun bersama Rafael.

"Ada yang ingin kamu tanyakan? " Ucap Isabella melihat raut menyedihkan suaminya.

Bagi Rafael itu seperti pertanyaan jebakan, ia tidak berani berkata ya dan hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu bisu? Dimana suaramu, dari tadi hanya menggunakan kepalamu untuk menjawabku! "  Isabella pun segera menggelitik badan Rafael dan membuatnya mengeluarkan suara.

"Ah.. Hentikan Bella... Hentikan"

Rafael meringis dan memegangi kedua tangan Isabella, mata mereka saling memandang.. Semakin dekat,

Cup

Isabella mencium bibir Rafael sekilas.

"Kamu bisa tenang, tidak terjadi apapun padaku dan pangeran. Aku sudah memutuskan segala hal yang berhubungan masalalu dengannya"

Hati Rafael terasa hangat ketika mendengarnya, entah mengapa seperti panah yang sebelumnya menusuk jantungnya hilang begitu saja.

"Itu bagus, terimakasih" Ucap Rafael.

Isabella tertawa kecil : " Pfft, apa yang bagus? "

Rafael tersenyum kikuk : " Yah.. Itu.. "

Setelah menyelesaikan beberapa masalah, mereka berdua duduk dan menikmati pemandangan taman.

Namun Isabella teringat akan sesuatu : " Mari kita berdansa "

Ketika di Aula tadi, Isabella hanya berdansa dengan pangeran. Dalam pikiran Isabella itu tidak adil untuk suaminya, lagipula ia juga ingin berdansa dengan Rafael.

Rafael sedikit kikuk setelah mendengar ajakan Bella : " Disini? "

Isabella tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Tapi.. Tidak ada pengiringnya (musik) " Ucap Rafael.

"Apakah itu menjadi masalah? " Isabella tersenyum lalu berdiri dan memberikan tangannya kepada Rafael.

"Tentu tidak" Jawab Rafael dan segera menyambar tangan Isabella.

Mereka berdua berdansa di tengah paviliun taman, tidak ada pengiring, tidak ada orang lain, hanya mereka berdua.

Gerakan mereka sangat serasi, tidak ada suara pengiring sehingga suara ketukan kaki mereka terdengar.

Di bawah cahaya bulan, mereka berdua berdansa mengungkapkan segala perasaan cinta.

Sedangkan tak jauh dari sana seseorang tersenyum ikhlas : " Semoga kamu selalu bahagia bersamanya.. Bella "

.............................

"Baiklah ini waktunya kita untuk pulang" Ucap Isabella kepada keluarga nya di gerbang Kediaman Kennard

Ny. Lily menghela nafasnya : " Tinggalah disini beberapa hari lagi "

Cedric dan Cesar menganggukkan kepalanya : " Benar! Kami masih ingin bermain dengan kakak Rafael! "

Isabella mencubit hidung mereka berdua : " Lihatlah sekarang apakah kalian bahkan memperdulikan aku? Hump! Rafael adalah suamiku kalian berdua tidak boleh bermain dengannya "

"Oh ayolah! " Ucap Cedric dan Cesar.

Isabella lalu tersenyum pada ayahnya : " Aku tidak bisa terlalu lama lagi, desa saat ini membutuhkan kita berdua "

"Baiklah baiklah, biarkan Isabella dan suaminya pergi" Ucap Tn. Lucas menenangkan keluarganya

"Jangan lupa untuk sering berkunjung, dan jika ada masalah mendesak hubungilah kami. Ingat, kita adalah keluarga" Tn. Lucas mengingatkan anaknya yang berkepala batu ini.

Hati Isabella menghangat setelah mendengar kata kata dari ayahnya : "Baik, lalu kami akan berangkat. "

****

HeHe Selamat Lebaran
Minal aidzin Walfaidzin

Mohon maaf jika author ga upload 1 setengah bulan :b

Sansss bakal up normal lagi abis ini kok! Kalau ada yang lupa alur baca ulang lagi!

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang