3. Langkah Pertama

11.6K 783 12
                                    

"Nyonya, s-sebaiknya anda duduk dan beristirahat lah"

Koki kastil dan beberapa pelayan panik pagi ini, bagaimana tidak? Nyonya mereka tiba-tiba turun tangan dan ikut memasak di dapur.

"Sst, Haish diam dan lihatlah Albert. Aku akan menunjukkan bagaimana mengubah bahan - bahan ini menjadi makanan berkelas"

Isabell mengambil beberapa buah kentang.

"Ah- Nyonya" Sebut saja pelayan A

"Daripada kalian ribut seperti itu, lebih baik bantu aku mengupas kentang kentang ini"

Isabell menyerahkan beberapa kentang ke pelayan A,B, dan C.

"Baik nyonya"

Para pelayan mengupas kentang seperti yang diperintahkan Isabell.

"Maaf jika lancang, apa yang sebenarnya Nyonya ingin buat? "

Albert, koki kastil ini bertanya kepada Isabell.

"Albert, apa yang biasanya kamu buat dengan kentang ini? "

Albert terdiam, Isabell malah berbalik bertanya kepadanya.

"Uh- itu.. Biasanya kentang hanya direbus dan ditumbuk, setelah itu diberi sedikit garam diatasnya"

Entah mengapa Albert gugup saat menjawab pertanyaan Isabell.

"Ehem, kau benar. Dan makanan itupun biasanya tidak disajikan di restoran atau sebagai makanan para bangsawan"

Albert mengangguk setuju.

"Lalu.. Apakah Nyonya ingin membuat makanan itu? "

"Tidak, aku akan membuat sebuah roti"

Albert dan para pelayan terkejut setelah mendengarnya, apakah Nyonya nya sedang berdelusi? Roti kan berbahan dasar gandum, dan gandum tidak tumbuh di tanah desa ini.

"I-itu nyonya-"

"Aku tahu, roti biasanya berbahan dasar gandum benar?. Tapi sebenarnya kentang juga tak kalah enak jika dibuat sebagai roti, percayalah padaku"

Isabell meyakinkan mereka.

"Ah.. mungkin fokus kita akan membuat roti, tapi aku ingin membuat hal yang lainnya juga untuk sarapan pagi ini"

Isabell tersenyum saat ia melihat sekotak  wortel dan singkong.

Setelah dua jam berlalu, akhirnya Isabell berhasil menyelesaikan karya seninya.

"Bagaimana? "

Isabell tersenyum saat melihat koki dan para pelayan mencoba roti yang telah berhasil ia buat.

"Ini.. "

"Hebat, rasanya bahkan jauh lebih enak daripada roti yang terbuat dari gandum! "

"Ya, kau benar. Roti ini terasa lebih halus dan nyaman saat dimakan"

Para pelayan menyuarakan pendapat mereka.

"Hmm.. Benar kan"

Isabell tersenyum miring.

Tidak hanya roti di sana, tetapi banyak makanan sudah tersedia dan siap untuk disajikan untuk sarapan.

"Baiklah, terimakasih karena telah meminjamkan dapurmu Albert"

"Ah.. Tidak perlu berterimakasih Nyonya! Sungguh, Nyonya bisa kemari kapanpun itu"

Bagaimana Isabell berterimakasih padanya? Isabell bahkan bisa saja memecatnya dari dapur ini.

"Aku akan pergi untuk mandi, kalian sajikan makanan yang telah kita masak tadi ke ruang makan"

Para pelayan membungkukkan tubuhnya saat mendengar perintah Isabell.

. . .

Yuna, pelayan pribadi Isabell membantunya untuk mandi dan berpakaian, setelah itu Isabell pergi menuju ruang makan untuk sarapan bersama suaminya, Rafael.

Namun sesaat setelah sampai diruang makan, Isabell melihat raut wajah Rafael yang sedikit gusar?.

"Ah.. Isabell aku dengar kamu turun ke dapur pagi ini. Kumohon jangan paksakan dirimu sendiri"

Rafael terkejut setelah mendengar kabar dari Sir Carlo, Sekretaris kepercayaannya.

Bagaimana tidak? Putri seorang Duke yang kini menjadi istrinya turun ke dapur kastil yang kumuh ini, pikirnya.

Ah.. Sudah kuduga reaksinya akan seperti ini. Lihatlah wajahnya yang sedang khawatir itu, pantaskah dia mendapat julukan iblis peperangan?.

Rafael kennard, mulanya ia adalah seorang rakyat jelata. Namun karena usahanya yang gigih, ia terpilih untuk menjadi salah satu jenderal kerajaan.

Pencapaiannya tak berhenti disitu, ketika ia memimpin peperangan ia tidak pernah kalah, ia tak kenal ampun, haus akan darah, iblis.. Itu sebutan untuk Rafael di Kerajaan ini, kerajaan Victo.

Karena segala pencapaiannya itu, Rafael di beri gelar Baron dan menjadi seorang bangsawan, ia akhirnya memliki wilayahnya sendiri.

"Cukup Rafael, aku turun kedapur karena keinginanku sendiri"

Rafael hanya bisa menghela nafasnya,ia tidak mau mencari masalah dengan istrinya. Mereka lalu duduk dan bersiap untuk makan.

"Hah- sebenarnya apa yang terjadi"

Rafael terbelalak kaget setelah melihat makanan yang disajikan para pelayan.  Makanan tersebut nampak mewah.

"Bagaimana?.. Percaya tidak, jika semua ini aku buat dengan hanya menggunakan bahan dasar umbi - umbian yang tertanam subur di desa ini"

Isabell sedikit tersenyum bangga.

Terdapat berbagai macam makanan, dari sup hingga kue.

"Apa ini mungkin? "

Wajah tak percaya Rafael begitu menggemaskan dimata Isabell.

"Hm? Jika tidak mungkin, jadi apa yang ada didepan mu ini? "

Isabell sedikit kesal mendengarnya.

"Ah.. Benar" Rafael menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Cobalah rasanya"

Isabell menuangkan sebuah sup di mangkuk milik Rafael.

"Hum.. Benar benar lezat!"

Rafael tidak berbohong, sup itu benar benar terasa lezat.

"Hehe, benarkan? Bukan hanya itu, coba lah ini, ini, dan ini"

Rafael ikut senang melihat ekspresi Isabell, mereka berdua lalu melanjutkan kegiatan sarapan mereka dengan gembira.

...

"Rafael, aku ingin besok diadakan rapat untuk beberapa anggota penting didesa ini"

"Ya?"

Setelah selesai makan, Isabell tiba-tiba meminta Rafael untuk mengadakan rapat untuknya.

"Aku ingin sedikit berbicara tentang masa depan desa ini nantinya, percayalah padaku"

Isabell serius, desa Arakan saat ini sangat miskin, sungguh. Ia ingin meningkatkan ekonomi desa ini.

"Ah.. Baiklah. Aku akan segera mengumumkannya kepada beberapa petinggi desa"

"Terimakasih"

Isabell tersenyum kepada Rafael.

***

Banyakin komen biar Mood ku naik 😁

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang