2. Mari perbaiki

13.5K 889 6
                                    

Puk... Puk.. Puk...

Rafael membelai lembut rambut Isabell yang berada dipelukannya.

Dug.. Dug... Dug...

Ah... Jantungku seperti ingin copot, mengapa Bella tiba tiba menangis dan sekarang berada dipelukanku?.

Wajah Rafael memerah, jangankan mau dipeluk, Isabell bahkan akan marah jika disentuh oleh Rafael tanpa seijinnya.

Dug.. Dug.. Dug..

Sial.. Jantung ku berdebar semakin kencang, jika seperti ini terus Isabell bisa mendengarnya.

Rafael terlihat khawatir disana, ia ingin melepaskan pelukannya namun ia juga ingin diposisi ini selama mungkin.

Pftt.. Dia benar-benar Rafael suamiku. Jantungnya seperti ingin keluar dari tempatnya.

Isabell tertawa dalam hatinya, ia lega ini semua bukan mimpi, dan Rafael yang sedang memeluknya adalah Rafael yang ia kenal dulu.

Uhm.. Jika aku tiba tiba bertingkah baik padanya mungkin dia akan curiga. Jadi aku akan menjalankan semua rencanaku dengan perlahan.

Ya.. Keputusanku sudah bulat.

Isabell tersenyum dalam pelukan Rafael.

Srt..

Isabell keluar dari pelukan Suaminya.

Hm.. Sudah selesai ya, padahal aku ingin lebih lama.

Wajah Rafael terlihat sedih karena Isabell melepaskan pelukannya.

Isabell melihat wajah Rafael yang sedikit murung.

Pft.. Dia seperti anak anjing yang sedih karena ditinggal majikannya.

Isabell sekilas seperti melihat kuping dan ekor anjing ditubuh Rafael.

"kamu bermimpi buruk apa sampai menangis seperti ini hm? "

Slurrrp.. Hiks..

Isabell menyedot ingus dari hidungnya.

Rafael yang melihatnya tidak merasa jijik, malahan ia gemas akan semua tindakan Isabell saat ini.

"Tidak.. Aku tidak mengingatnya, tapi itu terasa sangat menakutkan hiks.. "

Isabell berbohong pada Rafael, ia tidak bisa menceritakan semua yang telah terjadi padanya.

"Cup.. Cup... Sudah jangan menangis lagi, selama ada aku disini tidak akan ada yang bisa menyakitimu Bella"

Bodoh..

Ya Isabell kesal pada Rafael, perkataan Rafael memang benar, ia bahkan rela mati demi dia.

Entah Isabell kesal pada Rafael atau dirinya sendiri.

"Huh... Lupakan apa yang terjadi hari ini, aku akan kembali ke kamar"

Isabell berpura-pura bersikap sinis pada Rafael untuk mengurangi kecurigaannya.

Tap.. Tap.. Tap..

Isabell meninggalkan Rafael sendirian.

"Ha.. Cepat sekali dia berubah seperti semula"

Rafael menghela nafasnya, namun ia tersenyum disana. Dia tidak akan pernah melupakan hari ini, hari pertama ia bisa memeluk Istrinya.

Klek...

Isabell membuka pintu kamarnya, disana masih ada Yuna yang sedang membersihkan kamarnya.

"Nyonya sudah selesai bicara dengan Tuan Rafael?"

My Lovely HusbandWhere stories live. Discover now