17. Baiklah mari kita..

5K 416 23
                                    

Setelah kembali dari kediaman Kennard, Rafael dan Isabella disibukkan oleh dokumen yang menumpuk.

Isabella menghela nafasnya : " Oh, hanya beberapa hari, tapi sudah sebanyak ini? "

Yuna tersenyum : " Dokumen ini sudah saya dan sir Calo sortir, dimeja ini hanyalah dokumen yang membutuhkan tanda tangan Tuan Rafael." Yuna menunjukkan setumpuk dokumen lagi.

Rafael memandang Isabella : " Bella, biar aku saja yang menyelesaikannya. Kamu pergi untuk beristirahat dengan baik"

"Oh Tuhan, betapa beruntung nya aku mempunyai suami yang pengertian" Bella menggosokkan kepalanya ke dada Rafael.

Rafael : " ..... " (Memerah)

Yuna   : " ...... " (Hubungan mereka berdua benar benar membaik!)

Sir Carlo : "....." (Bisakah kalian berdua bermesraan di ruangan lain?)

"Tapi aku tidak mau beristirahat" Ucap Isabella. Rafael mengerutkan kening menjawab : " Menurutlah kali ini, kamu terlihat lelah "

Isabella mengerucutkan bibirnya : " Aku tidak mau beristirahat, karena jika beristirahat aku tidak akan bisa melihat wajah tampan suamiku sepanjang hari "

"Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan? " Gumam Isabella.

Sir Carlo : " ..... "

Setelah selesai menggoda Rafael, Isabella menurut untuk pergi beristirahat. Lagipula perjalanan dari kediaman Kennard dan desa ini cukup jauh.

Rafael dengan tenang melakukan pekerjaannya, semua dokumen rata rata tentang dana untuk pembangunan serta pertanian yang akan dilakukan.

Rafael menghela nafasnya, kali ini semua proyek berjalan sesuai rencana karena dukungan dari Duke Kennard. Rafael masih merasa tak enak hati, tetapi ia dengan cepat menghilangkan pikiran tersebut dan berusaha yang terbaik untuk membangun desa ini.

Aku tidak akan melupakan kebaikannya.

Itu adalah kalimat yang tercetak di hati Rafael, entah itu untuk Isabella seorang atau seluruh keluarga Kennard.

.........

4 Bulan telah berlalu.

Isabella menyesap teh dengan tenang. Ia mendengar segala keluhan Alan.

Mendekati musim panen, beberapa bulan terakhir pertanian tidak berjalan semulus perkiraan Bella. Banyak segala macam masalah salah satunya adalah hama. Namun semuanya berakhir baik baik saja berkat Alan, yah.. Dia telah memprediksi segala macam kondisi yang merugikan dan memberikan solusi untuk Tuan dan Nyonya nya.

Alan menghela nafasnya : " Yah.. Nyonya, mungkin masalah terakhirnya adalah tentang tenaga kerja."

Isabella memandangi daun teh dicangkirnya, memiliki bawahan yang baik benar benar mempermudah segalanya.

"Baiklah, kamu tenanglah. Aku akan memikirkan caranya" Jawab Bella.

Alan pergi dengan tenang setelah mendengar Ucapan Isabella.

Setelah beberapa saat kepergian Alan, terdengar decitan pintu dan menampakkan seseorang yang sangat tampan, siapa lagi?

"Rafael, dari mana saja? " Isabella melihat raut suaminya yang gembira.

"Aku punya berita baik" Rafael tersenyum pada Isabella.

Melihat suaminya yang seperti anak anjing mendapatkan tulang, Isabella hanya bisa menggelengkan kepalanya : " Baiklah, sekarang duduk dan ceritakan "

"En.. Count Morales memberikan surat untukku. Ia mengatakan untuk menyewa jasa militer"

Isabella memutar otaknya, teringat tentang kejadian ini dimasa lalu.

"Siapa yang akan kamu dan pasukanmu lawan? " Tanya Bella memastikan.

"Itu, suku barbarian" Jawab Rafael dengan senyuman ringan.

Ah tentu, itu benar.

Dimasalalu Rafael dan pasukannya berhasil untuk mengalahkan suku barbarian yang ingin merusak dan menguasai wilayah Count Morales. Namun hal ini menyebabkan dampak buruk kedepannya untuk Rafael.

"Oke, jadi berapa bayaranmu untuk hal ini? " Tanya Bella

"100 koin emas! Begitu banyak bukan? "

Alis Isabella berkedut, suami serta pasukannya melawan suku barbarian dan mendapatkan dampak yang buruk ke desa setelahnya hanya mendapatkan 100 koin emas?? Itu seratus bukan 1000! Bahkan kepala count Maroles tidak seberharga itu!

Melihat suasana istrinya yang tiba - tiba memburuk Rafael mau tak mau sedikit bergetar : " 100 koin emas, mungkin tidak banyak bagimu. Namun ini adalah kesepakatan bagus Bella"

Isabella mengerti jalan pikiran Rafael : " Aku mengerti, aku tidak merendahkanmu. Maafkan aku jika membuatmu berfikir seperti itu, tapi bukan itu yang aku khawatirkan. Itu bukan sebuah kesepakatan tetapi jebakan"

"Kapan kamu akan menuju ke kediaman Maroles untuk melanjutkan kontraknya? Aku akan ikut bersamamu" Lanjut Bella

"Tidak, jangan ikut.. Itu berbahay-" Melihat tatapan AKU IKUT ATAU TIDAK SAMA SEKALI dari mata istrinya, Rafael hanya bisa menurut : " Baiklah, kita akan berangkat besok "

***


Wawancara dari penulis :

Isabella : " Sebenarnya orang itu berani mempekerjakan suamiku dengan upah serendah ini? Tunggu saja nanti!
ヽ('д´;)/ "

Sir Carlo : " Aku tidak cemburu melihat kemesraan mereka berdua! Sama sekali tidak! Jomblo bebas ☆(ノ◕ヮ◕)ノ* "

Yuna : " Hikss, Nyonyaku benar-benar mencintai Tuan Rafael, syukurlah ╥﹏╥ "

Alan : " Hama sialan ini! Sho sho menjauhlah dari tanamanku (๑•̀д•́๑)"


Jangan lupa komen dan vote!!!
Komen dong :)

My Lovely HusbandWhere stories live. Discover now