12. Undangan

7.3K 665 21
                                    

Di Istana kerajaan

"Isabella mengunjungi kediaman Kennard?"

"Benar yang mulia"

"Heh.. Bagus, beri dia undangan untuk menghadiri pesta ulang tahunku lusa"

Orang yang disebut 'yang mulia' tersenyum tipis dan melambaikan tangan kepada pelayannya sebelum akhirnya pelayan tersebut membungkuk dan pergi untuk melaksanakan tugasnya.

Di kamar kembar kediaman Kennard

"Ada yang bisa menjelaskan kepadaku?"

Isabella menyilangkan tangan di depan dadanya dan melemparkan tatapan belatinya kepada si kembar.

Tentu Isabella harus memberi adiknya pelajaran karena telah membuat rencana untuk mempermalukan Rafael pada saat makan malam.

"I..itu.. "

Kedua anak tersebut menunduk setelah melihat tatapan tajam Isabella.

"Mengaku atau hukuman"

"Itu ide Cedric, aku hanya kaki tangannya!"

Cesar langsung melemparkan lumpur kepada Cedric setelah mendengar kata 'hukuman' dari Isabella.

Raut wajah Cedric seperti dilempari batu, sial adiknya sama sekali tidak setia kawan!

"Um.."

Cedric menarik nafas dalam dalam sebelum ia menjelaskan.

"Sebenarnya kami hanya ingin memberi dia pelajaran. Dia tidak pantas untuk kakak"

Cedric menjelaskan sembari memainkan ujung pakaiannya. Kakaknya adalah putri dari seorang Duke yang disegani dan wanita tercantik di kerajaan, sedangkan suaminya hanyalah seorang Baron dan mantan jendral.

Memikirkan bahwa kakak tercintanya mendapat suami seperti itu membuat si kembar marah, mereka tidak setuju namun hanya bisa diam karena itu adalah perintah dari Kerajaan.

"Yah.."

Isabella menghela nafasnya.

"Entah Rafael pantas atau tidak untuk menjadi suamiku dia tetap kakak ipar kalian. Jika kalian tidak menghormatinya sama saja kalian juga tidak menghormatiku."

Isabella memberikan pengertian kepada kedua adiknya, namun kedua anak tersebut tetap tidak merasa puas.

"Apakah kakak mencintainya? "

Isabella sedikit geli karena pertanyaan Cesar : "Tentu aku mencintainya, dia suamiku" Pun Isabella menyentil dahi Cesar.

Isabella akhirnya berbalik dan hendak meninggalkan kamar : " Ini yang terakhir, jangan mengulangi kesalahan seperti ini lagi atau aku akan benar-benar marah!"

"Hum" Menerima peringatan dari kakaknya, si kembar langsung mengangguk dengan cepat.

.....

"Darimana? "

Rafael bertanya kepada Isabella, ketika ia selesai mandi ia tidak menemukan istrinya di kamar.

"Berbicara dengan kedua adikku"

"Apakah kamu memarahi mereka? " Melihat raut wajah Isabella yang gelap tentu Rafael tahu apa yang telah terjadi.

"Jangan terlalu keras kepada mereka, mereka tidak salah."

Rafael tentu tahu tentang masalah yang terjadi saat makan malam, namun ia sama sekali tidak mengambil hati dari masalah tersebut. Baginya kedua adik Isabella tidak melakukan kesalahan, itu hal yang wajar.

My Lovely HusbandWhere stories live. Discover now