18. Sungguh.. menangkapku?

4.7K 391 26
                                    

Hari keberangkatan menuju kediaman Morales telah tiba, Rafael memberi arahan kepada pasukannya di halaman kastil.

Pasukannya tidak lebih dari 20 orang, mereka berbaris rapi sesuai arahan Rafael.

Isabella datang disaat Rafael sedang mendiskusikan sesuatu dengan pasukannya, "lihatlah, dia begitu gagah ketika didepan pasukannya" Isabella tertawa kecil ketika membayangkan Rafael dalam bentuk anak anjing dalam pikirannya.

Namun, hati Isabella terasa pahit ketika melihat para prajurit ini.. Zirah serta perlengkapan berperang mereka terlihat usang dan tidak layak untuk dipakai.
Membuat Isabella lebih bertekad untuk membangun ekonomi desa tempat tinggalnya ini.

Melihat kedatangan Istrinya, Rafael berhenti berbicara dengan para prajurit dan menghampiri Isabella.

"Bagaimana apa sudah siap?" Tanya Isabella

"En, mari kita berangkat sekarang" Jawab Rafael sembari menyambut tangan Isabella.

"Tunggu Rafael, aku ingin menyampaikan beberapa patah kata kepada para prajurit. Apakah boleh? "

Rafael sedikit terkejut mendengar permintaan Isabella, bukankah ia paling benci dengan prajurit rendahan seperti mereka?

"Ah.. tentu saja" Ucap Rafael mempersilahkan istrinya.

Tap.. Tap.. Tap..

Langkah Isabella mantap, semilir angin menerpa rambutnya menambah keanggunan serta wibawa bangsawan Isabella, Para prajurit sedikit tertekan karenanya.

Isabella berdiri didepan barisan prajurit, "Ini pertama kalinya saya berbicara dengan kalian semua. Tidak banyak yang akan saya sampaikan, untuk sekarang kalian tidak perlu mengkhawatirkan tentang masalah yang ada didalam desa namun, yang harus kalian khawatirkan dan fokus sekarang adalah tentang masalah yang akan kita hadapi setelah ini. Saya Isabella Kennard bersumpah untuk mensejahterakan Desa ini!" Suara lantang dan tegas Isabella membangkitkan seluruh jiwa para prajurit yang sebelumnya meredup.

Mereka punya kesempatan untuk bangkit.

"Hidup Nyonya Isabella" Sorak para prajurit.

Sir Carlo yang sedari tadi berada disamping Rafael tidak menyangka akan hal ini, pun ia menoleh pada Tuannya yang juga sedang terpana, "ehm.. Nyonya Isabella mendapatkan kepercayaan mereka"

Rafael tersadar ketika mendengar ucapan Sir Carlo, "yah.. Istriku baik.. " Entah apa yang Rafael ucapkan, Sir Carlo juga tidak mengerti.

....

Perjalanan tidak begitu jauh, hanya memakan waktu dua jam berkuda menuju kediaman Morales.

Para prajurit dihentikan di halaman kastil Morales, selanjutnya Rafael dan Isabella akan berdiskusi dengan Count Morales didalam.

Menyambut tangan Istrinya untuk turun dari kuda, mereka berdua disambut langsung oleh Count Morales.

"Terimakasih" Ucap Isabella pada Rafael yang telah membantunya turun dari kuda.

Count Morales mendengus melihat adegan menjijikkan ini, namun ia dengan cepat merubah ekspresinya.

Mata Isabella menangkap cepat perubahan ekspresi Morales.

Dia mirip sekali dengan celengan babi, pantas saja dia masih melajang. Ucap Isabella dalam hati.

Oh ayolah, dia tidak mendiskriminasi seseorang tetapi lihatlah count Morales ini, pendek, gemuk seperti celengan babi serta masalah utamanya adalah sifat buruknya yang semakin memperkuat kebencian Isabella.

Namun Isabella juga dengan cepat menormalkan ekspresinya dan tersenyum pada Morales, senyumannya sangat menawan. Sinar matahari menambah kecantikan Isabella, count Morales terpana dan segera mengambil tangan Isabella untuk diciumnya.

My Lovely HusbandWhere stories live. Discover now